Pernahkah kamu tiba-tiba dengan lancar membuat melodi dari kata-kata dan menumpahkannya pada status facebook? Bukan hanya banyak jempol yang kamu dapatkan, namun juga komentar yang memberikan apresiasi atas karyamu.
Puisi merupakan lampiasan emosi yang paling banyak diminati dibandingkan prosa atau artikel. Bukan hanya orang yang jatuh cinta saja yang lancar menulis puisi, namun juga orang yang sedang kecewa, menunggu, tersakiti, dan emosi-emosi lainnya.
Kamu pantas curiga, mungkin di dalam dirimu terdapat bakat yang terpendam. Siapa tahu kamu memiliki bakat sebesar Chairil Anwar atau Sapardi Djoko Damono. Namun bakat menulis puisi mustahil tiba-tiba menjadi hebat jika kamu tidak mengasahnya.
Berikut ini ada beberapa trik untuk mengasah bakat menulis puisi. Agar puisi yang kamu tulis tidak hanya serangkaian melodi kata yang indah. Namun puisi yang syarat akan pesan yang menghujam ke hati pembaca.
Tumpahkan Saja Emosimu
Siapa bilang galau adalah hal yang sia-sia? Kamu bisa memanfaatkan kegalauan sebagai titik awal menulis puisi. Tumpahkan saja emosi yang meledak-ledak di hatimu dalam rangkaian kata yang puitis.
Banyak orang yang tidak bisa menuliskan puisi barang sedikit saja saat tema puisi tak sejalan dengan emosi yang ia rasakan. Puisi akan menjadi katarsis yang mengeluarkan semua unek-unek dalam hati.
Daripada kamu menulis status umpatan-umpatan menyindir banyak orang, lebih baik kamu menyalurkan energimu untuk menulis puisi. Lebih elegan dan dapat memberikan banyak pesan moral kepada orang lain.
Bumbui dengan Imajinasi
Seorang penulis syair tentu wajib berimajinasi. Puisi akan lebih bernyawa jika kamu membumbuinya dengan imajinasi. Sebagai contoh saat kamu ingin menuliskan kerinduan yang mendalam terhadap suamimu.
Kamu bisa berimajinasi bagaimana kerinduan induk burung terhadap anaknya yang berada nun jauh disana. Ia rela terbang menempuh jarak ratusan kilometer untuk bertemu dengan si penyebab rindu.
Perbaiki Nada dan Irama
Meskipun nada dan irama puisi tidak terlalu terikat seperti pada pantun yang bersajak AB AB. Namun puisi dengan nada dan irama baik memberikan rasa yang lebih dalam.
Sebagai contoh puisi Chairil Anwar berikut ini.
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang pun merayuku
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Libatkan Kesan Panca Indera
Pemilihan kata dalam puisi harus lebih berhati-hati dibandingkan pada penulisan prosa. Salah satu pemilihan kata yang menyentuh adalah kata-kata yang melibatkan panca indera untuk ikut merasakan perasaan hatimu.
Jika kamu berhasil memilih kata yang tepat, maka puisimu tak hanya merasuk ke dalam hati pembaca. Bukan tidak mungkin puisimu menyihir pembaca dengan nilai-nilai kebaikan yang ingin kamu sampaikan.
Gunakan Gaya Bahasa yang Sesuai
Puisi yang baik menggunakan makna kias atau konotasi dalam penyampaiannya. seperti dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang telah kamu dapatkan, ada banyak gaya bahasa atau majas yang bisa kamu gunakan.
Gaya bahasa yang paling laris digunakan adalah majas perumpamaan. Ada juga majas metafora yang membandingkan secara analogis sebuah kelompok kata bukan dengan arti sebenarnya.
Sebagai contoh lirik lagu KLA Project berjudul Tak Bisa Ke Lain Hati berikut ini.
Bulan merah jambu, luruh di kotamu
Ku ayun sendiri langkah-langkah sepi
Menikmati angin, menabur daun-daun
Mencari gambarmu di waktu lalu
Sisi ruang batinku hampa rindukan kalbu
Tercipta nelangsa, menembus sukma
Terwujud keinginan, yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati