Saat kita shalat, rukun-rukunnya harus kita lakukan. Kalau tidak, maka itu akan berpengaruh terhadap sahnya shalat yang kita lakukan.
Rukun shalat itu beda dengan syarat shalat. Kalau syarat shalat itu adalah hal-hal yang jika kita sudah penuhi semua, maka kita pun boleh melaksanakan shalat. Sementara rukun shalat adalah hal-hal yang kita lakukan saat pelaksanaan shalat dari awal sampai akhir. Nah, untuk rukun shalat itu sendiri terdiri dari 13 hal berikut ini.
Berdiri (Bagi yang Mampu)
Inilah rukun shalat yang pertama. Bagi yang mau shalat hendaknya melakukannya dengan berdiri, kecuali jika ada hal yang menyulitkannya untuk bisa berdiri seperti karena sakit. Jika dalam keadaan seperti ini, maka diperbolehkan untuk duduk atau berbaring.
Hal ini sesuai dengan hadits yang berbunyi: “Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” (HR. Bukhari no. 1117, dari ‘Imron bin Husain.)
Melakukan Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram adalah takbir pertama yang kita baca saat memulai shalat sambil mengangkat kedua tangan. Setelah kita mengucapkan ‘Allahu Akbar’ itu berarti kita sudah masuk dalam keadaan shalat. Karenanya kemudian kita harus khusu shalat sampai selesai.
Mengapa dinamai takbiratul ihram? Maksudnya, secara lughot adalah ‘takbir haram’. Artinya setelah kita takbir hal-hal yang sebelumnya halal seperti makan-minum menjadi haram dilakukan sebelum selesainya shalat.
Membaca Surat Al Fatihah di Tiap Rakaat
Lalu rukun shalat yang ketiga adalah membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat. Jika misalnya kita shalat Dhuhur, maka surat Al Fatihah ini akan dibaca sebanyak empat kali, masing-masing sekali dalam tiap rakaat.
Pentingnya mambaca Al Fatihah dalam shalat itu seperti diterangkan dalam hadits berikut: “Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.” (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394, dari ‘Ubadah bin Ash Shomit.)
Melakukan Ruku’
Ruku’ adalah gerakan membungkuk yang diikuti dengan membaca zikir. Bacaan saat ruku’ ini adalah ”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) yang artinya ”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”. Bacaan ini sesuai dengan HR. Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah).
Bisa juga dengan membaca “Subhana rabbiyal adziimi wa bihamdih” sebanyak 3x. Bacaan ruku’ ini berdasar hadits riwayat Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda: “Apabila kalian ruku’ maka bacalah dalam ruku’ kalian “Subhana rabbiyal adziimi wa bihamdih” tiga kali.” (HR. Tirmidzi).
Melaksanakan I’tidal setelah Ruku’
Selepas ruku’, gerakan shalat berikutnya adalah i’tidal. I’tidal yaitu gerakan dengan berdiri tegak dan mengangkat kedua tangan sambil membaca “Sami’ Allahu liman hamidah” yang artinya “Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.
Dan ketika dalam posisi i’tidal ini dilanjutkan dengan membaca “Rabbana Lakal Hamdu Mil’Us Samawati Wa mil’ul Ardhi Wa Mil ‘UmaaSyi’ta Min Syai’in Ba’du” yang artinya: “Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.”
Sujud Sebanyak Dua Kali
Setelah ‘i’tidal itu kemudian kita akan sujud. Sujud dalam tiap rakaat itu dilakukan dua kali. Saat melakukan sujud ini kita akan membaca “Subhaana rabbiyal a’laa” sebanyak 3 kali yang artinya “Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi”. Atau bisa juga dengan membaca “subhana rabbiyal a’la wabihamdih” juga sebanyak 3x.
Melakukan Duduk di Antara Dua Sujud (Duduk Iftirasy)
Gerakan ini masuk dalam salah satu rukun shalat. Jadi setelah kita sujud, kemudian akan duduk sambil mambaca “Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aaifinii wa’fuanii” yang artinya “Ya Allah ampunilah aku, sayangi aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat, maafkanlah aku.”
Thuma’ninah Saat Shalat
Dalam melaksanakan shalat itu kita harus melakukannya dengan thuma’ninah yang artinya melaksanakan dengan khusu’, tidak tergesa-gesa dan pikiran hanya berpusat pada shalat.
Tertib Rukun-Rukun Shalat
Saat melaksanakan shalat ini kita harus melakukan secara tertib dan berurutan. Tidak boleh misalnya kita langsung sujud, tapi memulai sesuai urutan gerakan shalat.
Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir termasuk dalam rukun shalat. Saat tasyahud ini, kita akan membaca: “Attahiyatul mubarakatus solawatut taiyibatu laillah. Assalamu’alaika aiyuhan nabiyu warahmatullayhi wabarakatuh. Assalamu’alaina wa’la ‘ibadillahis salihin. Asyahadu alla illaha illallah. Wa’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma solli’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Kama sollaita’ala Ibrahim wa’ala ali Ibrahim. Wabarik ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Kama barakta ‘ala Ibrahim wa’ala aliIbrahim. Fil ‘alamina innaka hamidummajid.
Adapun arti bacaan tasyahud akhir ini adalah sebagai berikut: “Salam dan sejahtera, sembah bakti dan segala kebaikan bagi Allah. Salam atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah dan keberkatanNya. Demikian pula mudah mudahan dianugerahkan kepada kita dan kepada segenap hamba-hambaNya yang soleh. Aku mengaku bahawa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku mengaku bahawa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah. Ya Allah berilah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan keluarga Muhammad. Seperti apa yang telah Engkau anugerahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad. Seperti yang Engkau berkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Tinggi.
Melakukan Duduk Saat Tasyahud Akhir
Ketika tasyahud akhir itu kita akan melakukannya dengan posisi duduk. Hal ini berdasar hadits yang berbunyi; “Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, maka ucapkanlah “at tahiyatu lillah …”. ( HR. Bukhari no. 831 dan Muslim no. 402, dari Ibnu Mas’ud.)
Membaca Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Shalawat ini kita baca dalam tasyahud akhir. Bacaannya adalah “Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
Hal ini berdasar pada hadits Fudholah bin ‘Ubaid Al Anshoriy dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang yang berdo’a dalam shalatnya tanpa menyanjung Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mengatakan, “Begitu cepatnya ini.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendo’akan orang tadi, lalu berkata padanya dan lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berdo’a setelah itu semau kalian.” (Riwayat ini ditlis oleh Syaikh Al Albani dalam Fadh-lu Shalat ‘alan Nabi, hal. 86, Al Maktabah Al Islamiy, Beirut, cetakan ketiga 1977.)
Melakukan Dua Kali Salam
Dan sebagai penutup dari shalat adalah dengan melakukan dua kali salam. Jadi kita menolehkan kepala kita ke kanan sambil mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, lalu disambung dengan menoleh ke kiri sambil mengucap salam “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
Ya inilah rukun-rukun shalat yang penting kita ketahui. Agar dalam pelaksanaan shalat kita tiap harinya tidak lepas dari aturan yang sudah ditentukan. Hendaknya kita selalu melaksanakan shalat dengan tuma’niah dan khusu’ sebagai hamba yang selalu mengharap ridho-Nya. Amiin.