Perang Okinawa, Perang dengan Korban Terbesar Pada PD II

Perang Okinawa adalah perang yang memakan korban terbesar pada perang pasifik (perang dunia II) dengan jumlah korban sebanyak 100.000 tentara tewas, ditangkap atau bunuh diri.

Perang ini terjadi di kepulauan Okinawa, Jepang dan berlangsung selama 82 hari dari awal April sampai pertengahan Juni 1945.

Pulau Okinawa merupakan pulau terbesar milik Jepang yang terletak 340 mil dari daratan utama Jepang. Pulau direncanakan sebagai basis operasi udara untuk invasi ke daratan utama Jepang.

Perang ini merupakan pertempuran atara Sekutu dan Jepang. Tentara sekutu diwakili oleh 4 divisi Angkatan Darat yaitu Divisi 96, Divisi 77, Divisi 27 dan Divisi 7 dari Amerika Serikat, serta 2 Divisi Marinir yaitu Divisi 1 dan Divisi 6.

Divisi Marinir ini disiapkan sebagai pasukan cadangan amfibi dan tidak pernah didaratkan.

Pertempuran ini dalam bahas Inggris dikenal sebagai “Typhoon of Steel” (Topan Baja) dan dalam bahasa Jepang disebut tetsu no ame (hujan besi) atau kou no kaze (angin baja).

Julukan tersebut menggambarkan kondisi medan tempur yang luar biasa ganas dan dahsyatnya intensitas serangan kamikaze (serangan bunuh diri tentara Jepang) dari pihak Jepang.

Dalam peperangan ini pihak sekutu mengerahkan kendaraan lapis baja besar-besaran melawan serangan kamikaze dari Jepang.

upload.wikimedia.org
upload.wikimedia.org

Peperangan ini memakan korban terbesar dalam sejarah Perang Dunia II. Lebih dari 100.000 tentara Jepang tewas di tangkap, luka atau bunuh diri sementara 65.000 tentara sekutu tewas atau luka.

Peperangan ini selesai ketika Jepang menyerah karena serangan bom Atom yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki.
Tentunya sejarah kelam ini menjadi pelajaran tersendiri bagi kita yang masih hidup agar lebih menghargai sebuah nyawa.