Apa Itu Psikologi Pendidikan? Bagaimana Pengaruh Bidang Ini Terhadap Cara Guru Mengajar?

Saat kebanyakan orang berpikir tentang psikologi, seringkali yang muncul adalah penyakit gangguan jiwa, konseling, dan terapi. Namun ruang lingkup psikologi sebenarnya cukup luas. Ada berbagai bidang yang bisa menjadi pekerjaan psikolog.

Selain memberikan konseling, psikolog jug amempelajari pertanyaan-pertanyaan yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: mengapa kita jatuh cinta? Atau bagaimana anak-anak berubah selama masa pertumbuhan?

Salah satu bidang psikologi yang populer adalah psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan adalah bidang studi yang mempelajari dan menerapkan teori dan konsep dari semua ilmu psikologi di lingkungan pendidikan.

Lingkungan pendidikan ini bisa jadi sekolah, mulai dari pendidikan anak usia dini sampai universitas. Namun tidak terbatas itu. Lingkungan pendidikan adalah semua tempat yang menjadi tempat belajar, misalnya program pascasekolah, komunitas, perusahaan, bahkan keluarga.

Tujuan dari psikologi pendidikan adalah untuk membuat hubungan antara guru dan murid sepositif mungkin. Dengan begitu, murid bisa optimal dalam belajar dan mencapai potensi yang sesungguhnya.

Psikologi pendidikan mempelajari cara manusia belajar, termasuk topik-topik seperti hasil belajar siswa, perbedaan cara belajar tiap individu, pembelajar yang berbakat, dan ketidakmampuan belajar.

Cabang psikologi ini tidak hanya melingkupi proses belajar pada anak-anak usia dini dan remaja. Psikologi pendidikan juga melingkupi proses sosial, emosional, dan kognitif yang terjadi pada pembelajaran seumur hidup.

Bidang psikologi pendidikan menerapkan beberapa disiplin ilmu psikologi lainnya, termasuk psikologi perkembangan, psikologi perilaku, dan psikologi kognitif.

 

Topik Utama Dalam Psikologi Pendidikan

brholland.wordpress.com
brholland.wordpress.com

Dua perspektif teoretis dalam psikologi pendidikan adalah perspektif kognitif dan perspektif perilaku.

Perspektif kognitif adalah bidang yang mempelajari cara orang-orang mendapat, mempersepsikan, mengingat, dan mengomunikasikan informasi. Misalnya saja tentang bagaimana daya ingat bekerja.

Sementara itu perspektif perilaku mempelajari kecenderungan untuk mengubah perilaku kita karena adanya konsekuensi. Misalnya saja tentang bagaimana pengaruh penghargaan dan hukuman di ruang kelas terhadap motivasi siswa baik.

Psikologi pendidikan mengambil banyak teori dari bidang psikologi perkembangan, yang mempelajari bagaimana manusia berubah sepanjang hidupnya, mulai dari balita sampai manula.

Misalnya saja, psikologi pendidikan akan bisa membantu guru memutuskan seberapa abstrak atau konkret pelajaran disampaikan, tergantung dari usia muridnya. Untuk usia yang lebih muda, konsep abstrak lebih sulit untuk dipahami.

Psikologi pendidikan juga mempelajari bagaimana individu yang berbeda termotivasi oleh hal-hal yang berbeda. Saat kamu berpikir tentang pekerjaan impianmu, apakah kamu termotivasi oleh seberapa banyak uang yang bisa kamu dapat? Atau oleh seberapa bergengsinya pekerjaan itu? Atau dari seberapa kamu bisa menikmati pekerjaan itu?

Tiap orang punya jawaban yang berbeda. Psikologi pendidikan mempelajari mengapa hal itu bisa terjadi. Kamu juga akan mempelajari teori yang terkenal, seperti Hierarki Kebutuhan Maslow, serta bagaimana teori itu diterapkan di ruang kelas.

Psikolog pendidikan juga mempelajari berbagai perbedaan individu, seperti murid yang memiliki kebutuhan khusus bisa jadi menciptakan tantangan pembelajaran di lingkungan tradisional.

Guru juga perlu tahu cara terbaik untuk menguji hasil belajar murid dalam hal pengetahuan atau perkembangan. Itulah sebabnya psikologi pendidikan juga meneliti cara terbaik untuk melakukan asesmen dan juga meneliti murid-murid di dalam kelas.

Pada  akhirnya, psikologi pendidikan melingkupi berbagai gaya belajar dan mengajar untuk memastikan semua murid memiliki kesempatan belajar terbaik yang bisa mereka dapatkan.

Sejarah Psikologi Pendidikan

eureka.lorraine.eu/
eureka.lorraine.eu/

Beberapa tokoh penting dalam sejarah psikologi pendidikan di antaranya adalah John Locke, William James, Alfred Binet, John Dewey, dan B.F. Skinner. Di Indonesia sendiri, tokoh yang penting dalam bidang ini adalah Ki Hajar Dewantara.

Psikologi pendidikan termasuk cabang yang relatif baru. Cabang ini mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun belakangan ini.

