GERHANA MATAHARI – Gerhana matahari adalah sebuah fenomena alam yang terjadi akibat tertutupnya matahari oleh bulan sehingga cahaya matahari terhalang dan sebagian bumi mengalami fase gelap. Sebenarnya itu adalah proses alam yang dapat dijelaskan oleh sains, namun seringkali beredar isu-isu yang menyebar dari mulut ke mulut dan diyakini sebagai kebenaran. Namun ternyata tidak semuanya benar, ada yang merupakan fakta dan sebagian juga ternyata mitos.
Ketika posisi bulan berada di antara matahari dan bumi pada satu garis lurus maka menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
Tidak setiap saat bulan, bumi dan matahari berada di garis yang sejajar, karena orbit revolusi bulan miring 5,1 derajat.Fernomena alam yang hanya berlangsung beberapa menit ini terjadi terjadi tiap 18,6 tahun sekali.
Meski fenomena alam ini rutin tiap 18,6 tahun sekali, lokasi gerhana matahari selalu berubah-rubah karena berbagai faktor. Gerhana matahari baru akan kembali ke lokasi yang benar-benar sama tiap 375 tahun sekali.
Ukuran bulan yang lebih kecil sudah cukup untuk menutupi seluruh sinar matahari. Karena perbedaan jarak kedua benda angkasa itu terhadap Bumi. Bulan hanya berjarak 384.000 km dari Bumi, sedangkan Matahari berjarak 149.680.000 km. Saat terjadinya gerhana matahari total tidak semua daerah di bumi mengalaminya.
Gerhana hanya terjadi pada daerah-daerah yang dilewati bayangan bulan. Bayangan bulan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Umbra
Merupakan bayangan bulan paling gelap. Daerah yang dilewati jalur umbra akan mengalamai gerhana total. Sehingga akan seperti malam hari selama beberapa detik.
2. Penumbra
Merupakan bayangan bulan yang berada di sisi luar. Cakupannya lebih luas daripada umbra. Daerah yang dilalui jalur penumbra akan mengalami gerhana sebagian.
3. Antumbra
Daerah yang berada di jalur antumbra akan dapat melihat bulan yang seutuhnya berada di dalam piringan matahari atau yang kita sebut dengan gerhana cincin.
Ukuran piringan matahari dan bulan bisa berubah-ubah tergantung jarak bumi-matahari dan bumi-bulan. Hal inilah yang menjadi penyebab digolongkannya jenis gerhana matahari menjadi empat.
1. Gerhana Sebagian
Pada saat puncak gerhana, piringan matahari tidak tertutup secara sempurna oleh piringan Bulan. Sehingga matahari masih akan tampak sebagian. Kadang matahari akan berbentuk sabit yang tebal dan kadang sabit yang tipis.
2. Gerhana Cincin
Gerhana cincin hampir mirip dengan gerhana matahari total. Perbedaannya saat puncak gerhana ukuran bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga masih terlihat cahaya matahari yang berbentuk cincin di sekitar bulan.
3. Gerhana Total
Piringan bulan berukuran lebih besar ataupun sama besar dengan piringan matahari. Sehingga saat puncak gerhana terjadi, seluruh daerah yang mengalamai gerhana total akan menjadi gelap seperti malam.
4. Gerhana Hibrida
Gerhana yang sangat langka terjadi, karena gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin berlangsung dalam waktu yang sama. Jika di sisi bumi lain terjadi gerhana matahari total, maka di bagian lain akan ada daerah yang mengalami gerhana matahari cincin.
Gerhana matahari total sudah terjadi pada 9 Maret 2016 di beberapa daerah di Indonesia. Masyarakat, wisatawan dan ilmuwan sangat antusias menyaksikannya. Fenomena alam ini memang jarang, namun sejak dulu siklusnya dapat dihitung dengan tepat. Nah, salah seorang pengamat sudah menghitung kapan akan terjadi gerhana matahari berikutnya.
Pertama, gerhana matahari cincin akan terjadi pada 26 Desember 2019, tepat saat 15 tahun peringatan terjadinya Bencana Tsunami di Aceh. Pulau Nias, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang dan beberapa daerah lain dapat melihat gerhana cincin ini dengan baik. Selain wilayah tersebut akan mengalami gerhana matahari sebagian saja.
