Sejarah Singkat Pancasila, dari Kelahirannya Hingga Kini

Pancasila adalah dasar negara kita. Kamu pun pasti sudah hafal isi atau asas dari Pancasila ini. Sebab biasanya Pancasila ini dibacakan ketika kita mengikuti upacara di sekolah pada hari Senin. Ketika itu pengatur susunan upacara bendera biasanya akan bilang begini:

Pembacaan teks Pancasila, diikuti oleh seluruh peserta upacara.

Lalu kamu pun mengikuti pembacaan teks yang dibacakan oleh pemimpin upacara. Tapi kita kali ini nggak akan bahas soal isi Pancasila. Yang bakal dikupas adalah sejarah dari Pancasila. Filsafat negara Indonesia ini ternyata punya sejarah panjang sampai bisa dirumuskan. Mari simak rentetan peristiwa sampai munculnya Pancasila itu.

 

Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945

sindonews.net
sindonews.net

Adalah Bapak Proklamator kita, Soekarno yang ketika berpidato pada tanggal 1 Juni 1945, isi pidatonya menjadi dasar perumusan Pancasila, Ketika itu dalam pidatonya yang kemudian dikenal berjudul Lahirnya Pancasila, Soekarno dengan lantang mengatakan:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Ketika itu, Soekarno sedang berbicara dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Itulah yang menjadi awal dari rumusan Pancasila.

Soal nama judul pidato Lahirnya Pancasila bukan Soekarno yang memberikan. Tapi judul itu diberikan oleh Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat saat menulis kata pengantar dalam buku yang berisi pidato tersebut.

Tapi perlu diketahui kalau susunan Pancasila dalam pidato Soekarno itu berbeda susunan dengan Pancasila seperti yang dikenal sekarang. Bedanya pada susunan atau urutan silanya.

Takluknya Jepang pada Sekutu dan Dibentuknya BPUPK

bapaknugroho.blogspot.com
bapaknugroho.blogspot.com

Lahirnya Pancasila tak lepas dari situasi pada waktu itu. Jepang saat itu kalah lawan Sekutu dalam Perang Pasifik. Lalu jelang kekalahannya itu, Jepang membantuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada 29 April 1945 dengan maksud menarik simpati rakyat Indonesia. BPUPK ini dikemudian hari disebut dengan BPUPKI dimana I adalah tambahan untuk kata “Indonesia”

Ketika itu yang menjadi ketua BPUPK adalah Radjiman Wedyodiningrat, dengan didampingi wakil ketua Raden Pandji Soeroso serta satu orang wakil dari Jepang.

Sidang Perdana BPUPK

hidayatullah.com
hidayatullah.com

BPUPK mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam rapat tersebut dibahas mengenai dasar negara.

Ketika itu Muhammad Yamin berpidato di tanggal 29 Mei 1945 dengan poin yang mirip dengan Pancasila saat ini. Saat itu Yamin merumuskan lima dasar yaitu Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.

Lalu pada 1 Juni 1945, giliran Soekarno yang mendapat kesempatan pidato menyampaikan nama Pancasila dengan isi: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan.

Dibentuk Panitia Kecil

dayshare.org
dayshare.org

Kemudian BPUPK membentuk panitia kecil yang tugasnya untuk menampung dan mengidentifikasi usulan anggota BPUPK. Panitia kecil ini dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945 dengan beranggotakan 8 orang, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh. Yamin, dan Mr. A.A. Maramis.

Dari usulan yang masuk ini, terdapat perbedaan usulan mengenai dasar negara. Ada yang condong agar negara berdasar syariat Islam, sedang kelompok lainnya menginginkan negara tidak berdasar hukum agama tertentu.

Dibentuk Panitia Sembilan

plengdut.com
plengdut.com

Kemudian untuk mengatasi perbedaan tersebut dibentuklah Panitia Sembilan yang diambil dari golongan Islam dan golongan nasional. Panitia sembilan itu terdiri dari Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasim, serta Mohammad Yamin.

Kemudian digelarlah sidang pada tanggal 22 Juni 1945. Ketika itu disepakati kalau dasar negara tertuang seperti dalam alinea keempat rancangan Preambule, yaitu:

“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya; Kemanusiaan yang adil dan beradab; PersatuanIndonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Rancangan Preambule Hukum Dasar ini kemudian dipopulerkan oleh Mohammad Yamin dengan nama “Piagam Jakarta”.

Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta Disepakati dalam Sidang BPUPK Kedua

suara-islam.com
suara-islam.com

Kemudian pada 10-16 Juli 1945 digelar sidang BPUPK yang kedua. Salah satu hasilnya adalah menyepakati dasar negara yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam Piagam Jakarta.

Dihapusnya Tujuh Kata dalam Sila Pertama Piagam Jakarta

http://tabayyunnews.com/
http://tabayyunnews.com/

Selepas proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, sehari kemudian pada 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang.

Sebelum sidang, Bung Hatta bertemu dengan wakil-wakil untuk membicarakan tentang penghilangan tujuh kata dalam sila Pertama Paiagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Penyebabnya konon karena adanya keberatan dari wakil Indonesia Timur terhadap tujuh kata tersebut. Lobi-lobi pun tersaji sampai akhirnya tokoh-tokoh Islam mengalah dan kemudian rumusan tersebut kemudian menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” saja.

Hari Kesaktian Pancasila

hamfara-1953.blogspot.com
hamfara-1953.blogspot.com

Titik penting dalam sejarah lahirnya Pancasila adalah terjadinya Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965. Ketika itu pemberontakan yang hendak dilakukan PKI berhasil ditumpas.

Walau sering terjadi perdebatan mengenai latar belakang terjadinya peristiwa G30S PKI ini, namun tak terelakkan hal ini meneguhkan Pancasila sebagai dasar negara. Sebab kemudian pemerintah Orde Baru menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.