Sejarah Kereta Api yang Ternyata Berdarah

Awal mula kereta api sama dengan alat transportasi lainnya yaitu diawali dengan penemuan roda. Berawal dari kereta kuda yang terdiri dari satu rangkaian kereta. Setelah itu dibuatlah kereta kuda yang membawa lebih dari satu rangkaian kereta dan berjalan disebuah rel yang terbuat dari besi. Kereta ini lebih sering digunakan di daerah pertambangan.

Setelah James Watt menemukan mesin uap. Nicolas Cugnot menciptakan kendaraan roda tiga dengan bahan bakar uap. Dari situ orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Setelah itu Richard Trevithock membuat mesin loomotif yang dirangkaikan dengan kereta di belakangnya. Penyempurnaan dan penyempurnaan terus dilakukan untuk menemukan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Selanjutnya ketika Michael Faraday berkontribusi terhadap penggunaaan listrik, ditemukanlah motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan asal mula kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel menemukan kereta bermesin diesel yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan kereta uap.

Masa kejayaan kereta uap berakhir ketika seluruh armada kereta di London mulai menggunakan mesin listrik. Penggunaan kereta bertenaga listrik tersebut sebagai tandal awal dari era baru sistem perkeretaan secara transit antar kota yang cepat. Selain itu jalan bawah tanah mulai muncul di seluruh penjuru dunia.

Sejarah perkeretaapian di Negara Indonesia diawali oleh pencangkulan pertama dalam rangka pembangunan jalur kereta api di Kota Semarang tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan itu diinisiasi oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama LAJ Baron Sloet van den Beele.

Organisasi yang memperkarsai pembangunan adalah  Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij atau disingkat NV NISM yang diketuai oleh JP de Bordes. Pembangunan jalan dimulai dari Semarang menuju desa Tanggung (26 kilometer) dengan lebar sepur 1435 milimeter. Ruas jalan ini baru dibuka untuk angkutan umum hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Perkeretaapian di Indonesia adalah negara kedua di Asia (setelah India) yang mempunyai jaringan kereta api tertua. Cina dan Jepang baru menyusul kemudian.

Setelah Tanam Paksa (1830-1850), hasil tani dari pulau Jawa tidak lagi hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi juga untuk pasar global. Oleh karena itu diperlukan sarana transportasi untuk membawa hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota di pelabuhan. Sebelumnya, yang ada pada waktu itu hanya Jalan Raya Pos yang dirasa sudah tidak memadai lagi, sehingga munculah ide untuk membuat jalur kereta api.

commons.wikimedia.org
commons.wikimedia.org

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pegawai Kereta Api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) merebut alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Kejadian bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kuasa perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak dibolehkan lagi ikut campur tangan dalam urusan perkeretaapian di Indonesia.

Inilah yang menjadi asal-usul dijadikannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api Nasional, dan juga dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Sekarang kereta api di Indonesia sudah jauh lebih maju. Meskipun banyak sejarah berdarah yang mewarnainya, tetapi sekarang banyak sekali manfaat yang kita gunakan dari adanya kereta api.


Sumber Rujukan: