11 Hal yang Wajib Diketahui Orang-Orang Kepribadian Introvert

  1. Para psikolog belum sepenuhnya sepakat akan definisi introvert

kepribadian introvert carl jung
guardian.co.uk

Carl Jung adalah orang pertama yang mendefinisikan introvert dalam psikologi. Jung membagi orang-orang menjadi introvert dan extrovert. Jung mengatakan bahwa extrovert memfokuskan energinya ke luar, sementara introvert lebih fokus ke dalam. Dengan kata lain, Jung mendefinisikan introvert sebagai orang yang introspektif.

Namun pada tahun 90-an, muncul model kepribadian “5 Besar” di barat. Model ini menilai seseorang berdasarkan 5 ciri, salah satunya adalah extrovert. Karena Jung sudah mengatakan bahwa introvert dan extrovert itu berlawanan, orang-orang menilai introvert paling rendah dalam skala “5 Besar.”

Masalahnya, model 5 Besar fokus hanya pada ciri-ciri yang dapat diamati. Profesor Jonathan Cheek, psikolog di Wellesley College, mengatakan, “Introvert tidak mengeluarkan banyak perilaku yang bisa diamati, namun mereka punya kehidupan batin yang sangat kaya.”

  1. Non-psikolog mempunyai definisi tersendiri tentang introvert

Jurnal yang diterbitkan tahun 1981 di European Journal of Social Psychology membandingkan pemikiran mayoritas orang akan istilah ilmiah. Salah satu temuannya adalah banyak orang percaya bahwa introvert banyak berpikir tentang dirinya sendiri.

  1. Introvert tidak sama dengan pemalu

“Sebagian orang masih menyamakan introvert dan malu, padahal ini secara empiris tidak benar,” kata Cheek. Dalam penelitiannya, Cheek menemukan bahwa malu, mudah bergaul, dan introspektif adalah 3 hal yang tidak saling memengaruhi. Manusia bisa jadi malu tapi punya kebutuhan yang besar untuk berinteraksi sosial. Ada juga orang yang sangat introspektif namun tidak pemalu.

Walau  begitu, rasa malu tumpang tindih dengan satu jenis introvert: introvert tipe gugup. “Orang yang pemalu mungkin sangat introspektif, banyak refleksi diri, punya kehidupan batin yang kaya. Namun bisa juga tidak,” kata Cheek. “Walau begitu, orang yang pemalu pasti punya kecemasan yang membuatnya gugup.”

Intinya: jika seseorang berkata bahwa dia ini introvert, jangan beranggapan bahwa orang itu pasti pemalu.

Baca juga: Apakah Pria Introvert Itu Pasti Pemalu?

  1. Faktanya, ada berbagai jenis introvert

Cheek mengembangkan 4 jenis introvert, yang ia sebut STAR.

  • Social: introvert tipe sosial
  • Thinking: introvert tipe berpikir
  • Anxious: introvert tipe cemas
  • Restrained: introvert tipe tertahan
  1. Introvert tipe sosial secara alamiah memilih berkumpul dengan kelompoknya sendiri atau dengan sedikit orang

Introvert tipe sosial tidak merasa gugup ataupun cemas saat bersosialisasi. Hanya saja secara alamiah orang-orang introvert tipe ini memilih untuk bersosialisasi dengan sedikit orang.

Mungkin kamu sering mendengar kalau introvert butuh banyak waktu untuk mengisi ulang energinya sehabis bersosialisasi. Introvert tipe sosial adalah orang-orang seperti itu. “Introvert tipe sosial butuh menyelang waktu bersosialisasinya dengan waktu mengisi ulang,” kata Cheek.

  1. Introvert tipe berpikir berlaku pada orang yang sangat sering refleksi diri

Introvert tipe ini secara umum sangat introspektif dan bijaksana. Merekamenghabiskan  waktu untuk meresapi isi kepala dan isi hatinya. Mereka memfokuskan diri ke batinnya. Cheek menyebutkan mereka punya “kehidupan batin yang kaya.” Introvert tipe ini sesuai dengan definisi awal Jung.

  1. Introvert tipe cemas akan merasa lelah ketika ia menghabiskan terlalu banyak waktu berkumpul dengan orang lain

Introvert tipe ini cukup berhubungan dengan pemalu, kata Cheek. Introvert tipe pemalu merasa sangat awas di sekitar orang asing dan menjadi snagat gugup di lingkungan yang kurang familiar. Setelah beberapa saat, mereka butuh waktu sendiri untuk mengisi  ulang energinya.