Kedua, gerhana hibrida akan terjadi pada 20 April 2023. Gerhana matahari jenis ini adalah yang paling langka. Wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua, Biak dan NTT adalah daerah terbaik untuk menikmati gerhana ini. Ketiga, gerhana matahari total akan terjadi pada 20 November 2042.
Wilayah yang dapat menikmati gerhana ini adalah Indonesia bagian barat seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi dan Kalimantan Barat. Daerah yang tercakup gerhana matahari total ini tidak seluas tahun 2016.
Ketika anda melihat gerhana matahari total dengan mata telanjang maka bisa mengakibatkan mata anda menjadi buta. Hal tersebut dikarenakan adanya cahaya terang dari matahari berbentuk cincin yang masuk ke dalam mata anda. Terangnya cahaya matahari tersebut akan memperkecil pupil mata saat kita melihatnya.
Fakta menyebutkan bahwa mata manusia tidak sanggup melihat cahaya matahari yang begitu terang. Mata manusia hanya sanggup melihat cahaya matahari yang seandainya diredupkan 50 ribu kali lipat. Apabila melihat gerhana matahari total, memang betul jika bagian tengahnya akan terlihat gelap lantaran tertutup oleh bulan.
Akan tetapi jangan lupa kalau dibagian samping, cahaya sinar matahari bersinar sangat terang, yang tidak mampu dihalau oleh mata manusia. Dan pupil tidak sempat bereaksi dikarenakan bagian tengah gerhana yang gelap. Alhasil, cahaya sinar matahari yang sudah terlanjur dilihat itulah yang pada akhirnya menyebabkan kebutaan pada mata manusia.
Jadi, apabila anda ingin melihat gerhana matahari total maka hindarilah melihatnya dengan mata telanjang. Sebaiknya gunakan alat bantu seperti teleskop atau kacamata apabila anda ingin melihat indahnya fenomena alam tersebut
Berkaca pada genangan air. Anda mungkin sering mendengar atau membaca berbagai cara aman agar bisa melihat gerhana matahari. Banyak orang yang menggunakan kacamata khusus untuk melindungi mata mereka. Namun, tahukah anda ada cara yang lebih murah dan juga klasik selain memakai kacamata? Yaps yaitu melalui genangan air di dalam baskom yang diletakkan di bawah bayangan sinar matahari.
Selain aman, menggunakan cara ini juga bikin kamu tampil keren dan sangat klasik! melihat lewat lubang sekecil jarum. Kalau anda suka fotografi dan pernah belajar bagaimana tips dan cara menangkap gambar lewat sebuah kaleng yang telah dilubangi, ternyata metode seperti ini juga dapat digunakan untuk melindungi mata anda pada saat melihat gerhana matahari total.
Dilansir dari situs NASA, celah dari lubang jarum dapat membentuk sebuah gambar gerhana matahari pada sebuah layar yang diletakkan pada jarak sekitar 1 meter dari lubang kecil tersebut.
Gunakan pelindung mata khusus. Kedua metode yang sudah dijelaskan di atas memang tak bisa membuatmu benar-benar bisa melihat gerhana matahari total secara langsung. Jika memang anda sangat ingin melihatnya dengan mata kepalamu sendiri tanpa lewat proyeksi, Anda dapat menggunakan pelindung mata khusus yang dapat melindungi mata anda.
Situs NASA juga mengatakan bahwa ada sebuah filter yang mempunyai lapisan tipis aluminium atau kromium pada permukaannya. Kedua bahan tersebut sanggup melemahkan radiasi akibat sinar matahari yang menyinari begitu kuat dan membahayakan mata. Tetapi dengan syarat.
Filter tersebut harus dapat mengirimkan cahaya matahari kurang dari 0,003% cahaya yang tampak dan tidak lebih dari 0,5% radiasi infra merah jarak dekat. Meskipun sedikit merepotkan, mungkin anda ingin membuat atau mencari filter tersebut demi melihat gerhana matahari total secara langsung. Namun pastikan anda harus memeriksanya dan menghubungi para ahli terlebih dahulu.
Pada saat terjadinya gerhana matahari atau bulan seringkali masyarakat di berbagai belahan dunia memanfaatkan moment langka tersebut dengan berbeondong- bondong melihat kejadian tersebut. Ada yang mengabadikan momen itu dengan sengaja datang ketempat yang dianggap sebagai tempat yang pas dan strategis untuk melihat proses- demi proses dari kejadian langka tersebut.
Namun di dalam agama islam apabila ditemui suatu fenomena alam berupa gerhana baik gerhana matahari ataupun gerhana bulan makan di anjurkan untuk melaksanakan sholat untuk menyambut gerhana yang dinamai sholat gerhana. Rakaat dari sholat gerhana itu sendiri terdiri dari dua rakaat namun dalam pelaksanan dan tata caranya terdapat perselisihan diantara para ulama.
Ada yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan jumlah rakaatnya dua dan dari setiap rakaat ada sekali ruku dan dua kali melakukan sujud. Ada pula Ulama yang berpendapat bahwa pelaksanaan shalat gerhana dilakukan dengan dua rakaat setiap rakaat ada dua kali ruku dan dua kali sujud.
Pendapat terakhirlah yang paling kuat sebagaimana yang telah di laksanakan oleh kebanyakan para Ulama. ( Shohih Fiqh Sunnah, 1 : 435-437). Hal ini berdasarkan hadist-hadist kuat yang telah kami sebutkan.
Ringkasnya tata cara salat gerhana sama saja seperti salat biasa dan bacaannya sama tapi dalam niatnya saja yang bebeda antara salat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Dan berikut tatacara shalat gerhana sesuai dengan tuntunan:
1. Niat (berniat dalam hati)
2. Takbiratul ihram
3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membacakan surat al fatihah dan diteruskan dengan membaca surat panjang ( Al Baqarah) dengan di jaherkan ( dikeraskan suaranya) sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadis Aisyah.
4. Ruku
5. Bangkit dari ruku (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
6. Setelah i’tidal tidak langsung sujud melainkan dilanjut dengan membaca surat Al- Fatihah dan surat surat yang panjang. Berdiri yang kedua lebih singkat dari yang pertama.
7. Ruku kembali ( ruku kedua ) yang panjangnya lebih pendek dari ruku yang sebelumnya
8. Bangkit dari ruku
9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku lalu duduk diantara dua sujud kemudian diteruskan dengan sujud kembali
10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagai mana rakaat pertama hanya saja gerakan dan bacaanya lebih singkat dari yang rakaat pertama
11. Tasyahud
12. Salam
13. Setelah beres shalat kemudian imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang isi dari ceramahnya adalah nasihat dan anjuran untuk berdzikir, beristighfar, berdoa, sedekah, dan membebaskan budak ( Zaadul Maad, Ibnul Qoyyim, 349- 35, darul Fikri dan Shohih fiqih sunnah 1: 438)
Nah itu dia langkah langkah dalam melakukan shalat gerhana yang sesuai dengan syariat agama. Wajib diketahui bahwasanya pelaksanaan shalat gerhana bulan atau matahari ini haruslah tepat pada waktu kedua objek antara bulan dan matahari berada pas dan saling mengetahui satu sama lain.
Setiap kali terjadi Gerhana matahari ada saja orang yang menceritakan mitos-mitos yang ada saat gerhana matahari terjadi. Banyak isu yang di ceritakan kepada anak-anak sehingga anak tersebut menyetujui apa yang di ceritakan oleh orang tua mereka atau masyarakat di sekitar. Padahal tidak semuanya itu benar, hanya ada beberapa fakta yang benar dalam cerita mereka.
Berikut ini kita akan membahas beberapa fakta dan mitos seputar gerhana matahari yang sering di ceritakan masyarakat sampai sekarang ini, diantaranya adalah:
Suplai Energi Eropa Berkurang
Fakta yang terjadi ketika gerhana matahari terjadi khususnya di belahan bumi eropa adalah menurunnya tingkat suplai energi disana. Penyebabnya adalah selama 2,5 jam seluruh panel surya tertutup kegelapan sehingga tidak ada aktivitas penyimpanan energi. Total energi yang seharusnya dapat tersimpan ada sekitar 35.000 watt yakni setara dengan 80 pembangkit listrik ukuran medium. Namun biasanya hal ini sudah diantisipasi jauh-jauh hari sehingga pasokan listrik tetap bisa stabil.
