Sejak banyak orang mulai aktif menggunakan sosial media, maka sejak itulah banyak dari mereka yang mendadak merasakan banyak kegalauan. Pasalnya, mereka sering melihat kondisi teman-teman yang sudah sukses dan menunjukkan kesuksesannya di media sosial, baik itu dengan meng-upload foto atau pun menuliskan status.
Kesuksesan yang ditampilkan bisa berupa apa saja, bisa berupa materi atau harta benda, bisa juga ketika mereka menikah, memiliki anak dan momen bahagia lainnya. Intinya, segala sesuatu yang berbau kebahagiaan. Dan ini membuat orang-orang yang belum memiliki salah satu dari yang disebutkan di atas jadi gusar dan galau.
Kegalauan ini berasal dari anggapan bahwa rumput tetangga lebih hijau, dan rumput di kebun sendiri kering kerontang atau ada yang terkena penyakit. Nah, sebenarnya sih hal seperti ini sudah dirasakan oleh banyak orang dari jauh-jauh hari. Namun, diperparah dengan kehadiran sosial media yang seolah-olah menyuburkan hal ini.
Menganggap rumput tetangga lebih hijau itu baik atau nggak sih? Yang pasti, kita akan galau dan yang pasti itu akan menurunkan semangat dan fokus kita dalam bekerja. Oleh karena itu, kita harus berhenti beranggapan bahwa rumput tetangga lebih hijau. Cara untuk menghindarinya adalah dengan melakukan hal-hal berikut ini.
Syukuri Apa yang Ada
Jika kita selalu merasa bahwa diri kita kurang, padahal penghasilan kita tinggi, dan merasa iri dengan apa yang didapatkan oleh orang lain, maka kita perlu mengevaluasi diri. Bisa jadi selama ini kita kurang bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Dan bisa jadi, karena kurang bersyukur, maka Allah tidak memberikan rasa cukup di hati kita.
Oleh karena itu, mulailah belajar mensyukuri apapun yang diberikan oleh Allah. Tidak harus dalam bentuk materi ya. Bisa dalam bentuk kesehatan diri, pergaulan yang sehat, ibadah yang bagus dan amalan-amalan lainnya. Ketika kita bisa melakukan semua itu, maka nikmat dari Allah mana lagi kah yang bisa kita dustakan?
Jangan Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Salah satu penyebab yang membuat kita selalu menganggap rumput tetangga lebih hijau, karena kita terbiasa membandingkan diri kita dengan orang lain. Apalagi ketika kita dibesarkan di lingkungan dan pendidikan yang memang membanding-bandingkan antara satu anak dengan anak lainnya di masala lalu.
Karena keseringan dibanding-bandingkan dengan orang lain, baik itu oleh orang tua, guru-guru dan sistem pendidikan di masa lalu ini, maka banyak dari kita yang pada akhirnya sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Padahal, kita adalah makhluk yang unik yang tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya. Bukankah sidik jari pun tidak ada yang sama? Ini adalah fakta yang langsung ditunjukkan oleh Allah.
Jadi kalau kita sedang mencapai sesuatu, kita hanya perlu membandingkan diri kita dengan masa lalu, bukan dengan orang lain. Kalau membandingkan diri kita sekarang dengan masa lalu, ini merupakan hal yang perlu kita lakukan. Ini perlu dilakukan agar kita tau perkembangan kita sudah sejauh mana.
Fokus
Salah satu kunci supaya kita tidak tergoda dengan rumput tetangga adalah fokus. Fokus dengan apa yang sedang kita ingin capai, fokus dengan orang-orang di lingkungan kita dan intinya fokus dengan kehidupan kita.
Analogi dari kata fokus ini sebenarnya sederhana. Kalau kita melihat balapan mobil dengan laju mobil yang super cepat, maka kita tidak akan pernah melihata ada pembalap yang tengok kiri atau tengok kanan, nggak sempat galau dan yang pasti nggak sempat melihat rumput tetangga apalagi ngebedain warnanya hijau atau kuning tua. Inilah yang namanya fokus.