Johnson & Johnson didirikan oleh Robert Wood Johnson dan saudara laki-lakinya di New Brunswick, New Jersey pada tahun 1997. Ia terinspirasi oleh pidato yang disampaikan oleh pelopor antiseptik dari Inggris, Sir Joseph Lister.
Lister menggemparkan karena menunjukkan praktik bedah dengan pakaian operasi berlumur darah tanpa sarung tangan ataupun instrumen yang steril, dengan menggunakan pakaian yang terbuat dari katun yang dikumpulkan dari lantai pabrik tekstil.
Ini ia lakukan untuk memperlihatkan “pembunuh tak terlihat” karena infeksi bakteri yang bertebaran di udara. Lister mengatakan terilhami oleh ahli kimia besar Perancis, Louis Pasteur.
Lebih dari 10 tahun setelah pidato Lister, pada lantai 14 pabrik wallpaper, Robert Wood Johnson, saudara lelakinya, dan 14 pegawai memanufaktur pakaian bedah antiseptik pertama. Pakaian bedh ini menciptakan pertahanan baru melawan tirani sepsis (keracunan yangdisebabkan oleh penyerapan mikroorganisme patogen ke dalam darah) dan kematian pascaoperasi.
Putra sang pendiri, Jenderal Robert Wood Johnson, melahirkan etos antara majikan, pekerja, pelanggan, dan pemegang saham yang merangkum pemikiran korporat modern. Ini membuat Johnson & Johnson salah satu perusahaan dan merek yang paling berhasil dan dikagumi dalam sejarah.
Tonggak Sejarah Johnson & Johnson
1887: Johnson & Johnson didirikan oleh Robert Wood Johnson I dan saudara lelakinya.
1892:Perusahaan mulai memproduksi pakaian bedah steril.
1910: Robert I meninggal dunia.
1924: Afiliasi pertama di luar negeri Johnson & Johnson Ltd. didirikan di Inggris.
1932: Robert Wood Johnson II menjadi chairman.
1943: Robert II menyampaikan keyakinan manajemen dalam Our Credo dan Our Management Philosophy.
1944: Perusahaan mulai menjual sahamnya untuk publik di New York Stock Exchange.
1963: Robert II pensiun.
2005: Nama Robert II dicantumkan dalam Labor Hall of Fame.
Plester dan Bedak Talk
Metode semprot-karbol Lister telah terbukti efektif. Namun cara itu membutuhkan peralatan rumit yang hanya praktis di rumah sakit-rumah sakit besar.
Produk-produk Johnson & Johnson yang pertama adalah plester adesif yang mengandung senyawa untuk pengobatan. Produk ini diikuti dengan katun penyerap dan pembalut tipis yang dikirim ke rumah sakit-rumah sakit, para dokter, dan ahli farmasi.
Perusahaan memproduksi buku berjudul Modern Method of Antiseptic Wound Treatment. Buku ini selama bertahun-tahun menjadi teks standar mengenai praktik-prakti antiseptik. Di dalamnya ada contoh-contoh mengenai transfer pengetahuan antara pengembang produk perawatan kesehatan komersial dan penyedia medis dan bedah.
Majalah Johnson & Johnson seperti Red CrossNotes dan The Red Cross Messenger menjaga dan memperluas hubungan ini di bawah pengarahan direktur ilmiah perusahaan, Fred B. Kilmer.
Pada 1890, Kilmer menerima keluhan dari seorang dokter bahwa plester produksi perusahaan menyebabkan iritasi pada kulit pasien. Ia menyarankan sekaleng bedak talk buatan Italia dikirim kepada pasien tersebut.
Usaha ini berhasil dan perusahan mulai mengemas bedak talk dengan plesternya. Kampanye iklan “Ibu yang Mengagumkan” menyusul setelahnya.