Di Amerika, ada seorang anak yang tinggal bersama dengan ibu dan kakeknya. Sejak kecil sang ayah sudah meninggal karena sebuah kecelakaan kebakaran rumah yang terjadi saat ia masih bayi. Ketika anak ini berusia sekitar 5 tahun, sang ibu setiap hari menyuruhnya untuk membantu menyuapi kakeknya setiap jam makan malam. Sang kakek mengalami stroke yang menyebabkan ia lumpuh dan hampir tidak bisa bergerak sama sekali.
Meski kadangkala ia malas dan kesal namun tetap setiap hari anak itu menuruti perintah ibunya. Saat anak itu mulai beranjak remaja, ia mulai tak tahan. Suatu sore, anak itu menghampiri ibunya yang sedang menyiapkan makan malam. Anak itu berkata dengan nada tegas, “ibu, mulai hari ini aku tidak mau menyuapi kakek lagi!”. Pernyataan mendadak itu membuat sang ibu kaget.
Setelah menghela nafas panjang, sang ibu menyuruh anak itu duduk. Kemudian mulailah ibu itu berkata dengan lembut, “Anakku, sudah saatnya ibu menceritakan sebuah kisah tentang kakek yang kamu belum ketahui.” Kali ini giliran anak itu yang terlihat heran. Sang ibu melanjutkan ceritanya, “ ketika kebakaran yang terjadi waktu kamu kecil, kami semua begitu panik. Dan ketika itu ibu berusaha menuju kamarmu untuk segera menyelamatkanmu, namun api terlalu besar dan menutup semua jalan. Saat itulah tiba-tiba kakek berlari menembus api dan mencoba menggendongmu. Namun, ketika ia berusaha membawamu keluar, sebuah balok kayu terjatuh dari plafon dan mengenai kepala kakek. Beruntunglah kakek memelukmu dan melindungimu dengan tubuhnya. Kamu selamat dari kebakaran, tetapi kepala kakekmu mengalami penyumbatan darah dan mengakibatkan lumpuh pada seluruh tubuhnya..” Mendengar cerita ini, kagetlah anak itu. Ia baru tahu bahwa penyebab kelumpuhan kakeknya adalah karena dirinya. Kemudian anak itu berkata lirih, “ Maaf ibu, malam ini, biarkan aku kembali menyuapi kakek…”
Sadarkah kamu ketika kita salah memahami seseorang, maka tindakan dan sikap kita kepadanya juga akan menjadi keliru? Mengapa pria dan wanita sering sekali terjebak dalam konflik berkepanjangan dan keduanya merasa diri benar? Karena mereka tidak memahami bagaimana sebenarnya yang ada di dalam pikiran, perasaan, dan benak pasangannya.
Kunci dari sebuah pasangan yang harmonis adalah saling memahami. Bukan hanya memahami keunikan masing-masing, melainkan juga memahami perbedaan yang bisa muncul akibat keunikan-keunikan tersebut. Tidak ada orang sulit di dunia ini, yang ada adalah orang yang belum kita pahami.