Sejarah Nokia: Pabrik Kayu yang (Sempat) Mendominasi Pasar Handphone Dunia

Nokia berasal dari pabrik bubur kayu yang didirikan pada 1865 di tepi sungai di Finlandia selatan. Perusahaan telekomunikasi yang kini menyandang nama ini pada mulanya adalah campuran antara penggergajian kayu, pekerjaan terkait karet, dan pembuat kabel telegraf dan telepon. Sempat menjadi salah satu perusahaan  yang paling dikagumi dan berhasil di dunia karena mendominasi pasar handphone, namun sedikit yang tahu kalau perusahaan ini berasal dari Finlandia.

Tonggak Sejarah Nokia

1871: Fredrik Idestam mendirikan Nokia Ab.

1902: Nokia memasuki generasi listrik.

1967: Berdirinya Nokia Corporation.

1974: KariKairamo menjadi kepala Nokia.

1981: Nokia mendirikan jaringan telepon bergerak dengan jelajan internasional pertama di dunia.

1984: Nokia memproduksi Mobira Talkman, telepon bergerak portabel pertama.

1987: Mobira Cityman dari Nokia adalah handheld mobile pertama.

1988: Kairamo bunuh diri, digantikan oleh Jorma Ollila.

1991: Panggilan GSM pertama di dunia dilakukan dengan telepon Nokia melalui jaringan Nokia.

1999: Nokia meluncurkan telepon 3G.

2006: Olli-Pekka Kallarsvuo mengambil alih posisi sebagai presiden Nokia.

2007: Nokia dan Siemens mengumumkan merger jaringan dan kegiatan operasi mereka.

2011: Bekerja sama dengan Microsoft mengembangkan Windowsphone secara eksklusif.

2014: Menjual divisi handphone kepada Microsoft, yang mengubahnya menjadi Microsoft Mobile.

Finlandia, negeri  yang sepertiga wilayahnya terletak di utara Lingkaran Artik, dibatasi oleh Swedia, Norwegia, dan Rusia. Tanah ini dihuni hutan, danau, dan sungai, serta industri-industri utama selama berabad-abad berkembang di seputar perkayuan. Pada abad ke-19, kesejahteraan Finlandia sangat terkait dengan kemakmuran imperial Rusia, yang secara efektif merupakan sebuah koloni.

Kertas, Karet, dan Kabel

Pada tahun 1865, seorang insinyur tambang bernama Fredrik Idestam membawa metode yang lebih baik dalam membuat kertas, ke tepi riam Tammerkoski di Finlandia selatan. Metodenya ini menciptakan industri kertas yang modern di Finlandia.

Meski 15 persen dari penduduk Finlandia meninggal dunia akibat kelaparan pada tahun berikutnya, Idestam dan pabrik bubur-kayunya berkembang. Tak lama setelah itu, ia memindahkan kegiatannya ke kota Nokia di dekat Sungai Novianverta.

Di tempat yang baru tersebut tersedia sumber daya yang lebih baik untuk produksi tenaga air. Pada 1871, ia mendirikan perusahaan yang dinamai Nokia Ab.

Perusahaan ini beserta kotanya tumbuh dengan cepat. Pada 1902, Nokia Ab memperluas kegiatannya hingga pembangkit listrik. Sejak awal 1920-an, tiga perusahaan patungan—Nokia Ab, Finnish Rubber Works, dan Finnish Cable Works—mendominasi kawasan tersebut.

Letak Finlandia yang secara geografis terpencil, jaraknya amat jauh, penduduknya sedikit, serta kekurangan sumber daya alam melahirkan entrepreneurialisme yang keras tabiatnya. Sejak kemerdekaan pada 1917, semangat nasionalisme yang kuat telah membantu membangkitkan dorongan yang kuat untuk membangun pasar ekspor untuk barang-barang buatan Finlandia.

Dorongan ini dibantu oleh sejumlah pelabuhan air-dalam. Selain itu pertumbuhan ekonomi di Skandinavia setelah Perang Dunia Kedua juga membantu. Pada masa itu, ekonomi pasar yang berteknologi maju didorong oleh pemerintah liberal dan sistem kesejahteraan yang kuat.

Kari Kairamo dan Korporasi Nokia

Pada 1967, tiga perusahaan Finlandia di Nokia bergabung menjadi konglomerat tunggal: Nokia Corporation. Walau menggunakan nama Nokia, sebenarnya Nokia Ab merupakan perusahaan terkecil dalam kelompok ini. Presiden pertama Nokia Corporation adalah kepala Finnish Cable, Björn Westernlund.

Bisnis kolektif yang dikembangkan Nokia Corporation yang baru ini ialah karet (termasuk ban sepeda dan mobil serta sepatu Wellington), kabel telepon dan telegraf, elektronika (termasuk televisi dan personal computer), pembangkit daya, dan kehutanan serta kertas. Dari sektor terakhir inilah Kari Kairamo bergabung dengan Nokia Corporation pada tahun pertamanya.

Kairamo adalah individu dinamis dan karismatis yang menapaki jenjang demi jenjang dengan energi yang seperti tak habis-habisnya dan perhatian terhadap detail. Pada 1974, ia ditunjuk menjadi kepala Nokia. Saat itu ia sudah bersiap-siap membangun konglomerat multi-industri yang akan bersaing di pasar internasional dan membawa Finlandia lebih dekat dengan Eropa Barat.

