Mengenal Ilmuwan Muslim di Bidang Ilmu Fisika

Sejarah membuktikan, kontribusi ilmuwan muslim dalam bidang fisika sangatlah besar. Karya-karya ilmuwan muslim dalam bidang fisika, baik yang klasik maupun modern, bisa dibilang sangat banyak.

Jika kita mempelajari sejarah kejayaan Islam jaman dahulu maka akan terlihat semangat orang-orang Islam terdahulu dalam mencari ilmu, mereka belajar dari orang-orang Persia, Syiria, India, Mesir kuno, Yunani dan lain sebagainya.

Kaum muslim meyakini bahwa semua pengetahuan berasal dari Allah, dan Al Qur’an adalah sumber pengetahuan yang pastilah benar adanya. Para fisikawan muslim di masa keemasan Islam adalah orang-orang yang dididik dari awal dengan aqidah Islam. Rata-rata mereka adalah seorang hafidz Al Qur’an sebelum berusia baligh.

Berikut 5 ilmuwan muslim ahli fisika.

1. Al-Battani

Al Battani (sekitar 850- 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Beliau lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

2. Al-Khawarizmi

Istilah algoritma ditinjau dari asal-usul katanya mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya menemukan kata Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang dikatakan “Algorist” jika menghitung menggunakan angka Arab.

Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.

3. Al-Khazini

Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M di Bizantium. Beliau adalah ilmuwan yang menemukan berbagai teori penting dalam sains, seperti metode ilmiah eksperimental dalam mekanik, perbedaan daya, masa dan berat, jarak gravitasi, dan energi potensial gravitasi. Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang fisika terangkum dalam kitab Mizan al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun 1121.

4. Al-Haitham

Fisikawan ternama ini bernama lengkap Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Hasan (atau al-Husain) Ibn Al-Haitham. Ia lahir tahun 965 di Basrah (Irak). Namun namanya mulai masyhur di Mesir, saat pemerintahan Islam dipimpin oleh Khalifah Al-Hakim (996-1020). Beliau merupakan Fisikawan Muslim terbesar dan salah satu pakar optik terbesar sepanjang masa. Sepanjang hidupnya, Al-Haitham telah menulis sekitar 70 kitab. Salah satu kitabnya, Al-Manazir, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan tajuk Opticae Thesaurus.

Dalam kitabnya Al-Haitham mengatakan, proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata. Bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles.  Dalam kitab itu ia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat teropong dan kamera sederhana (kamera obscura).

5. Al-Biruni

Abu Raihan Muhammad ibnu Ahmad Al Biruni, Ia lebih dikenal dengan nama Al Biruni. Ilmuwan besar ini dilahirkan pada 362 H atau bulan September 973 M, di desa Khath yang merupakan ibukota kerajaan Khawarizm, Turkmenistan. Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan.

Prestasi paling menonjol di bidang fisika adalah tentang penghitungan akurat mengenai timbangan 18 batu. Selain itu, ia juga menemukan konsep bahwa cahaya lebih cepat dari suara.

Al Biruni memberikan sumbangan penting  untuk dunia fisika, yaitu pengukuran jenis berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Al Biruni juga mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi di sekeliling sumbunya. Konsep ini lalu dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.

Demikian penjelasan tentang beberapa ilmuwan muslim di bidang fisika. Semoga bermanfaat dan terimakasih.