Pondok pesantren Darussalam Gontor atau lebih akrab disebut Pondok Modern Gontor merupakan salah satu pondok pesantren yang terletak di Ponorogo Jawa Timur. Pondok pesantren ini sudah masyhur dengan sistem untuk kedisiplinan dan juga dalam bidang bahasanya, baik itu Bahasa Arab atau Bahasa Inggris. Pesantren ini tidak terkait dengan organisasi kemasyarakatan manapun sejak didirikannya pada tahun 1926.
Sejarah Pendirian Pondok Gontor
Pada awalnya Pondok Pesantren Gontor di dirikan oleh Kyai Ageng Hasan pada abad ke 18. Namun namanya dulu bukan Pondok Pesantren Gontor tapi Pondok Tegalsari. Pada pertengahan abad ke19 Pondok Tegalsari menghadapi kemunduran, dan pada waktu itu di pimpin oleh Kyai Hasan Khalifah.
Waktu itu Kyai Hasan Khalifah memiliki santri yang dia sayangi yang di nikahkan dengan anaknya Nyai Sulaiman (Oemijatin) yaitu R.M. Sulaiman Djamaluddin. Mereka ditugaskan membangun Pondok Pesantren yang baru yang sekarang terkenal dengan nama Pondok Gontor Lama.
Dengan 40 santri dari Pondok Tegalsari, Kyai R.M. Sulaiman Djamaluddin meneruskan pendidikan Pondok Tegalsari dengan kegigihan mereka berdua. Pondok Gontor Lama berlangsung selama 3 generasi penerus yaitu Kyai R.M. Sulaiman Djamaluddin (pendiri Pondok Gontor Lama), Kyai Archam Anom Besari (putra Kyai R.M. Sulaiman), Kyai Santoso Anom Besari (putra Kyai Archam Anom Besari).
Kyai Santoso Anom Besari menikahi anak keturunan dari R.M. Sosrodiningra seorang Bupati Madiun yaitu Rr. Sudarmi. Dan beliau wafat pada tahun 1918 dengan meninggalkan 7 anak yang masih kecil. Yang pada akhirnya 3 anak dari 7 anak Kyai Santoso Anom Besari menghidupkan kembali Pondok Gontor Lama pada tanggal 20 September 1926 yaitu pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW dan memberi nama Pondok Moderen Darussalam Gontor (PMDG).