Tidak seperti introvert tipe sosial, introvert tipe cemas bisa saja masih merasa gugup saat sendiri. Faktanya, mereka cenderung memikirkan lagi situasi sebelumnya dan mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin saja berujung buruk.

Namun bukan berarti introvert tipe cemas ini selalu menjadi penyendiri. Introvert tipe cemas yang punya kebutuhan yang besar untuk interaksi sosial bisa jadi mengalami banyak kesulitan akan hal ini.

  1. Introvert tipe tertahan butuh lebih banyak waktu untuk merespon sesuatu

Apakah kamu tidak suka kalau ada orang yang memintamu melakukan sesuatu secara mendadak? Bisa  jadi kamu ini introvert tipe tertahan. Orang-orang tipe ini memilih untuk banyak berpikir sebelum bicara dan membuat rencana bukannya spontan dan impulsif.

  1. Introvert dalam diri seseorang bisa berkurang seiring bertambahnya usia

Ada orang-orang yang secara alamiah menjadi kurang introvert seiring berjalannya waktu. Hal ini berlaku terutama pada introvert tipe cemas yang merasa sangat malu untuk berinterkasi.

“Rasa malu memuncak pada usia 13 atau 14, dan cenderung terus menurun sampai usianya 30-an tahun. Setelah itu rasa malu cenderung lebih stabil,” kata Cheek.

  1. Jika mau, seorang introvert bisa melatih dirinya untuk menjadi lebih nyaman bersosialisasi

Di kehidupan yang ideal, semua orang bisa tinggal di dalam comfort zone-nya sendiri. Namun nyatanya, terkadang kamu perlu bertindak di luar sifat alamimu agar bisa mencapai hal yang kamu inginkan.

“Jika introvert tipe cemas ingin bergaul lebih banyak, misalnya di tempat kerja, mereka biasanya bisa melakukannya. Yang perlu mereka lakukan hanyalah membuat pilihan secara sadar,” kata Cheek. Cheek tidak menyarankan mengubah seluruh hidupmu, cukup targetkan bagian tertentu.

Untuk introvert tipe cemas yang berjuang melawan rasa malu, masalahnya cukup rumit. Sebelum meningkatkan kemampuan sosial, kamu perlu mengatasi masalah kegugupan di dalam benak.

“Yang perlu orang pemalu lakukan, di dalam benaknya, adalah merelakskan tubuhnya dan mengubah percakapan di dalam kepalanya,” kata Cheek, “mereka perlu mengabaikan monolog kritis pada diri sendiri dan mengalihkan perhatiannya ke orang lain. Dengan begitu mereka bisa berinteraksi dengan lebih banyak orang.”

Tentu  saja, hal ini lebih mudah diucapkan daripada dipraktikkan. Namun hal ini tidak sampai membutuhkan terapis. Walau terkadang melakukan terapi hasilnya sangat efektif bagi sebagian orang. Jika kamu punya gangguan kecemasan, lebih baik konsultasikan dengan tenaga medis.

  1. Introvert itu sama bahagianya dengan extrovert

Ada banyak sekali artikel yang mengklaim extrovert itu lebih bahagia  daripada introvert. Cheek berpendapat hal ini disebabkan cara penelitian-penelitian mendefinisikan introvert dan extrovert.

“Antusiasme dan kelincahan sosial didefiniskan sebagai tanda bahagia,” kata Cheek, “jika kamu memasukkan kelincahan sosial untuk mengukur extrovert lalu kamu memasukkan hal yang sama untuk mengukur kebahagiaan, pasti kesimpulan itu yang akan kamu dapat (extrovert lebih bahagia dari introvert).”

Introvert pasti menyadari kalau dirinya  bisa sebahagia extrovert. Hanya saja introvert menunjukkannya dengan cara yang berbeda. “Penelitian menunjukkan bahwa introvert bisa memiliki kepuasan hidup tersendiri,” kata Cheek, “Ada orang-orang yang, ketika mereka bilang lebih memilih diam di rumah saat malam minggu untuk membaca buku, mereka benar-benar lebih bahagia bersama bukunya daripada saat mereka asyik-asyikan bersama orang lain.”

Sebagian orang sulit mempercayai hal ini. Masyarakat mendukung kebahagiaan para extrovert daripada introvert. “Extrovert tidak memahaminya,” kata Cheek, “mereka merasa introvert akan memaksakan diri menjadi extrovert jika introvert ini mampu, karena menjadi extrovert itu terasa menyenangkan, katanya. Ya, menyenangkan untuk extrovert!”