Setiap manusia di dunia ini diciptakan oleh Allah memiliki emosi. Namun sebagian dari kita sering salah kaprah dengan istilah emosi. Banyak yang memahami bahwa emosi itu adalah respon seseorang ketika ia marah. Oleh karena itu, biasanya orang yang suka marah-marah sering disebut dengan orang yang emosian.
Tapi, benarkah anggapan tentang emosi seperti di atas? Wah, ternyata kita salah kaprah lho kalau beranggapan seperti itu! Ternyata yang namanya emosi itu sifatnya netral, sebatas informasi yang disampaikan ke otak kita untuk diolah kembali. Nah, kalau orang yang marah, sesungguhnya itu merupakan ekpresi dari emosinya dan bentuk ekspresi emosiĀ bisa macam-macam, bisa bahagia, merasa bersalah dan lain sebagainya.
Satu fakta penting yang perlu kita ketahui tentang emosi, tepatnya tentang ekspresi emosi. Bahwasanya ekspresi emosi itu mulai terbentuk dari kita bayi. Jadi, kalau kita mau membentuk anak kita supaya bisa menempatkan ekspresi emosinya dengan baik saat dewasa nanti, maka kita perlu membantunya berlatih dari kecil.
Untuk tujuan di atas, tentunya kita perlu kenalan dulu dengan tahapan perkembangan emosi anak mulai dari usia 0 sampai dengan 36 bulan. Bagaimana sih perkembangan emosi anak seusia itu? Kalau penasaran, langsung kita lihat saja yuk!
Usia 0 Sampai dengan 3 Bulan
Di usia ini, bayi sudah bisa menerima rangsangan. Misalnya saja ketika kita berbicara di dekat telinganya, maka ia pun akan memberi reaksi seperti terkejut atau menggerakkan anggota tubuhnya. Di usia ini mereka pun sudah menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap sesuatu baik itu orang maupun benda di sekitar.
Di usia ini pun kita bisa melihat bahwa bayi mulaiĀ tersenyum ketika bertemu dengan orang lain. Walaupun di awal-awal hingga seminggu setelah kelahiran, bayi belum mampu melihat dengan sempurna apa-apa di sekitarnya.
Usia 3 Sampai dengan 6 Bulan
Di usia 3 sampai dengan 6 bulan, bayi sudah mulai bisa merasakan perasaan kecewa jika sesuatu yang diharapkan tidak terjadi. Di usia ini mereka sudah bisa mengekspresikan kekecewaannya dengan marah, menangis atau menjadi waspada dengan perlakuan atau pun benda tertentu.
Di usia ini juga mereka sering tersenyum, mengoceh dan tertawa. Hal ini menandakan bahwa mereka sudah bisa memberikan respon timbal balik dari apa yang dilakukan oleh pengasuhnya. Jika pengasuhnya tersenyum, maka ia pun akan tersenyum.