Sarjana Matematika Ini Menjadi Pengelola Sampah di Waduk Saguling

Apa jadinya jika seorang sarjana malah berkutat dengan sampah? Contohnya seperti Indra Darmawan. Ia merupakan Sarjana Matematika dari Universitas Padjajaran.

Walaupun Indra Darmawan adalah seorang sarjana, tapi hatinya tergerak untuk menjadi penyelamat lingkungan. Bahkan, Indra dikenal sebagai “Sarjana pemulung”.

Indra Darmawan merupakan tokoh pahlawan lingkungan yang mau mengelola sampah Sungai Citarum di Waduk Saguling. Indra mendirikan koperasi pengolahan sampah untuk limbah plastik Sungai Citarum bernama Koperasi Bangkit.

Bahkan, Indra pernah mengisi Talkshow Pahlawan Lingkungan di Masjid Salman ITB pada tanggal 29 November 2015. Ia memaparkan bahwa Jawa Barat itu memiliki sungai terpanjang, yaitu Sungai Citarum. Panjangnya kurang lebih 280 kilo meter tersebut difungsikan sebagai PLTA dan sebagai bahan air minum warga Jakarta.

“Dan perlu kita ketahui bahwa Sungai Citarum ini kini menjadi sungai terkotor di dunia,” papar Indra dalam talkshow tersebut.

Menurut pengamatan Indra, semua sampah di Sungai Citarum, akhirnya akan bermuara di Waduk Saguling. Menurutnya, saat ini Waduk Saguling sudah menjadi tempat sampah terbesar di dunia. Banyak sekali sampah plastik yang menumpuk di waduk tersebut.

Bahkan, menurut data yang didapatkan Indra, Ia beserta tim berhasil mengumpulkan 1000 ton sampah plastik setiap bulannya.

Selain sampah plastik, masalah lain yang dihadapi Waduk Seguling adalah tanaman eceng gondok. Indra sangat menyayangkan tanaman eceng gondok ini dibiarkan begitu saja. Padahal, di luar Jawa Barat, eceng gondok sudah banyak dimanfaatkan menjadi produk kerajinan rumahan.

Ada juga masalah sedimentasi di Waduk Seguling. Indra mengatakan bahwa Waduk Seguling itu dirancang bertahan selama 60 tahun dan mungkin hanya akan bertahan 10 tahun lagi. Dan jika sedimentasi di Waduk Seguling terus dibiarkan, artinya 10 tahun mendatang kita harus siap merasakan krisis listrik, ujar Indra.

Selain itu, ada juga masalah kemiskinan di sekitar Waduk Seguling. Hal itu membuat Indra merasa prihatin dan mencoba mencari inisiatif untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan banyaknya masalah yang ada dan dengan kepedulian dari Indra, maka muncullah Koperasi Bangkit seperti yang disebutkan tadi.

Hasilnya? Sudah banyak program yang dijalankan oleh Indra dan timnya. Diantaranya adalah pemberdayan sampah dan eceng gondok. Selain itu, Indra juga menjalankan program tabung pohon.