Asmelash Zeferu adalah pria yang tak dapat masuk sekolah pilot di kotanya, gara-gara tingginya kurang dari satu sentimeter. Namun, hal ini tidak mematahkan semangatnya untuk menjadi seorang pilot.
Berbekal buku elektronik dan video yang ditontonnya di Youtube, Zeferu akhirnya berhasil membuat sebuah pesawat ringan yang dinamakan K-570.
Akhir pekan ini, pria yang berusia 35 tahun itu berencan untuk menerbangkan K-570 di dekat ibukota Ethiopia, Addis Ababa dan menikahi tunangannya Seble Bekele pada saat mendarat.
Hebatnya lagi, dia sebelumnya tidak pernah terbang. Dia sangat berharap apa yang dilakukannya kali ini berhasil. Karena, lima bulan yang lalu pada saat baling-baling K-570 patah sehingga sempat mengagagalkan mimpinya.
Pada saat inilah puncak perjalanannya 15 tahun yang lalu, yang dimana ia mencoba untuk mendaftar di Ethiopian Airline Aviation Academy. Sayang, dia ditolak karena dianggap pendek walaupun tingginya 1,70 meter. Namun, hal ini tidak membuatnya menjadi pantang menyerah untuk menjadi seorang pilot.
“Saya memutuskan untuk membangun pesawat saya sendiri jika saya tidak bisa menjadi seorang pilot. Lalu saya akan terbang di langit,” katanya kepada CNN
Sejak saat ditolak itu, Zeferu melahap semua buku tentang manual penerbangan dan tutorial di Youtube. Dia pun belajar tentang segala aspek dari cara membuat pesawat ringan.
Dalam memilih model pesawat, Zeferu memilih model yang digunakan oleh calon pilot Amerika Serikat pada tahun 1920-an dan 1930-an. Komponen yang digunakan juga ada beberapa dari barang bekas, sementara yang lainnya ada yang dibeli dari tangan kedua di pasar Merkato, Addis Ababa.
Sayapnya memiliki lebar 8,5 dibuat dari kayu yang dimpor dari Australia, dengan masing-masing panel kayu yang dikerjakan dengan tangan. Untuk desain mesinnya sendiri Zeferu pada awalnya mengingingkan mesin Ford. Namun dia tidak bisa, sehingga harus memilih mesin empat silinder yang diambil dari mobil Volksagen Beetle.
Zeferu telah membuat beberapa modifikasi setelah meneri saran-saran dari sesama penggila penerbangan yaitu Rene Bubbermen dari Dutch Experimental Aircraft Association. Puncaknya, pada Sabtu, 28 November 2015 ini. Zeferu kembali ke landasan pacu yang sama dan melihat apakah mesin yang dimodifikasinya ini berhasil menerbangkan K-570 nya.
Lepas landas dengan kecepatan 90 mph, Zeferu sangat berharap dapat mencapai tinggi 10 meter. Menginggat bahwa ia tidak menggunakan parasut dan alat untuk melindunginya.
“Untuk menerbangkan pesawat bukan masalah besar baginya. Bahaya terbesarnya adalah pada saat akan mendarat. Masalah adalah saat memperlambat pesawat turun dari kecepatan 70 moph menjadi 45 mph dan saat roda-roda yang menyentuh landasan,” jelasnya.
“Tantang juga dirasakan oleh Zeferu dalam membangun pesawat ini, yaitu orang-orang sekitar dia. Mereka menyebut Zeferu ini gila. Sempat orang bertanya kepadanya ‘Bagaimana kamu bisa membangun sebuah pesawat di Ethiophia? Di Afrika?’.”
Namun, pria yang bercita-cita ingin menjadi insyinyur luar angkasa di NASA inipun tidak peduli. Dia hanya ingin membuktikan bahwa dari keterbatasan tidak akan menjadi penghalang bagi orang yang mau belajar dan berhati baja.