Ia merekayasa serangkaian akuisisi dan joint venture untuk menghasilkan produk-produk baru, khususnya dalam bidang telekomunikasi yang sedang tumbuh. Finnish Cable telah mengembangkan radio VHF untuk pemakaian komersial dan militer dengan perusahaan televisi Salora Oy.

Setelah merger lebih jauh pada 1979, telepon radio Mobira Oy yang disusul pada 1981 oleh Nordic Mobile Telephone, jaringan mobile telephone dengan jelajah internasional yang pertama di dunia. Nokia membeli Salora Oy pada 1984. Pada tahun yang sama Mobira Talkman-nya menjadi telepon mobile portable pertama. Di sepanjang tahun 1970-an dan awal 1980-an, perusahaan ini juga mengembangkan digital switches pertama untuk sambungan telepon.

Kairamo memantapkan hubungan komersial dan personal yang dekat dengan Uni Soviet maupun Eropa barat. Di Finlandia, ia menjadi legenda dan pahlawan nasional. Nokia menjadi sinonim dengan Finlandia sebagaimana Volvo dengan Swedia dan General Motors dengan Amerika Serikat.

Akan tetapi, Kairamo adalah jiwa berpembawaan halus yang mudah goyah. Ketika pada 1988 program ekspansinya, terutama dalam televisi dan personal computer, mendatangkan persoalan keuangan yang sepadan dengan ukuran perusahaan, ia bunuh diri.

Memimpin Revolusi Telepon Seluler

Nokia telah mengembangkan GSM (sistem global untuk komunikasi bergerak—mobile communications), yang dapat membawa data serta lalu lintas suara. Dengan adanya deregulasi pasar telekomunikasi Eropa, perusahaan ini diposisikan secara sempurna ketika GSM menjadi standar Eropa.

Pada 1991, panggilan GSM pertama di dunia dilakukan melalui jaringan telepon Nokia oleh perdana menteri Finlandia, Harri Holkeri.

Penerus Kari Kairamo, Jorma Ollila, telah mengambil keputusan untuk fokus pada telekomunikasi. Bisnisnya di industri karet, kabel, dan barang elektronik dijual selama tahun 1990-an.

Runtuhnya Uni Soviet sangat merusak ekspor Finlandia, mendatangkan resesi yang hebat. Namun pada 1993, perusahaan dan negara ini mulai pulih dengan adanya komitmen yang saling dipahami dengan Eropa federal.

Saat itu, ledakan tren GSM mobile di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia melampaui dugaan Ollila dan Nokia. Pada pertengahan 1990-an, perusahaan ini justru kelabakan untuk memenuhi permintaan pasar.

Pada 1998, Nokia menjadi pemimpin dunia dalam telepon genggam yang memasok sistem GSM kepada lebih dari 90 operator di seluruh dunia. Internet bergerak yang pertama pada 1999 diikuti oleh telepon 3G (third generation) yang pertama. Telepon ini mencakup kemampuan dalam musik, panggilan video, web browsing, dan berbagai inovasi lainnya.

Pada 2005, 3G digunakan dalam peranti telepon, video, dan multimedia N-series. Pada tahun yang sama, telepon Nokia ke satu milyar terjual—di Nigeria.

Bisakah Raksasa Global Ini Kembali Bangkit?

Pada awal abad ke-21, Nokia berada pada puncak kejayaan industri telepon genggam. Pada tahun 2007, Nokia menduduki posisi ke-20 sebagai World’s Most Admired Companies menurut majalah Fortune. Perusahaan ini juga menduduki posisi ke-119 yang terbesar dalam Global 500. Tahun tersebut Nokia menguasai 36% pangsa pasar dunia telepon genggam.

Tahun sebelumnya, pendapatan Nokia melewati ukuran ekonomi nasional Finlandia. Perusahaan  juga mencatat sepertiga kapitalisasi pasar di Helsinki Stock Exchange. Di negara industri, ini merupakan sesuatu yang unik.

Namun pada akhir dekade pertama abad ke-21, Nokia mulai tertinggal oleh kompetitor-kompetitornya. Platform Symbian yang ia kembangkan jadi ketinggalan zaman di hadapan iPhone OS dan Android. Penjualan pun menurun drastis. Pelanggan yang mulanya loyal beralih dan perusahaan pun merugi.

Pada tahun 2011, Nokia bekerja sama dengan Microsoft untuk mengembangkan Windows Phone. Pangsa pasar mulai kembali naik namun masih belum bisa menutupi kerugian. Pada pertengahan 2012, harga saham Nokia jatuh sampai kurang dari $2. Nokia hampir bangkrut.

Akhirnya pada 2014, Nokia menjual lini bisnis telepon genggamnya ke Microsoft. Ini menjadi akhir dari sejarah Nokia dalam bisnis telepon genggam, industri yang membuatnya menjadi perusahaan global namun sekaligus berada di ambang kehancuran.

Kini,  Nokia memfokuskan diri pada bisnisnya yang masih untung, yakni infrastruktur telekomunikasi, pengembangan teknologi, dan lisensi. Akankah raksasa ini bisa bangkit kembali?