Psikologi tidak tumbuh sebagai ilmu sains sampai akhir abad ke-19. Oleh karena itu filsuf pendidikan umumnya memiliki minat terhadap psikologi pendidikan.

Banyak yang menyebut filsuf Johann Herbart sebagai “bapak” psikologi  pendidikan. Herbart percaya bahwa minat siswa dalam suatu topik memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Dia juga percaya bahwa guru perlu memperhitungkan minat ini saat menentukan jenis instruksi yang paling sesuai.

Setelahnya, psikolog dan filsuf William James membuat kontribusi besar terhadap ilmu ini. Karya yang ia terbitkan pada tahun 1899, Talks to Teachers on Psychology, menjadi buku teks pertama tentang psikologi pendidikan.

Pada waktu yang bersamaan, psikolog Perancis, Alfred Binet, mengembangkan tes IQ-nya yang terkenal. Tes ini mulanya dirancang untuk membantu pemerintah Perancis mengidentifikasi anak-anak yang mengalami kelambatan perkembangan sehingga dimasukkan ke program pendidikan luar biasa.

Di Amerika Serikat, John Dewey memiliki pengaruh yang besar terhadap pendidikan. Gagasan Dewey termasuk progresif. Dia percaya bahwa sekolah seharusnya berfokus pada murid daripada mata pelajaran. Dia menganjurkan pembelajaran aktif dan percaya bahwa pengalaman langsung adalah bagian penting dari proses belajar.

Baru-baru ini, psikolog pendidikan Benjamin Bloom mengembangkan taksonomi penting yang dirancang untuk mengelompokkan dan menjelaskan tujuan pendidikan yang berbeda. Tiga tahapan terpenting yang dia jelaskan adalah tujuan belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tokoh populer yang menerapkan psikologi pendidikan di Indonesia adalah Ki HajarDewantara. Pemahamannya termasuk progresif, bahkan untuk ukuran pendidikan zaman sekarang di negeri ini.

Ki Hajar Dewantara pernah mengutarakan prinsip belajar yang mendasari Taman Siswa yang ia dirikan, “Belajar bukan menanamkan pengetahuan, tetapi menumbuhkan potensi anak. Pendidik tidak bisa mengubah kodrat anak, pendidik hanya bisa mengarahkan tumbuhnya kodrat tersebut.”

Perspektif Utama dalam Psikologi Pendidikan

www.stmarysbexhill.org
www.stmarysbexhill.org

Ada beberapa perspektif yang digunakan oleh psikolog pendidikan untuk memahami dan menyelesaikan masalah.

  • Perspektif perilaku menyarankan semua perilaku dipelajari melalui pengondisian. Psikolog yang menggunakan perspektif ini hanya bergantung pada prinsip pengondisian operan untuk menjelaskan proses pembelajaran.

Contohnya, guru  memberikan koin yang bisa ditukar dengan barang-barang menarik seperti permen dan mainan sebagai penghargaan perilaku baik. Walau cara ini bisa berguna di beberapa kasus, pendekatan perilaku telah dikritik gagal memperhitungkan sikap, kognisi, dan motivasi intrinsik dalam pembelajaran.

  • Perspektif perkembangan berfokus pada bagaimana anak-anak memperoleh keahlian dan pengetahuan baru selama anak tumbuh.

Tahap perkembangan kognitif John Piaget adalah satu contoh teori perkembangan penting yang mengamati cara anak-anak tumbuh secara intelektual.

Dengan memahami cara anak-anak berpikir pada tahap perkembangan yang berbeda, psikolog pendidikan bisa lebih memahami kemampuan yang sebenarnya bisa anak peroleh pada tiap tahap pertumbuhannya.

Hal ini bisa membantu guru dalam mengembangkan metode dan materi instruksional terbaik untuk setiap rentang usia.

  • Perspektif kognitif menjadi sangat terkenalbeberapa puluh tahun belakangan. Terutama karena melingkupi peran daya ingat, kepercayaan, emosi, dan motivasi terhadap proses belajar.

Psikologi kognitif berfokus pada memahami cara manusia berpikir, belajar, mengingat, dan memproses informasi.

Psikolog pendidikan yang mengambil perspektif kognitif tertarik dalam memahami bagaimana anak-anak menjadi termotivasi untuk belajar, bagaimana anak-anak mengingat hal-hal yang mereka pelajari, bagaimana anak-anak menyelesaikan masalah, dibanding topik-topik lainnya.

  • Pendekatan konstruktivis adalah teori pembelajaran terbaru yang berfokus pada cara anak-anak aktif membangun pengetahuannya tentang dunia. Konstruktivisme cenderung memperhitungkan pengaruh sosial dan budaya terhadap cara anak-anak belajar. Perspektif ini banyak dipengaruhi oleh hasil karya psikolog Lev Vygotsky.

Walau psikologi pendidkan masih menjadi disiplin ilmu yang masih muda, cabang psikologi ini akan terus tumbuh dengan semakin banyak orang yang tertarik dengan cara manusia belajar.