Al-Khawarizmi sudah dikenal sebagai bapak dari ilmu dunia yakni Aljabar, dan hal ini pula yang memperkenalkan bilangan nol kepada dunia, serta penerjemah dari karya-karya hebat Yunani kuno.
Kisah angka nol dan konsepnya sudah berkembang sejak zaman dahulu, tepatnya pada masa Babilonia danYunani kuno, yang pada ketika itu dimaknai sebagai ketiadaan dari sesuatu.
Konsep dari bilangan nol itu sendiri dan sifat-sifatnya terus-menerus berkembang dari waktu ke waktu. sampai pada abad yang ke-7, Brahmagupta, seorang ilmuwan matematika yang berasal India memperkenalkan beberapa sifat dari bilangan nol.
Sifat-sifatnya antara lain adalah, suatu bilangan yang bilamana dijumlahkan dengan nol adalah suatu angka yang tetap, demikian pula dengan sebuah bilangan yang bila dikalikan dengan nol maka akan menjadi nol.
Karena itulah pelajaran tentang bilangan nol sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi siapapun yang mempelajarinya, bahkan bagi masyarakat yang ikut menggunakannya.
Kenapa sih kira-kira? Bukannya bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada, dan yang tidak ada itu ada, itulah nol. Bingung kan? 😀
Iyalah, Siapa coba yang gak bingung? setiap kali ada bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika, pastinya juga muncul tuh ide-ide yang aneh.
Contohnya seperti ide tentang sesuatu yang ketika dikalikan, ataupun ada angka nol nya maka jawabannya nol pula, atau bahkan malah jadi tidak ada.
Hal inilah yang terjadi pada tahap-tahap awal ketika seorang brilian matematikawan muslim yaitu Al-Khawarizmi meneliti tentang sistem perhitungan Hindu, perhitungan ini menggambarkan sistem nilai tempat dari suatu bilangan yang melibatkan bilangan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Matematikawan Al-Khawarizmi adalah orang yang pertama kali juga memperkenalkan penggunaan bilangan nol ini sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh, sistem yang satu ini disebut juga sebagai sistem bilangan desimal.