Sejarah Pocari Sweat: Minuman Paling Fenomenal dari Negeri Sakura

Pocari Sweat pertama kali diluncurkan oleh Otsuka Pharmaceutical di Jepang pada 1980 dengan mengusung jargon minuman kesehatan. Setelah sukses di negerinya sendiri, Pocari Sweat mulai disebar di berbagai negara termasuk Indonesia.

Saat ini, Pocari Sweat sudah bisa dibilang ikon minuman kesehatan di berbagai negara. Namun seperti kisah sukses lainnya, perjalanan Pocari Sweat tidak semulus kelihatannya, ada banyak kegagalan yang menerpa. Dari lika-liku perjalanan tersebut, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya, khususnya dalam berwirausaha.

Berikut ini kisah perjalanan Pocari Sweat.

Ide Pocari Sweat muncul karena sakit perut

pocarisweatrun.com
pocarisweatrun.com

Ide akan minuman kesehatan pengganti ion tubuh di Otsuka muncul pada tahun 1973, dari penanggung jawab pengembangan minuman perusahaan saat itu, Rokuro Harima. ide ini muncul dari pengalamannya sendiri.

Waktu itu ia sedang berada di Meksiko untuk mencari bahan-bahan minuman yang sedang perusahaannya kembangkan. Di tengah perjalanan dinasnya, ia terkena diare yang cukup parah sehingga ia dirawat di rumah sakit kecil terdekat.

Sayangnya rumah sakit tersebut kekurangan air bersih sementara cairan tubuhnya terus berkurang akibat diare. Untuk mengganti cairan tubuhnya tersebut, dokter memberikan air soda sebagai pengganti air bersih.

Sebenarnya masalah kekurangan air bersih di rumah sakit dapat teratasi jika terdapat fasilitas infus di rumah sakit tersebut. Ia pun teringat pernah melihat seorang dokter yang, setelah melakukan operasi selama berjam-jam, meminum cairan infus untuk mengganti cairan dalam tubuhnya yang terkuras.

Namun walau cairan infus ini dapat terasa manfaatnya dengan diminum langsung, mengapa hampir tidak ada orang yang mengonsumsi cairan infus setelah beraktivitas? Penyebab enggannya masyarakat mengonsumsi cairan infus adalah rasanya yang pahit.

Dari masalah itulah, ia berpikir untuk menciptakan minuman infus yang mudah dikonsumsi oleh setiap orang. Dari sinilah, kelak lahir produk bernama Pocari Sweat. Walau jalan menuju kesuksesan itu masih panjang.

Masih banyak tantangan yang perlu diatasi. Namun inilah awalnya. Produk ini bermula dari masalah yang ia hadapi dan tentu masyarakat di sekelilingnya hadapi. Untuk menjadi solusi bagi masalah yang ada sehingga kehidupan kita menjadi lebih baik.

Pentingnya Momentum untuk Memulai Penelitian Produk

Setelah kembali dari Meksiko, Harima menemui atasannya, Akihiko Otsuka, cucu dari pendiri Otsuka Pharmaceutical, untuk menyampaikan gagasan akan produk baru yang sebaiknya dikembangkan perusahaan yakni cairan infus yang bisa diminum.

Selain menceritakan peristiwa yang menyebabkan ia ingin mengembangkan minuman ini, Harima menguatkan pula dengan fakta bahwa perusahaannya saat itu sudah kompeten dalam memproduksi cairan infus sehingga akan lebih mudah untuk mengembangkan minuman berbasis cairan infus ini.

Di luar dugaan Harima, Akihiko berpendapat bahwa belum saatnya perusahaan mengembangkan minuman ini. Untuk saat itu, sebaiknya perusahaan menunggu hingga masanya tiba.

Tiga tahun kemudian, 1976, ada perubahan tren di masyarakat Jepang. Orang-orang mulai makin peduli dengan kesehatan. Terlihat dengan banyaknya orang yang gemar berolahraga, terutama jogging. Akihiko Otsuka melihat bahwa masyarakat Jepang sudah mulai akan membutuhkan minuman kesehatan. Ia pun memanggil Harima dan seorang peneliti, Akihisa Takaichi, untuk mulai mengembangkan minuman kesehatan.

Akihiko pun memberikan arahan kepada kedua peneliti tersebut, yakni minuman kesehatan untuk menggantikan kandungan ion yang hilang bersama keringat. Oleh karena itu, dibutuhkan minuman yang memiliki komposisi sama dengan keringat. Selain itu, minuman ini tidak boleh membuat orang bosan meminumnya, walau diminum setiap hari harus tetap terasa enak di tenggorokan. Tugas mengembangkan minuman itupun diserahkan kepada Takaichi, untuk membina peneliti muda tersebut.

Akihiko menerjemahkan masalah yang akan muncul menjadi kebutuhan masyarakat. Umumnya setiap orang memiliki masalah, namun tidak semua orang bertindak untuk mengatasi masalah tersebut. Pembeda antara orang yang bertindak dan tidak adalah orang yang bertindak memiliki kebutuhan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dengan menciptakan minuman pengganti ion tubuh sesuai dengan komposisi keringat, Otsuka Pharmaceutical akan dapat menyelesaikan masalah masyarakat. Namun orang-orang belum tentu mau mengonsumsinya (baca: belum membutuhkannya) karena rasanya yang pahit dan tidak enak. Orang-orang akan merasa butuh jika minuman ini terasa manfaatnya dan rasanya enak.

Dengan resep sederhana inilah, Otsuka mengubah masalah yang ada menjadi potensi kebutuhan. Potensi tentunya, karena orang-orang saat itu belum sependapat. Perjuangan masih panjang namun kaki-kaki kecil itu mulai melangkah.

Meracik Ramuan Pocari Sweat

Gagasan yang dicetuskan oleh Harima dan didukung oleh Akihiko masih perlu ditindaklanjuti agar menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Tugas Takaichi-lah untuk menerjemahkan visi tersebut.

Takaichi memulai penelitian ramuan dengan percobaan sederhana. Ia mengambil dua jenis keringatnya sendiri. Keringat pertama ia ambil ketika ia berjalan-jalan di bawah terik matahari. Sedangkan yang kedua ia ambil ketika sedang berada di sauna. Kedua keringat tersebut ia periksa kandungan ionnya, terutama natrium sebagai penyebab asinnya keringat.

Karena minuman yang akan dibuat ditujukan untuk kehidupan sehari-hari, ia memutuskan untuk membuat minuman dengan menggunakan komposisi keringat hasil berjalan-jalan, yang kadar garamnya lebih rendah. Berbekal minuman dengan komposisi keringat, Takaichi mengajukan ‘ramuan’-nya kepada Harima.

Dalam membuat ‘ramuan’ tersebut, Takaichi baru memikirkan kandungannya saja, efek manfaatnya. Mengganti cairan tubuh yang hilang. Selain rasanya yang pahit karena adanya kalium dan magnesium, minuman itu masih sulit untuk ditelan. Karena tujuannya adalah ingin menciptakan minuman ringan yang mudah diterima masyarakat, bukan obat yang tidak dipedulikan rasanya, Harima pun meminta Takaichi untuk memikirkan ulang resep dari ramuan bakal Pocari Sweat itu.

Tak kalah dengan Colonel Sanders, lebih dari 1000 jenis ramuan dicoba oleh Takaichi. Lebih dari 3 tahun ia gunakan untuk mengembangkan ramuan dari Pocari Sweat, namun rasanya belumlah memuaskan. Harima dan Akihiko sangatlah berperan dalam mendukung proyek minuman Takaichi ini. Walaupun hasil penelitian belumlah memuaskan, perusahaan masih mendukung penelitian ini.

Petunjuk pun datang secara kebetulan. Kebetulan yang hanya bisa ditangkap oleh orang yang siap. Saat mencicipi ramuan terakhir, yang rasanya masihlah pahit, Akihiko mencicipi pula minuman serbuk jeruk. Kedua minuman tersebut belumlah sempurna. Namun terbersit dalam benak Akihiko untuk mencampurkan kedua minuman yang belum ‘layak’ jual itu. Alhasil, rasa pahit alami dari jeruk dapat menetralkan rasa pahit dari ion-ion. Visi minuman kesehatan pun sudah diubah menjadi aksi, berupa produk minuman kesehatan yang rasanya enak.

Sekarang tinggal satu masalah lagi. Ada beberapa ramuan yang perlu dipilih dengan bahan-bahan yang sama namun berbeda konsentrasi gulanya. Pertanyaannya adalah: Berapa banyak gula yang diperlukan agar sesuai untuk minuman kesehatan? Perusahaan pun melakukan uji coba kecil-kecilan. Hasilnya, responden memilih minuman dengan konsentrasi gula yang lebih tinggi. Namun Harima belum puas akan hasilnya.

Bagaimana memastikan rasa enak itu tidak membosankan? Bagaimana memastikan rasanya sesuai untuk orang yang beraktivitas? Harima yakin bahwa uji coba haruslah dilakukan terhadap orang-orang yang meminumnya setelah beraktivitas. Oleh karena itu, ia mengajak timnya berolahraga, mendaki gunung.

