7 Catatan Sejarah Penting Tentang Perang Diponegoro yang Belum Pernah Kamu Ketahui

Salah satu peristiwa besar dalam periode perjuangan pra-kemerdekaan Indonesia adalah Perang Jawa pada tahun 1825-1830. Bumi Jawa yang makmur menjadi berubah paska perang besar ini.

Dari sejarah itu kemudian lahirlah nama Diponegoro menjadi simbol salah satu universitas ternama di Indonesia, museum, pameran seni dan manuskrip sejarah, serta ribuan jalan yang dinamai persis seperti nama Sang Pangeran.

Perang yang juga sering disebut sebagai Perang Diponegoro adalah penanda awal perlawanan lintas bidang menuju kemerdekaan. Namun, beberapa fakta sejarah tentang Perang Diponegoro mungkin belum pernah kamu ketahui hingga saat ini.

Perusahaan VOC Bangkrut Menjelang Perang Jawa

koinkuno.com

Pada tanggal 1 Januari 1800 seluruh aset perusahaan VOC yang semula diberi kepercayaan untuk mengelola Hindia-Belanda (Indonesia) diambil alih oleh pemerintah Belanda (Kerajaan Belanda).

Kebangkrutan ini disebabkan karena perang Inggris-Belanda Keempat (1780-1783) hingga membuat VOC menumpuk utang mencapai 134 juta gulden (setara dengan 12 miliar dollar AS saat ini).

Kepulauan Nusantara Jatuh ke Tangan Inggris

wikipedia.org

Selama Revolusi Perancis (1792-1799) dan perang-perang Napoleon (1799-1815) di Eropa, kepulauan Nusantara diperebutkan dalam pertempuran darat yang panjang antara Inggris melawan Perancis-Belanda.

Dalam tujuh tahun (1804-1811) kepulauan Nusantara telah diakuisisi sebagai wilayah blok Angkatan Laut Inggris.

Perang Jawa Didanai dan Diupayakan oleh Seluruh Masyarakat

visitbandaaceh24.files.wordpress.com

Dana perang didapatkan dari sumber tradisional, yaitu para pangeran dan priayi Yogya menyumbang emas, permata, dan uang. Semua sumbangan perang dibawa ke medan perang oleh istri-istri dan putri-putri mereka.

Senjatanya bahkan sangat bervariasi, mulai dari katapel, gada, bambu runcing, hingga menebang pohon untuk merintangi jalan yang akan dilewati tentara Belanda, membakar jembatan kayu dan membuat lubang jebakan berisi bambu runcing.

Senjata api rampasan dari tentara belanda diisi dengan peluru dan mesiu berkualitas tinggi yang dikerjakan dan diproduksi oleh wanita-wanita desa di daerah Bantul dan Kulon Progo.

Kaum Perempuan Ikut Bertempur

konfrontasi.com

Raden Ayu Serang atau Nyi Ageng Serang istri dari Pangeran Serang I (keturunan Sunan Kalijaga) dan salah satu putri Sultan Hamengku Buwono I turut dalam Perang Diponegoro.

Raden Ayu Serang memimpin pasukan berkekuatan 500 orang untuk menyerang posisi-posisi tentara Belanda di daerah sekitar Serang-Demak dan Pantai Utara Jawa.

Perang Terbesar dengan Korban dan Dampak Sosial yang Sangat Massif

luk.staff.ugm.ac.id

Dalam catatan sejarah setidaknya lebih dari 200.000 orang Jawa tewas, sepertiga dari seluruh penduduk Jawa merasakan dampak perang, dan seperempat dari seluruh lahan pertanian yang ada pada masa itu rusak.

Belanda Mengalami Kerugian yang Sangat Besar Paska Perang

iwansuwandy.wordpress.com

Kemenangan Belanda pada Perang Jawa dibayar dengan pahit dan mahal hingga mengancam kebangkrutan perusahaan VOC pada saat itu.

Sebanyak 7000 serdadu pribumi dan 8000 tentara Belanda tewas; dan biaya perang mencapai angka 25 juta gulden (setara dengan 2,2 miliar dollar AS saat ini).

Awal Mula Lahirnya Sistem Tanam Paksa

ijzereneeuw.nl

Sistem tanam paksa atau cultuur stelsel merupakan fase baru pemerintahan kolonial yang diberlakukan oleh Jenderal Johannes van den Bosch untuk menutup kerugian akibat Perang Jawa yang sangat besar.

Dengan pemberlakuan sistem ini, pemerintah Belanda meraup keuntungan besar-besaran antara tahun 1831 hingga 1877 mencapai 832 juta gulden (setara 75 miliar dollar AS saat ini).

Perang Diponegoro adalah puncak dari banyak pemberontakan kecil yang tidak pernah tercatat pada manuskrip koleksi pemerintah Indonesia. Bahkan kebanyakan manuskrip yang ada di Indonesia tidak terawat dan rusak dimakan usia.

Sebaliknya mayoritas catatan sejarah bangsa ini tertata dengan rapi dan terawat dengan cermat tersimpan di Leiden, Belanda. Perang Diponegoro adalah hulu yang menjadikan Indonesia merdeka 90 tahun setelah wafatnya Sang Pangeran.

Peristiwa yang mengajarkan pada kita untuk menghargai dan mendalami serta memahami sejarah, menyadari bahwa negeri ini punya banyak sejarah yang tidak pernah kita tahu hingga saat ini.

Sejarah penuh cerita, inspirasi dan hikmah itu tersimpan rapi jauh di Belanda atau bahkan catatan tentangnya sudah lenyap sama sekali. Barangkali, bangsa ini memang belum menjadi bangsa yang besar, yang menghargai jasa para pahlawan.