Mendengar kabar bahwa kaum Musyrikin akan menyerbu kaum muslimin yang bertempat di madinah, maka dari itu, Rasulullah mengajak para sabahat untuk bermusyawarah. Kemudian Rasul memiliki pendapat bahwa sebaiknya kaum Muslimin tinggal di Madinah dan bersembunyi di atap dan loteng rumah-rumah dengan strategi bertahan.
Abdullah Bin Ubay menyetujui pendapat Rasul, namun dari golongan pemuda-pemuda yang bernafsu untuk berperang, memiliki pendapat lain. Mereka ingin datang lansung ke gunung Uhud menyusul kaum Musyrikin. Akhirnya Rasulpun mengiyakan pendapat dari golongan pemuda.
Rasul menginstruksikan kepada pasukan untuk memulangkan anak-anak yang masih belia, namun tetap mengajak Rafi’ bin Khudaij karena ia pandai dalam melakukan panahan. Kemudian Samurah bin Jundub memohon kepada Rasul agar ia diikutkan dengan alasan ia mampu mengalahkan Rafi dalam bergulat. Akhirnya kedua remaja belia ini diikutkan oleh Rasulullah.
Ditengah perjalanan Abdullah bin Ubay yang memang dari awal tidak ingin berperang tiba-tiba kembali ke Madinah dan mengajak 300 pasukannya, sehingga pasukan Muslim tinggallah 400 orang yang akan menghadapi 3000 orang musyrikin ditambah pasukan wanita yang memotivasi yaitu pimpinan Hindun binti Uthbah, istri Abu Sufyan.
Sesampainya di gunung Uhud, Rasul memerintahkan 50 pasukan pemanah untuk menghujamkan anak panah ke arah kaum Musyrikin sehingga membuat kaum Musyrikin mundur karena tak mampu menerobos.
Harta perang kaum Musyrikin tertinggal, membuat kaum Muslimin tergoda sehingga melupakan tugasnya untuk memanah. Ketika Khalid bin Walid melihat celah pada barisan belakang yang ditinggal mengambil harta rampasan tadi, maka ia dengan sergap mengambil langkah memutar dan menyerang kaum Muslimin dari arah belakang.
Dalam perang Uhud ini dikabarkan bahwa Rasul meninggal dunia, karena topi baja yang dikenakan rasul pecah menjadi dua sehingga serpihannya menancap pada pipi beliau. Rasul dikepung oleh kaum Musyrikin hanya ditemani oleh dua sahabatnya, yaitu Thalhah dan Abu Dujanah, kemudian sahabat-sahabat lainnya mendatangi Rasul pula demi menyelamatkan Rasulullah.
Dari beberapa kaum Muslim yang gugur, disana terdapat paman Nabi yaitu Hamzah. Jasad beliau dimutilasi oleh Hindun binti Uthbah.