Berusahalah Lebih Keras, Bersungguh-sungguhlah, Kamu Istimewa, Karena Kamu Anak Pertama

Buat kamu para anak pertama, kamu harus tahu bahwa kamu tidak pernah sendiri di dunia ini. Jangan mengira semua beban yang ditumpukkan di pundakmu hanya dan selalu akan kamu tahan sendiri.

Jangan terlalu berlebihan menuruti anggapanmu tentang ujian dan cobaan, karena semua anak pertama di dunia ini juga merasakan hal yang sama. Berbahagialah, karena kamu anak pertama.

Berusahalah lebih keras, lakukanlah lebih serius, jangan mudah mengeluh, karena kamu anak pertama. Dan jangan pernah gentar ataupun gemetar menghadapi apapun yang mengancam atau mencecar.

Percayalah, karena kamu anak pertama, kamu bisa menyelesaikan segalanya. Jika belum juga yakin hatimu, barangkali 5 hal istimewa ini bisa meneguhkan kembali tekadmu yang layu, merapikan ulang pikiranmu yang berantakan.

Kamu Adalah Harapan Pertama

unsplash.com

Saat kamu lahir, kamu tidak akan pernah bisa membayangkan atau merasakan betapa bahagianya kedua orang tuamu. Ayahmu yang selama ini terlihat kuat dan tegar, pastilah menangis menyaksikan kelahiranmu.

Karena kamu adalah harapan pertamanya. Itulah tangis kebahagiaan, batas antara bahagia dan sedih tidak lagi dibedakan dengan tangisan air mata. Kamulah pembedanya saat itu, kamulah harapan yang mengubah hidup ayah dan ibumu.

 

Kamu Sebuah Perbandingan Utama

unsplash.com

Untuk adik – adik kamu, kamu adalah tujuan. Mereka melihatmu dan tanpa sadar mereka menjadikanmu bandingan, mereka menjadikanmu alasan. Alasan untuk lebih baik dan lebih mulia dari kamu, atau justru sebaliknya.

Menjadikanmu sebagai penghapus rasa bersalah pada segala kekeliruan yang mereka lakukan. Karena kamu anak pertama, jangan sekalipun kamu pernah berpikir untuk terus menerus menjadi orang yang tidak baik.

Sekali dua mungkin kamu akan melakukan kesalahan. Sekali dua mungkin adikmu tahu kebodohan apa yang kamu lakukan. Namun, kalau kamu bangkit dan menunjukkan itikad serta bukti nyata menuju kebaikan, adikmu akan belajar.

Ia akan belajar, betapa kakaknya bersikap ksatria mengakui kesalahannya. Ia akan belajar betapa kakaknya mampu menerima tekanan dan hujatan yang sungguh meruntuhkan harga dirinya. Demi satu jalan yang lebih mulia, kebaikan.

 

Kamu Membawa Nama Keluarga

unsplash.com

Orang – orang akan menilai, para tetangga akan memulai perbincangan dan gunjingan. Jika itu kesalahanmu, maka kamu akan membawa nama ayah dan ibumu. Kamu menyeret mereka pada kekalahan, mereka akan mulai diremehkan.

Maka jangan pernah mengira kamu akan melakukan kesalahan fatal yang parah mencederai norma sosial dan agama kamu. Bersikaplah baik dan tunjukkan bahwa kamu dididik dengan baik oleh ayah dan ibumu.

Ingatlah ayah dan ibumu, lantas pikirkan dengan dalam sebelum kamu terjatuh pada jurang kesalahan yang penuh kehinaan.

 

Kamu Menggantikan Ayah atau Ibumu

unsplash.com

Kamulah ayah kedua dan sekaligus ibu kedua bagi adik – adik kamu. Kelak saat salah satu diantara mereka dipanggil Sang Pencipta, kamulah yang harus mampu menggantikannya.

Jika ayah dan ibumu keduanya bekerja, kamulah yang mesti mengelola keadaan di rumah. Dan adik – adik kamu akan melihatmu, mereka akan bertanya padamu, mereka percaya padamu dan mereka mengandalkanmu.

Jadi, jangan pernah kecewakan mereka semua yang mencintai kamu.

 

Kamulah Moral, Karakter dan Agama

akhwatindonesia.net

Pada kamulah adik – adik kamu belajar tentang moral. Ia melihat bagaimana kamu bersikap hormat, segan serta sopan pada orang yang lebih tua. Ia melihat bagaimana kamu mengelola etika dan kesantunan dalam kehidupan bertetangga.

Adik kamu juga mengamati bagaimana kamu dengan cepat memahami segala hal, membedakan hitam dan putih, serta menyikapi sesuatu yang abu – abu. Ia akan meniru karakter kamu yang konsisten dan selalu bersungguh – sungguh dalam segala hal.

Maka tentu saja adikmu ‘berguru’ padamu tentang agama. Ia mengikutimu saat ke mushala. Ia juga ingin masuk ke pesantren yang engkau pilih. Dan ia tentunya berusaha mengimbangimu dalam ketaatan beragama.

Jadi, karena kamu anak pertama, mengapa kamu menyerah pada masalah? Bukankah karena kamu anak pertama, harusnya kamu berjuang untuk menang dan mengalahkan dirimu sendiri?

Itulah pertarungan besar yang harus kamu menangkan, pertarunganmu melawan dirimu sendiri. Karena kamu anak pertama, jangan pernah menyerah!