Ngeri! 25 Alat Penyiksaan Paling Sadis, Semoga Tidak Pernah Ada Lagi

Penyiksaan terjadi di berbagai peradaban dan menjadi mimpi buruk bagi banyak  orang. Menyedihkan melihat betapa “kreatifnya” penguasa membuat orang lain menderita. Berikut ini 25 alat penyiksaan paling sadis yang pernah diciptakan.

Peringatan! Artikel ini penjelasan yang mungkin membuat sebagian orang tidak tahan membayangkannya.

Bak Mandi

sadis 1
Hukuman ini dikenal sebagai “duduk di bak mandi.” Orang yang disiksa akan ditempatkan di dalam bak mandi dari kayu, hanya kepalanya saja yang menyembul ke luar.

Setelah itu, algojo akan mengecat wajahnya dengan susu dan madu. Tak berapa lama, akan datang lalat-lalat mengerubungi kepalanya. Sang korban juga diberi makan secara rutin dan dibiarkan berenang di dalam kotorannya sendiri.

Setelah beberapa hari, cacing dan belatung akan melahap tubuhnya yang sudah membusuk walau orangnya masih hidup.

Banteng Kuningan

sadis 2
Dikenal juga dengan nama Banteng Sisilia. Alat ini didesain di Yunani kuno. Lempengan kuningan dicetak dengan pintu di salah satu sisinya agar bisa dibuka dan dikunci.

Korban akan dimasukkan ke dalam banteng dan api dinyalakan di bawahnya sampai logamnya menjadi berwarna kuning.korban akan dipanggang  perlahan sampai meninggal dan teriak kesakitan dalam prosesnya.

Banteng ini didesain untuk mengeraskan suara teriakannya dan membuat suaranya seperti amukan banteng.

Penyulaan

sadis 3
Seperti namanya, cara ini menjadi metode hukuman favorit Vlad Sang Penyula. Di Rumania abad ke-15, korban dipaksa untuk duduk di tiang yang tajam dan tebal.

Saat tiang ini ditegakkan, korban dibiarkan meluncur turun karena berat badannya. Korban akan meninggal dalam 3 hari lewat metode hukuman ini.

Ada sumber yang mengatakan bahwa Vlad pernah menghukum 20 ribu orang dengan cara ini sambil menyantap makanannya.

Garpu Bid’ah

sadis 4
Alat penyiksaan ini terdiri dari logam dengan  2 garpu yang bersebrangan diikatkan ke sabuk atau tali. Ujung satu sisinya ditekankan ke dagu sementara sisi lainnya ke tulang dada.

Sabuk digunakan untuk mengikatkan leher korban dengan alatnya. Korban digantung di atap atau digantung agar dia tidak bisa tidur. Kalau kepalanya terantuk sedikit saja, garpu ini akan menusuk tenggorokan dan dadanya.

Penyiksa leher

sadis 5
Menghinakan sekaligus menyakitkan. Leher korban akan dijepit dengan alat yang terbuat dari logak atau kayu ini. Alat ini membuat korban sulit mencari posisi yang nyaman.

Sedikit bergerak saja, leher korban akan tertusuk duri tajam. Inilah kejamnya penyiksaan yang satu ini. Korban tidak bisa berbaring, makan, atau menggerakkan kepalanya selama berhari-hari!

Penyaliban

sadis 6
Hukuman ini berjalan lambat sekaligus menyakitkan. Orang yang tertuduh diikat atau dipaku di salib kayu besar dan digantung sampai meninggal. Biasanya penyaliban ini berlangsung berhari-hari.

Ayunan Yudas

sadis 7
Mirip penyulaan, siksaan kejam ini memaksa korban duduk di kursi berbentuk piramid. Korban ditarik dengan tali untuk memperbesar lubang anusnya dalam waktu lama.

Untuk semakin mempermalukan korban, dia biasanya ditelanjangi dan alat hukumannya jarang dicuci. Kalau alat ayunan Yudas ini tidak membunuhnya, korban akan meninggal karena infeksi.

Tongkat Pemercik Timah

sadis 8
Alat ini biasanya diisi dengan timah cair, aspal, air mendidih, atau minyak panas. Alat ini digunakan untuk menyiksa korban dengan meneteskan isian ke perut atau organ tubuh lainnya seperti mata.

Penyiksaan biasanya dimulai dengan memercikkan perak  cair panas ke mata korban yang membuatnya kesakitan bahkan sampai kemeninggalan.

Iron Maiden

sadis 9
Alat penyiksa ini terdiri dari lemari besi berpintu dengan duri di bagian dalamnya. Lemari ini cukup untuk dimasuki manusia.

Begitu ada di dalam, korban tidak akan bisa bergerak karena banyaknya duri besi yang menusuk dari berbagai sisi. Algojo akan meneriakan pertanyaan ke korban sambil menyodok-nyodoknya dengan gerigi.

Siksaan Peti Mati

sadis 10
Siksaan yang satu ini paling sering dilakukan di Zaman Kegelapan Eropa. Korban akan dimasukkan ke dalam kurungan besi sebesar tubuh manusia.

  • Baca juga Saat Zaman Kegelapan Terjadi di Eropa, Peradaban Islam Justru Sedang Dalam Masa Keemasan

Algojo juga memaksa korban yang gemuk ke kurungan yang lebih kecil untuk membuatnya tidak nyaman. Peti ini digantung di pohon atau tiang gantungan. Biasanya, korban akan dibiarkan di dalam kurungan sampai burung gagak mematuk-matuk mayatnya.

Sekrup Ibu Jari

sadis 11
Alat ini didesain bukan hanya untuk meremukkan jari tangan dan kaki, ada juga alat yang lebih besar untuk menghancurkan siku dan lutut. Selain itu ada juga peremuk kepala.

Tujuan awal siksaan ini adalah untuk membuat korban mengaku dan membocorkan rahasia.

Siksaan Tali

sadis 12
Tali paling mudah digunakan sebagai alat penyiksa karena mudah dibuat dan bisa digunakan untuk beragam tingkat siksaan. Misalnya saja, tali bisa digunakan untuk mengikat korban di pohon di tengah hutan sehingga ia tidak bisa melarikan diri saat binatang buas menyerang.

Tali juga bisa digunakan untuk menggantung korban. Tali bisa digunakan untuk mengikat perut korban dan disambungkan dengan kuda yang berlari, alhasil korban diseret-seret sampai meninggal.

Pisau Pemenggal Leher

sadis 13
Salah satu alat eksekusi yang paling terkenal. Alat pemenggal kepala ini dibuat dari pisau besar yang diikatkan ke tali. Kepala korban dimasukkan ke lubang lalu pisau ini dijatuhkan. Seketika saja kepala korban terpisah dari kepalanya.

Karena prosesnya sangat cepat, korban tidak merasa sakit. Alat ini paling manusiawi dibanding semua alat penyiksa dalam artikel ini.

Penarik Tubuh

sadis 14
Alat ini didesain untuk menghancurkan setiap persendian tubuh korban. Alat ini merupakan bentuk penyiksaan abad pertengahan yang paling menyakitkan.

Mesin penyiksa ini dibuat dari bingkai kayu dengan dua tali terikat di bagian bawah dan dua tali lainnya terikat ke tuasnya. Begitu korban terikat, algojo akan mulai menarik tuas sampai seluruh sendi korban rusak.

Untuk memastikan sendinya benar-benar rusak, algojo akan terus menarik tuas sampai tangan dan kaki korban terlepas dari tubuhnya.

Pemotong Lidah

Sadis 15
Mirip gunting yang sangat besar, alat ini bisa menggunting lidah korban dengan mudah. Mulut korban akan dipaksa untuk dibuka dengan menggunakan pembuka mulut, lalu alat ini akan menarik lidah dengan pegangannya.

Begitu lidahnya tertarik, sekrupnya akan dikencangkan dan lidah korban terpotong.

Siksaan Tikus

Sadis 16
Berada di ruangan tertutup dengan sekumpulan tikus saja sudah cukup menyiksa. Namun ini belum cukup untuk Eropa abad pertengahan. Salah satu teknik menyiksa yang paling sadis adalah yang satu ini.

Kandang dengan sisi bawah yang terbuka diikatkan ke perut korban. Kandang itu diisi tikus-tikus besar. Besi pemanas ditempatkan di sisi lain kandang. Secara alamiah, tikus akan lari menghindari panas. Untuk bisa kabur, tikus-tikus ini akan menggali perut korban yang membuat korban meninggal.

Kursi Siksaan

sadis 17
Dikenal juga dengan nama Kursi Judas. Kursi yang mengerikan ini ditaruh di  gua-gua pada abad pertengahan Eropa. Kursi yang digunakan sampai abad 19 ini dilapisi dengan 500-1500 duri di setiap permukaannya. Kursi dilengkapi juga dengan sabuk untuk mengikat korban.

Kursi dari besi ini memiliki ruang kosong juga di bawahnya untuk menaruh pemanas. Kursi ini sering digunakan untuk menakut-nakuti orang untuk mengaku saat dia melihat temannya disiksa pada alat ini.

Sepatu Semen

sadis 18
Sepatu semen pertama kali digunakan oleh mafia Amerika untuk mengeksekusi musuh, pengkhianat, dan mata-mata. Kaki korban akan ditaruh di dalam boks. Boks ini lalu diisi semen basah. Begitu semennya mengering, korban akan dilemparkan hidup-hidup ke sungai, danau, atau laut.

Perobek Payudara

sadis 19
Alat ini dirancang khusus  untuk wanita. Siksaan ini menyebabkan korban kehabisan darah. Cakar pada alat ini dipanaskan lalu ditempelkan ke payudara korban. Duri dari alat ini akan menembus kulit. Setelah itu alat ini akan ditarik sehingga kulit korban akan copot bersamanya.

Gunting Buaya

sadis 20
Gunting buaya ini biasa digunakan untuk memutilasi orang-orang yang mencoba membunuh raja. Gunting besi ini dipanaskan sampai berwarna merah lalu digunakan untuk memotong-motong tubuh korban.

Pernikahan Republikan

Siksaan yang satu ini dilakukan oleh Jean-Baptiste Carrier pada Revolusi Perancis (2 cara lainnya adalah dipenggal dan dibakar di tiang). Pria dan wanita telanjang diikat bersama lalu dilemparkan ke sungai yang membeku sampai tenggelam. Kalau tidak ada air, korban akan ditusuk dengan pedang dan bayonet. Cara ini digunakan untuk mengeksekusi pendeta dan biarawati pada waktu itu.

Roda Penghancur

sadis 22
Alat ini dikenal juga dengan nama Roda Catherine, digunakan untuk membunuh korban pelan-pelan. Pertama-tama, tangan dan kaki korban diikat ke roda kayu besar.

Roda itu diputar-putar sembari algojo memukul tangan dan kaki korban dengan palu besar. Setelah  tulang-tulangnya hancur, korban dibiarkan diikat di roda sampai meninggal atau ditempatkan di tiang tinggi supaya burung-burung bisa memakan kulitnya hidup-hidup.

Siksaan ini juga sangat lambat, bisa berlangsung berhari-hari sebelum korban meninggal karena dehidrasi. Terkadang a coups de grace (pukulan ampunan) dilancarkan dengan cara menyuruh algojo untuk memalu perut dan dada korban supaya langsung meninggal dan penderitaannya berakhir.

Keledai Spanyol

sadis 23
Ini merupakan salah satu alat penyiksa paling mengerikan selama Inkuisisi Spanyol. Korban yang telanjang dipaksa mengangkang di alat mirip keledai.

Alat ini berupa papan kayu vertikal dengan pasak berbentuk V yang tajam di atasnya. Algojo akan menambahkan berbagai pemberat di kaki korban sampai pasak itu membelah tubuh korban.

Siksaan Gergaji

sadis 24
Korban digantung terbalik sehingga darah korban mengalir ke kepalanya dan korban tetap terjaga selama siksaan yang panjang ini. Lalu algojo menggergaji tubuh korban sampai terbelah dua. Sebagian besar korban hanya digergaji sampai perutnya untuk memperpanjang penderitaannya.

Diikat dan Ditarik

sadis 25
Pada abad pertengahan, hukuman bagi pengkhianatan besar di Inggris adalah diikat dan ditarik kuda  di depan publik. Walau sudah tidak dipakai lagi pada tahun 1814, hukuman ini sudah membunuh ribuan orang. Korban dipasung dalam bingkai, ditarik ke tempat eksekusi. Setelah itu korban digantung lehernya sampai hampir mati dilanjutkan dengan mengeluarkan dan membakar isi perut dan kelamin korban di depannya. Akhirnya korban dibelah empat dengan cara diikat dan ditarik oleh empat kuda.

 Manusia bisa menjadi sangat kejam, kita patut bersyukur bisa tinggal di zaman yang lebih beradab. Semoga siksaan semacam itu tidak terulang lagi. Untuk mengenang dan belajar dari sejarah, beberapa negara seperti Spanyol dan Peru membuat museum inkuisisi alias museum penyiksaan.