Perempuan hamil Tidak Boleh Keluar Rumah
Dibelahan bumi bagian timur berkembang mitos jika perempuan hamil dilarang keluar rumah jika sedang ada gerhana matahari. Paparan kegelapan dari sinar matahari dipercaya dapat membuat bibir sang jabang bayi sumbing atau matanya akan buta. Akan tetapi menurut ilmuwan-ilmuwan eropa hal itu hanya sebuah mitos yang tidak benar.
Gerhana Matahari Akan Berhenti Terjadi
Dalam sebuah penelitian tentang gerhana matahari oleh para ahli astronomi dan perbintangan, gerhana matahari akan berakhir atau tidak akan terjadi lagi. Menurut hasil penelitian itu gerhana matahari akan berhenti terjadi setelah 600 juta tahun lagi. Saat itu bulan diprediksi terlalu jauh dari bumi sehingga tidak dapat menghalagi matahari, dan saat itu terjadi maka gerhana matahari sudah berhenti terjadi.
Matahari Dimakan Raksasa
Pada saat terjadinya gerhana matahari beberapa negara meyakini bahwa saat itu matahari sedang dimakan oleh raksasa. Seperti legenda yang diyakini oleh bangsa Viking, saat terjadinya gerhana matahari saat itu Dewa Matahari Sol sedang dimakan oleh serigala siluman Skoll. Agar gerhana berhenti berlangsung maka warga dianjurkan untuk membuat kegaduhan dengan memukul-mukul perabot rumah tangga.
Cincin Berlian Matahari
Pada saat matahari tertutup oleh bulan saat fase sebelum tertutup sempurna ada seberkas cahaya yang berkilau diatas bagian yang berbentuk cincinnya. Pada fase itulah dianggap sebagai cincin berberlian yang bekilau di atas lingkaran cincin. Itu adalah sebuah fakta jika saat itu berkas-berkas cahaya membentuk sebuah bentuk cincin. Fenomena ini sudah umum jika gerhana matahari terjadi. Semuanya bisa dijelaskan dengan jelas oleh sains.
Puasa Selama Gerhana Matahari Terjadi
Masyarakat di India meyakini sebuah mitos jika pada saat gerhana matahari sedang terjadi maka seluruh aktivitas yang berkaitan dengan makan dan minum dihentikan, atau dalam istilahnya puasa. Mereka tidak akan makan dan minum apa pun selama masa gerhana terjadi. Para penduduk itu berkeyakinan bahwa seluruh makanan dan minuman saat itu akan berubah menjadi beracun dan najis. Hingga saat ini masih banya penduduk Indi yang meyakini mitos tersebut namun sebagian juga sudah mulai meninggalkan kepercayaan tersebut.
Kemarahan dan Pengabaian dari Dewa
Sementara masyarakat di India meyakini sebuah mitos jika pada saat gerhana matahari sedang terjadi maka makanan menjadi beracun dan najis maka di Yunani mereka meyakini bahwa gerhana terjadi akibat para dewa sedang marah dan mengabaikan mereka. Bahkan kata eclipse yang merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut gerhana berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu esklipsis yang artinya terabaikan.
Hewan Menelan Benda Langit
Di dalam masyarakat kuni, tidak terlihatnya matahari disebabkan karena adanya sejenis hewan ataupun makhluk ghaib yang sedang menelan binatang raksasa. Didalam legenda bangsa Viking, hewan yang dimaksud adalah hewan serigala. Mereka beranggapan bahwa di angkasa terdapat 2 ekor serigala yang sedang mengejar matahari dan bulan.
Gerhana matahari atau bulan terjadi akibat salah satu serigala berhasil menangkap bulan atau matahari. Lain halnya di VIetnam, masyarakat di sana beranggapan bahwa saat gerhana, berarti bulan atau matahari sedang ditelan oleh kodok raksasa. Untuk mengusir kodok tersebut diadakan ritual khusus oleh masyarakat setempat.
Ritual tersebut tidak jauh berbeda dengan Indonesia, seperti bermain musik dengan keras yang diiringi dengan tarian, hal ini di lakukan agar kodok ketakutan dan memuntahkan kembali bulan atau matahari.
Penculikan Matahari
Masyarakat Korea Selatan beranggapan jika terjadi gerhana matahari berarti ada upaya penculikan terhadap benda langit yang di lakukan oleh anjing-anjing yang mempunyai api. Bercerita mengenai seorang raja yang serakah yang ingin mengambil mataharinya ke istananya.
Akan tetapi sering gagal, namun anjung-anjing masih terus berupaya menggigit matahari. Dampak gigitan anjing tersebut berupa bagian gelap pada matahari. Didalam peradaban yang lebih tua lagi, para penganut hindu mempunyai kisah tersendiri,. Gerhana bulan ataupun matahari terjadi karena iblis raksasa bernama Rahwana.
Rahwanam menyamar menjadi dewata yang ingin mendapatkan ramuan rahasi untuk menjadi makhluk abadi. Matahari dan juga bulan berhasil mengungkap rencana licik ini dan memberitahunya kepada Dewa Wisnu. Sang Dewa ingin memotong kepala raksasa tersebut sebelum ramuannya melewati tenggorokan dan menjadikanya abadi.
Dan akhirnya rahwama memiliki kepala yang abadi, akan tetapi tubuhnya tak lagi bernyawa. Kemudian raksasa Rahmana menaruh dendam terhadap 2 benda langit yang menghancurkannya, dan telah menghabisi impiannya untuk menjadi abadi. Kemudian Rahmana memutuskan menghabiskan hidupnya untuk mengejar keduanya dan menelan mereka.
Saat gerhana dianggap Rahwana berhasil menelan Bulan dan Matahari. Namun karena tenggorokannya berlubang, bulan dan matahari lolos dan kembali ke langit.
Tanam Bunga saat Gerhana
Tidak semua mitos mengenai gerhana itu buruk, di Italia sendiri jika terjadi gerhana, maka kebanyakan orang akan menanam bunga, konon bunga yang ditanam saat gerhana terjadi maka hasilnya nanti bagus, untuk itu banyak masyarakat Italia yang berlomba-lomba menanam bunga di saat gerhana sedang terjadi.
Naga Melahap Matahari
masyarakat di China percaya jika gerhana matahari disebabkan karena adanya seekor naga yang melahap matahari. Menurut legenda, dulu ada 2 astrolog yang bernama Hsi dan juga Ho yang telah di eksekusi mati akibat gagal di dalam memprediksi terjadinya gerhana.
Dan cara untuk menakuti naga yang itu dengan membunyikan pentasan seperti yang terjadi sampai saat ini. Kamu akan mendengar suara petasan jika sedang terjadi gerhana di masyarakat tiongkok sana.
Wabah Berbahaya
Masyarakat Jepang kuno, dulu sangat percaya jika terjadi gerhana matahari maka akan terjadi wabah yang berbahaya dan menular. Saat gerhana matahari berlangsung, orang Jepang mempercayai jika racun sedang ditebarkan. Matahari yang tertutup dan juga membuat gelap sesaat, hal itu mereka yakini sebagai racun yang sedang disebar.
Untuk menghindari air bumi yang telah terkontaminasi racun, mereka menutup semua sumur-sumur mereka dan mereka tidak berani untk kelur rumah, lebih memilih menutup diri di dalam rumah mereka masing-masing.
Pertengkaran dan Perdamaian
Bagi suku Batammaliba yang berada di Afrika, Gerhana bulan dan matahari terjadi karena keduanya sedang berperang di langit. Maka setiap terjadi gerhana, anggota suku batammaliba melakukan ritual yang bertujuan untuk mendamaikan keduanya agar kegelapan yang terjadi cepat berlalu.
tetapi, sesungguhnya terjadinya gerhana bukanlah kejadian mistis. Menurut Permana Permadi yang menjadi dosen astronomi di Institut teknologi Bandung, Gerhana merupakan fenomena alam di mana matahari, bulan dan bumi berada pada satu gari lurus, hingga terjadilah yang namanya matahari.
Jadi semua cerita mitos mengenai gerhana matahari itu tidak benar, tapi di balik cerita mitos tersebut mungkin terdapat pesan-pesan hikmah yang tersembunyi dari para leluhur kita, untuk itu kita juga harus menghargai setiap perkataan dari orang tua, jangan sampai kita menyepelekan atau bahkan tidak perduli.