Dengan kondisi badan yang kelelahan setelah beraktivitas, selera lidah kita berubah. Para peneliti menjadi lebih menyukai minuman dengan kadar gula lebih rendah, rasanya lebih menyegarkan. Riset uji coba menjadi lebih sesuai dengan target konsumen nantinya, orang-orang yang beraktivitas. Dengan dasar inilah, ditetapkan ramuan yang kelak dipasarkan dengan nama Pocari Sweat.

Ramuan sudah ditetapkan, namun perjalanan belum selesai. Masih diperlukan pengorbanan agar minuman ini dapat diterima masyarakat luas.

Habis Gelap Terbitlah Terang

sejarah pocari sweat
Kegagalan adalah suatu keniscayaan bagi manusia yang mencoba. Kegagalan bermula dari penolakan atas usaha kita. Baik oleh orang-orang, masyarakat, lingkungan, ataupun alam. Penolakan itu merupakan ujian bagi kita, sejauh manakah kita rela untuk berkorban. Sekaligus ‘memurnikan’ niat kita, atas apa yang kita perjuangkan.

Akhirnya, April 1980, 7 tahun setelah gagasan minuman kesehatan muncul, Pocari Sweat mulai dipasarkan. Walaupun rencana memasarkan Pocari Sweat ditolak oleh direksi perusahaan, dengan bekal keyakinan akan manfaat yang ditawarkan Akihiko pun bersikukuh untuk menjual Pocari Sweat. Tim pemasaran perusahaan pun menyebarkan produk melalui berbagai jalur distribusi. Mulai dititipkan ke mini market hingga membuka stand-stand penjualan.

Masyarakat Jepang saat itu ternyata merespon negatif akan kedatangan Pocari Sweat. Rasa Pocari Sweat yang “nanggung,” manis tidak asin pun bukan, menyebabkan produk baru itu dicemooh oleh pembelinya. “Rasanya tidak enak” katanya. Tak ayal lagi, tidak ada pengecer yang mau menampung Pocari Sweat.

Saat menerima laporan penolakan dari konsumen akan produk barunya, Akhihiko tak patah arang. Saat tak ada konsumen yang mau membeli Pocari Sweat, ia memutuskan untuk membagi-bagikannya secara gratis. Ia sangat percaya bahwa keunggulan Pocari Sweat hanya bisa dirasakan setelah konsumen meminumnya berulang-ulang. Ia tidak mau setengah-setengah, prinsip kerja tuntas pun ia terapkan. Jumlah kaleng Pocari Sweat yang perusahaannya bagikan pun tidak tanggung, tidak terbatas.

Secara neraca keuangan, Pocari Sweat saat itu sudah membuat perusahaannya merugi. Namun Akihiko, yang bermental pengusaha, berpendapat bahwa Pocari Sweat menargetkan pasar yang belum pernah ada. Maka cukup wajar jika awalnya tidak bisa dijual.  Oleh karena itu, yang terpenting adalah mensosialisasikan konsep produk secara tepat dibandingkan menjualnya. Ia percaya dengan begitu konsumen akan mengerti keunggulan Pocari Sweat. Dengan tidak memikirkan angkanya terlebih dahulu, penjualan akan meningkat belakangan.

Keputusan Akihiko inipun memicu semangat bagian pemasaran perusahaan. Tim pemasaran pun menganalisis orang-orang yang sebaiknya mendapatkan produk tersebut. Mereka pun mempromosikan produk dengan membagi-bagikannya kepada yang berkeringat. Tidak hanya membagi-bagikan, setiap staf pemasaran menjelaskan konsep dan manfaat dari produk ini. Dengan ini, sosialisasi menjadi lebih efektif. Jumlah produk yang dibagikan sepanjang tahun 1980 mencapai 30 juta kaleng. Hasilnya, konsumen mulai mengerti manfaat dari Pocari Sweat. Namun, penjualan produk masihlah buruk. Otsuka mencatat kerugian 4 milyar yen.

Tahun 1981, saat tim penjualan mulai menyerah,  benih yang ditebar pun siap dipanen. Saat konsumen sudah menyadari keunggulan Pocari Sweat, alam pun mulai mendukung. Musim panas 1981 tiba, suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan masyarakat Jepang menginginkan minuman yang menyegarkan. Tim pemasaran pun kelabakan, distributor dan pengecer tiba-tiba kehabisan stok. Penjualan meningkat. Pengorbanan selama tahun 1980 pun terbayar sudah, penjualan tahun 1981 mencapai 26 milyar yen. Hingga tulisan ini dibuat, Pocari Sweat merajai pasar minuman kesehatan di berbagai negara.

Happiness comes from the intersection of what you love, what you’re good at, and what the world needs. ~ Coleman, John, 2011