Sejarah Perang Paderi Beserta Kronologis dan Gambarnya

PERANG PADERI – Ketika abad ke-19, perkembangan islam di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, terutama di daerah Minangkabau. Saat itu mulai banyak muncul tokoh-tokoh islam yang berusaha menjalankan ajaran agama Islam sesuai Al-Quran dan Hadits.

Sehingga muncul sebuah gerakan yang dikenal dengan nama gerakan Paderi. Tujuan dari pergerakan ini adalah untuk memperbaiki orang-orang Minangkabau dan menuntun mereka supaya kembali ke dalam ajaran agama islam yang benar. Kemunculan gerakan ini mendapat sambutan hangat dari kalangan ulama.

Akan tetapi mendapat pertentangan dari kalangan kaum adat yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perang Paderi. Selain akibat perseteruan antara kaum adat dan gerakan Paderi, perang ini muncul karena Belanda ikut campur dengan cara membantu kaum adat.

Perang Paderi

arifalkahfi1.blogspot.co.id

Pada perang Paderi pertama terjadi perseteruan antara kaum Paderi dan kaum adat yang berlangsung di Kota Lawas dan meluas hingga ke kota lainnya. Pada saat itu kaum Paderi dipimpin oleh Datuk Badaro, Tuanku Nan Cerdik, Tuanku Nan Renceh, Datuk Malim Basa (Imam Bonjol). Sedangkan kaum adat dipimpin oleh Datuk Sati.

Hasil dari perang Pederia yang pertama ini adalah kemenangan untuk kaum Paderi karena kaum adat sudah terpojok. Sehingga kaum adat meminta bantuan kepada pihak Belanda dan menyebabkan perang Paderi kedua. Pada perang yang kedua ini terbagi menjadi dua tahap.

Tahap Pertama (1821-1825)

emaze.com

Dalam tahap pertama terjadi sebuah peperangan antara kaum Paderi dan kaum adat yang dibantu oleh Belanda. Kaum Paderi memilih menggunakan strategi gerilya untuk menghadapi Belanda yang berperang dengan senjata lengkap.

Hal ini membuat posisi Belanda semakin terdesak, sehingga mereka mengambil langkah diplomasi dengan tujuan mengajak kaum Paderi untuk berdamai. Akhirnya diadakan perjanjian perdamaian pada 15 November 1825 di Padang. Salah satu isinya adalah mengharuskan pasukan belanda menarik diri dari Sumatera.

Akhirnya pasukan Belanda berpusat di Jawa untuk menumpas perlawanan Diponegoro.

Tahap Kedua (1830-1837)

perang paderi
id.wikipedia.org

Sesudah perang Diponegoro berakhir, Belanda mulai melanggar perjanjian sehingga perang Paderi kembali berkobar. Pada perang kali ini, kaum Paderi dan kaum adat bergerak bersama-sama dengan cara bersatu melawan pasukan Belanda. Pada awalnya kaum Paderi mendapatkan banyak kemenangan-kemenangan.

Pada tahun 1834 Belanda mengerahkan pasukan untuk menggempur sentra pertahanan kaum Paderi di Bonjol.

Pada tanggal 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol ditangkap oleh pihak Belanda, kemudian diasingkan di Minahasa hingga ia wafat. Dengan menyerahnya Imam Bonjol bukan berarti perang selesai, perang melawan Belanda terus berlanjut meskipun tak banyak berdampak pada usaha Belanda untuk merajai daerah Minangkabau.

Demikian artikel mengenai perang Paderi, semoga kita bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa bersejarah tersebut.