Punden Berundak

PUNDEN BERUNDAK – Punden berundak merupakan satu dari hasil budaya indonesia yaitu pada zaman batu besar atau megalitikum. Punden berundak adalah bangunan yang berbentuk bertingkat yang terdiri dari batu-batuan. Punden berundak memiliki fungsi sebagai tempat untuk pemujaan untuk roh nenek moyang terdahulu.

Punden berundak saat zaman megalitikum memiliki tingkat tiga yang bermakna secara terseindiri. Pada tingkatan pertama punden berundak melambangkan kehidupan ketika masih dalam kandungan ibu, punden berundak tingkat kedua melambangkan kehidupan yang ada di dunia ini. Dan tingkat ketiga menjelaskan kehidupan yang ada setelah meninggal.

Sejarah Punden Berundak

http://www.volimaniak.com/2016/11/pengertian-menhir-dolmen-peti-kubur.html

Sebagai salah satu budaya asli dari Indonesia, punden berundak tetap dipelihara keadaannya dan senantiasa dipertahankan serta dilestarikan oleh orang-rang terdahulu. Biarpun pada saat agama hindu-budha datang membawa keyakinan ketuhanan yang berbeda masing-masingnya, punden berundak ini masih senantiasa digunakan untuk pembangunan sebagai tempat ibadah seperti candi borobudur. Inilah yang menyebabkan mengapa candi-candi yang ada di indonesia mempunyai ciri khas yang unik.

Punden berundak ini tidak hanya bertahan dengan akuturasi bersaam candi, namun juga berakulturasi dengan bangunan seperti tempat ibadah untuk umat islam yaitu masjid dan mushola. Bagian punden berundak pada masjid acap kali tidak disadari banyak orang karena hanya terlihat seperti tangga bertingkat. Tapi jika diperhatikan tangga bertingkat yang mengitari masjid tersebut memiliki bentuk punden berundak. Hal ini dapat disimpulkan masjid juga dibangun dengan dasar punden berundak atau masjid menjadikan punden berundak sebagai alas.

Punden berundak selain berakulturasi dengan tempat-tempat ibadah seperti masjid dan candi, punden berundak juga digunakan pada monumen-monumen nasional contohnya saja tangga yang tersusun mengelilingi tugu monas. Tangga yang mengitari monas tersebut merupakan punden berundaknya yang berlokasi dibawah cawan. Lain halnya dengan tugu kemerdekaan punden berundak terdapat dibagian bawahnya lingga.

Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan yang memakai konsep bentuk punden berundak untuk bangunannya selain yang tertera diatas ini. Hal ini menjelaskan bahwa arsitektur yang diciptakan oleh para leluhur Indonesia pada saat mega lithikum masih dapat terjaga dan dilestarikan hingga sekarang.

Selain berakulturasi dengan bangunan-bangun seperti diatas punden berundak sendiri juga sering digunakan sebagai konsem arsitektur untuk pembangunan monumen-monumen nasional yang tersebar luas di indonesia contohnya saja seperti monas, patung-patung pahlawan yang biasa kita lihat di tempat-tempat umum biasanya terdapat tangga yang tersusun seperti punden berundak.