Teknologi 4G yang Menakjubkan Temuan Pemuda Indonesia

Teknologi 4G – Jaringan 4G (4G network) merupakan generasi ke-4 jaringan tanpa kabel / nirkabel untuk komunikasi berbasis mobile (mobile network).

Jaringan 4G ini menjadi solusi jaringan telekomunikasi yang aman dan komperhensif serta menjanjikan kecepatan transportasi data yang jauh lebih kencang di atas rata-rata, dan tentunya lebih cepat dari generasi jaringan nirkabel sebelumnya.

Spesifikasi Teknologi 4G

Secara spesifik, jaringan 4G diset untuk memberikan layanan yang memiliki kualitas tinggi dan tentunya dengan kecepatan pengiriman data yang juga sama tingginya.

Jaringan 4G ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan layanan terbaik, khususnya pada kualitas penerimaan, kestabilan transfer data, dan keceptatan pertukaran informasi.

ITU (International Telecommunication Union); organisasi yang menjadi penawas / standarisasi jaringan tanpa kabel (nirkabel) membuat pernyataan bahwa kemajuan teknologi nirkabel, secara signifikan dibutuhkan, untuk perpesanan multimedia, termasuk video / pesan video, menjadi sesuatu hal yang secepatnya harus segera dicapai.

4G sanggup memberikan kepuasan kecepatan transfer data, dengan jaminan minimal 100 mbps (megabit per sekon) saat user bergerak pada kecepatan tinggi (misalnya saat sedang berada di perjalanan menaiki kereta api), dan kecepatan sebesar 1 Gbps (satu gigabit per sekon) dalam ketika user dalam posisi diam.

Perangkat mobile dan ponsel pada jaringan 4G sama-sama menggunakan Internet Protocol (IP) agar memungkinkan transfer data melalui paket, alih-alih menggunakan metode telepon tradisional.

Penemu Teknologi 4G

Profesor Khoirul Anwar. Beliaulah penemu teknologi 4G. Beliau orang Indonesia yang lahir tahun 1978 di Kediri, Jawa Timur.

Beliau menemukan teknologi 4G ketika sedang berada di Jepang. Terinspirasi dari anime Dragon Ball, pemuda Muslim ini sanggup mengguncangkan dunia dengan penemuannya yang luar biasa dan berpengaruh besar dalam dunia teknologi, terkhusus dalam dunia teknologi telekomunikasi.

Beliau, dengan keberhasilannya menemukan teknologi baru yang diterima oleh dunia berkata, “Saya ingin kembali ke Indonesia. Dahulu saya pernah daftar menjadi staf pengajar / dosen di ITB, namun ketika itu ujian masuknya bertepatan ketika saya menunaikan haji, jadi ya … tidak bisa ikut.”

Keinginan  beliau pulang ke Indonesia semata-mata bukan karena uang, tetapi pengabdian. Beliau ingin memajukan Indonesia agar dipandang oleh dunia.

Kenapa? Karena beliau sadar. Kalau demi uang, Indonesia takkan bisa memberikan uang lebih daripada Jepang, maksudnya gaji. Tetapi alasan beliau ingin kembali ke Indonesia, selain ingin mengabdi, beliau juga ingin memiliki tempat kerja yang lebih pas sehingga bisa fokus dalam mengabdikan ilmu yang sudah dipunyai.

Lulus di ITB jurusan Teknik Elektro dengan cum laude pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Jepang, di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) karena mendapatkan beasiswa Panasonic, lulus tahun 2005. Lalu kemudian mendapatkan beasiswa S3 dari salah satu perusahaan jepang di kampus yang sama.

Prof. Khoirul Anwar kemudian menikah dengan seorang perempuan bernama Sri Yayu Indriyani. Keluarga kecilnya diikaruniai tiga orang anak laki-laki dan satu orang perempuan yang cantik.

Saat ini Prof. Khoirul Anwar tinggal Jepang. Tepatnya di Nomi, Ishikawa, tidak jauh dari tempat beliau bekerja.

Beliau bekerja sehari-hari ini di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) sebagai asisten professor.

Penemuannya yang dipatenkan dengan nama “transmitter and receiver” menjadi aplikasi 4G tersebut, tidak menjadikan Khoirul sombong. Dengan sederhana dia tetap berharap bisa mengembangkan ilmunya di Indonesia nantinya, mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia.