Steve Jobs pernah bilang, “Kalau kamu melakukan hal menyenangkan yang menurutmu sangat berarti, kamu tidak perlu dipaksa. Visi yang kamu miliki yang akan menarikmu.” Einstein berkata, “Cara terbaik untuk belajar adalah melakukan sesuatu yangkamu sukai sampai-sampai kamu tidak sadar kalau waktu telah cepat berlalu.”
Kedua orang tersebut membicarakan pentingnya melakukan pekerjaan sesuai passion. Masalahnya, kebanyakan anak tidak tahu passionnya. Bahkan seringkali sampai ia dewasa pun masih bingung mencari tahu passion ini.
Pasangan Ibu Septi dan Pak Dodik memiliki cara tersendiri dalam membantu anak-anaknya menemukan passion-nya. Caranya adalah mendidik anak dalam 2 tahapan.
Tahapan mendidik anak usia 2-7 tahun: pengenalan profesi
Rentang usia ini adalah masa pengenalan profesi pada anak. Perdalam pengetahuan anak tentang berbagai profesi. Caranya tentu bisa berbagai macam: membacakan buku yang membahas berbagai profesi, menceritakan pekerjaan dan aktivitas yang bisa orang lakukan, atau mempertemukan anak dengan orang-orang yang profesinya unik. Orang tua perlu kreatif memperluas wawasan anak.
Proses ini dimulai saat anak menginjak 2 tahun. Mungkin banyak yang mempertanyakan bisakah anak memahami hal-hal seperti ini pada usia tersebut. Jawabannya adalah ya. Bahkan anak usia 2 tahun bisa memahami pekerjaan tokoh-tokoh dalam film kartun yang ia tonton. Tidak ada salahnya mengenalkan calon passion anak sejak dini.
Tahapan mendidik anak usia 7-14 tahun: mengeksplorasi passion
Menginjak usia 7 tahun, anak mulai diajak untuk mencari passionnya sendiri. Caranya bagaimana? Anak harus mencoba sendiri profesi yang mungkin menjadi passionnya. Lewat coba-coba alias trial & error. Inilah satu-satunya cara untuk menemukan passion.
Bantu anak supaya bisa melakukan aktivitas sesuai profesi tersebut. Beri anak waktu luang untuk beraktivitas. Pertemukan anak dengan guru dan mentor yang sesuai. Evaluasi hasil kerja anak, caranya dengan meminta anak mempresentasikan proses menjalani profesi.
Saat anak mencoba satu profesi, bisa jadi anak merasa pekerjaan ini tidak ia sukai. Hal itu tidak mengapa. Jangan paksa anak untuk mengerjakan hal yang ia sukai. Minta anak menjelaskan alasan tidak cocok dengan profesi tersebut. Setelah itu, bantu anak untuk mencari jenis profesi lain yang kira-kira sesuai.
Dalam proses ini bisa jadi anak berkali-kali berganti profesi. Namun bila prosesnya tepat, semakin lama anak akan semakin mendekati passionnya.
Saat sudah lebih besar, kira-kira 10 tahun, anak mulai diberi pengalaman magang. Proses bekerja secara riil ini akan menambah pengalaman anak sekaligus memvalidasi passionnya.
Hasil 2 tahapan mendidik ala Ibu Septi dan Pak Dodik
Hasil yang saya amati pada anak bungsunya, Elan Jihad Muhammad. Elan sudah menemukan passionnya pada usia 10 tahun, yakni merekayasa robot.
Belum menginjak 14 tahun, Elan sudah membuat robot berbahan bambu. Ia mencari bahan baku yang bisa ditemukan di desa. Dengan begitu, teman-temannya di Salatiga bisa ikut membuat robot.
Kebanyakan anak membuat robot dari komponen-komponen yang bisa dibeli di toko. Namun Elan melihat anak-anak di kotanya, Salatiga, tidak punya uang untuk membeli mainan mahal tersebut. Oleh karena itu, ia mencari bahan-bahan yang bisa didapat dengan murah, bahkan gratis.
Metode ini bisa kita coba sendiri. Agar tidak ada lagi anak-anak muda yang kebingungan, tidak tahu apa yang mau ia kerjakan dalam hidupnya.