4 Ide Social Entrepreneurship yang Bisa Kamu Replikasi di Kampung Sendiri

Dalam beberapa tahun terakhir, usaha social entrepreneur dari banyak anak muda sebenarnya telah mulai ‘mengudara’ dan mendapatkan penggemarnya. Bahkan, banyak pemuda – pemuda Indonesia yang menduplikasi ide – ide social entrepreneurship.

Namun, dalam setahun terakhir, sepertinya isu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) lebih mengemuka. Sedikit banyak hal ini berakibat para pemuda yang beralih ke start up bisnis yang murni profit berbasis bisnis kreatif.

Nah, agar nurani sosial kamu tetap terjaga, berikut ini adalah 4 ide social entrepreneur yang bisa kamu replikasi kapan saja. Mari membangun kesejahteraan di kampung halaman.

 

1

IWAK

iwak.me

Adalah Hestyriani Anisa Widyaningsih, ketua pengembang ide social entrepreneur asal UGM. IWAK adalah semacam program investasi sosial. Lewat ASEAN Young Socialpreneurs Program, ide Nisa ini menjadi juara kedua.

Inti dari ide yang ditawarkan Nisa adalah membangun kolam ikan lele di Nganjuk, daerah asalnya. Nah, lewat website IWAK.me semua orang bisa menjadi investor dalam pembuatan kolam ini.

Mengapa kolam ikan lele? Karena 88% lahan warga tidak terpakai, tidak produktif, terbengkalai. Sedangkan 76% angkatan kerja di lokasi ini adalah pengangguran.

Lewat IWAK, kamu bisa berinvestasi dari 1% hingga 100% dari biaya pengelolaan kolam, mulai dari pembuatan hingga panen dan penjualan. Ada bagi hasil yang adil antara investor, warga pemilik lahan dan pengelola IWAK.

 

2

Nalacity

nalacity.net

Program ini adalah pemberdayaan ibu – ibu keluarga Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) di Stanala, Tangerang. OYPMK sering mengalami diskriminasi dan dikucilkan. Karena hal ini, mereka sering susah mendapatkan pekerjaan.

Hafiza Elfira Novitarini bersama kawan – kawan terdekatnya lantas membuat Nalacity Foundation. Ibu – ibu OYPMK mendapat berbagai pelatihan dan didampingi untuk membuat berbagai produk buatan tangan.

Terutama produk yang dijual adalah jilbab dan berbagai barang aksesori pendukung seperti scarf, bros hingga pakaian wanita. Kalau kamu ingin membantu ibu – ibu OYPMK untuk lebih mandiri, beli produk mereka di Nalacity.net.

 

3

Tata Rupa

tatarupa.com

Selain Bandung dan Yogyakarta, jangan remehkan pergerakan industri kreatif Surabaya yang tidak pernah terendus media. Tata Rupa adalah proyek untuk membuatkan desain kreatif sebagai media branding UKM kecil di Surabaya.

Tentu saja pelopornya adalah Ibu Risma, berikut dengan kolaborasi antara Kreavi dan Pahlawan Ekonomi. Kreavi adalah komunitas penampung desainer kreatif, sedangkan Pahlawan Ekonomi adalah gerakan sosial yang menampung UKM – UKM kecil.

Salah satu ‘lulusan’ program Tata Rupa ini adalah Bakso Chokjudes buatan Sigit Prihanto yang telah mampu menjual bakso secara online. Penasaran? Kamu bisa menelusurnya sendiri, Bakso Chokjudes.

Hingga kini, Tata Rupa telah membantu sekitar 18 UKM kecil di Surabaya dalam mengembangkan branding produknya. Kalau kamu berminat untuk memesan produk – produk karya UKM ini, kamu bisa mebelinya secara online lewat Tatarupa.com

 

4

Dreamdelion 

ziliun.com

Namanya adalah Dreamdelion Community Empowerment (DCE), bisnis sosial ini telah berdiri sejak tahun 2012 di kawasan pinggiran Jakarta. Kini, DCE telah jauh melangkah, DCE merambah Garut, Jogja bahkan Ngawi.

Awalnya produk warga bantaran Kali Manggarai yang difasilitasi oleh DCE hanyalah berbagai karya buatan tangan sederhana. Mulai dari bros, boneka flanel, boneka wisuda, gantungan kunci, aksesoris dan berbagai macam suvenir lainnya.

DCE diinisiasi oleh Alia Noor Anoviar. Di Garut, DCE melihat potensi banyaknya tanaman bambu sehingga DCE melakukan pendampingan pada para perajin bambu. Di Jogja, DCE membina ibu – ibu pembuat setagen di Moyudan, Sleman.

Kini setagen yang khas Jawa itu menjadi setagen aneka warna yang bahkan dijahit menjadi produk dompet dan tas. Di Ngawi, DCE merintis pemberdayaan masyarakat berbasis peternakan sapi dan kambing.

Jadi, setelah melihat semua bukti ini, masih ragu kah kamu untuk memulai pemberdayaan sosial untuk kesejahteraan kampung kamu sendiri?