Piye kabare, le? Isih penak jamanku to. Kamu pasti tidak asing lagi dengan kalimat tersebut. Di tengah carut marutnya ekonomi, sosial, pendidikan dan politik di Indonesia kekinian, tiba-tiba kerinduan rakyat pada sosok Soeharto menyeruak.
Presiden kedua Indonesia itu selalu dicintai rakyat. Coba saja kamu tanya pada orang tua, kakek nenek dan buyut kamu, pasti mereka senantiasa mengagungkan jasa Soeharto. Kata mereka, dulu tidak ada barang mahal, semua murah.
Mungkin saja idiom di atas adalah ungkapan penyesalan dari orang-orang yang pernah berusaha melengserkan Soeharto dari kedudukannya sebagai Presiden Indonesia. Soeharto pun berbesar jiwa dan hati untuk mengundurkan diri demi memenuhi permintaan rakyat.
Saat itu, saking cintanya Soeharto kepada rakyatnya, Beliau sampai rela melepaskan jabatannya. Demi rakyatnya, Beliau rela mengasingkan diri. Sejak pengunduran dirinya, Soeharto menjadi sangat sulit ditemui.
Jenderal besar yang mendapat julukan The Smiling General ini kharismanya melesat dan menghipnotis para pemimpin negara lain. Soeharto selalu murah senyum dan senyumnya itu lho, memancarkan aura leader yang luar biasa.
Namun, tidak semua yang dimiliki dan dilakukan Soeharto bernilai positif. Sebagian besar rakyat Indonesia menyebutnya pemimpin diktator dan arogan. Selama masa kepemimpinannya, rakyat tidak dibebaskan berekspresi.
Pers dan media massa tidak sebebas sekarang ini. Tapi, di sisi lain, zaman kekinian justru jauh lebih bobrok dari zaman orde baru. Kenapa? Karena demokrasinya kebablasan.
Coba tengok ke belakang, zaman Soeharto dulu, mana ada anak SD dan SMP yang berani upload foto mesum ke media sosial. Mana ada, sinetron nggak mutu semacam sinetron Anak Jalanan disiarkan. Sekarang, semua itu seperti roket yang melesat bebas.
Saking bebasnya, sampai menembus batas langit. Yang semestinya tak boleh dilanggar, jadi dilanggar. Nah lho, salah siapa sekarang?
Terlepas dari semua masalah kekinian, mari kenang kembali jasa-jasa Presiden ke-2 RI. Inilah sebuah gebrakan dahsyat yang mengubah kesejahteraan bangsa Indonesia.
Swasembada Pangan di Indonesia Terwujud
Ini yang tak mampu dilakukan pemimpin zaman sekarang, mewujudkan swasembada pangan. Soeharto justru berhasil mewujudkan program swasembada pangan sepanjang pemerintahannya.
Sebelumnya, Indonesia harus mengimpor beras sebanyak 2 juta ton karena mengalami krisis pangan. Namun, selangkah demi selangkah, presiden yang berasal dari keluarga seorang petani itu berhasil membawa Indonesia pada kemandirian pangan.
Bahkan pada tahun 1984, Indonesia mampu swasembada beras mencapai 25,8 juta ton. Selain itu, Indonesia juga turut menyumbangkan 1 juta ton padi kering untuk rakyat Afrika yang sedang dilanda bencana kelaparan.
Keberhasilan ini membuat FAO merelakan medali emasnya jatuh ke tangan Indonesia tepat pada tanggal 21 Juli 1986. Jasa Soeharto itu akhirnya menggiringnya untuk kembali menduduki kursi kepresidenan pada tahun 1988.
Buah Kesuksesan Program Keluarga Berencana
Tahukah kamu? Salah satu penyebab kemiskinan, pengangguran, masalah di sektor kesehatan, keamanan dan pendidikan adalah kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Semua itu terjadi di zaman kekinian.
Dulu, pada masa pemerintahan Soeharto, populasi penduduk Indonesia tidak sepadat sekarang dengan adanya program Keluarga Berencana (KB). Program KB tersebut memberikan penyuluhan tentang dua anak cukup.
Selain itu, program KB juga memberikan penyuluhan tentang bagaimana mengatur jarak kelahiran anak. Program ini ternyata mendapatkan respon positif dari rakyat Indonesia. Hasilnya, Indonesia pun berhasil memanejemen kepadatan populasi.
Angka Buta Huruf Menurun
Ingatkah kamu dengan program Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun? Program ini sukses menurunkan angka buta huruf pada masa pemerintahan Soeharto. Bahkan dengan adanya program Wajar 9 tahun, level pendidikan di Indonesia meningkat setahap demi setahap.
Dulu, program Wajar 9 tahun digratiskan 100% untuk orang yang tidak mampu sehingga mereka dapat bersekolah. Ternyata program Wajar ini berhasil meningkatkan pendidikan sehingga mempengaruhi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Program Repelita yang dicanangkan pemerintahan orde baru saat itu berhasil membangun Negara Indonesia. Soeharto dan kabinetnya merancang pembangunan jangka panjang dan pendek.
Pembangunan jangka pendek itulah yang dinamakan Repelita, jangka waktunya 5 tahun. Sementara itu, pembangunan jangka panjang meliputi 25-30 tahun. Program tersebut ternyata berbuah manis untuk bangsa dan Negara Indonesia.
BBM Murah
Percayakah kamu? Pada masa pemerintahan Soeharto, harga BBM murah. Tidak ada yang namanya demo turunkan BBM di masa itu. Kalau tidak percaya, tanyalah orang tua atau simbahmu yang pernah hidup di masa Soeharto memimpin.
Itulah 5 jasa-jasa Soeharto yang belum bisa dilakukan pemimpin zaman sekarang. Ternyata itu juga yang menyebabkan rakyat sangat mencintai Soeharto selamanya. Kini Soeharto telah pergi selama-lamanya, tak seorang pun yang dapat memanggilnya untuk kembali.