Ramai-Ramai Para Tokoh Menolak Penyebaran LGBT

Beberapa waktu ini satu fenomena sosial di masyarakat yang tengah mendapat sorotan dari banyak pihak. Apalagi dengan munculnya beberapa kasus yang melibatkan artis kenamaan.

Ya, fenomena sosial tentang LGBT memang menjadi topik yang sedang hangat dibincangkan. Mayoritas dari masyarakat tentu resah dengan aktivitas para kaum LGBT yang mulai frontal. Dirasa ada gerakan yang massif menuju pada legalisasi LGBT.

Para tokoh kebanyakan memandang LGBT sebagai penyimpangan dari semua norma yang ada Indonesia. Baik itu norma agama, norma budaya, norma sosial, juga norma dalam perundang-undangan yang berlaku.

Perkembangan LGBT kedepannya jika tidak dikendalikan, tentu akan menjadi bom waktu. Seperti beberapa negara barat yang sudah melegalkan perkawinan sejenis, padahal dulunya negara itu mayoritas menentang perilaku LGBT.

Oleh karenanya, mereka memandang perlu ada penanganan yang komprehensif baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk mengendalikan penyebaran LGBT. Penyebaran itu berupa mempengaruhi orang untuk menjadi LGBT, ataupun berupa pembenaran perilaku tersebut.

Walaupun itu adalah penyimpangan perilaku sosial, namun semuanya tetap sepakat bahwa kaum LGBT harus diperlakukan secara adil, tanpa diskriminasi, tanpa kekerasan.

Siapa saja tokoh yang menolak penyebaran LGBT dan seperti apa komentarnya. Berikut daftarnya.

Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia

viaberita.com

Ketika ditanya tentang isu legalisasi LGBT, Wakil Presiden Jusf Kalla dengan tegas menjawab, “tidak, tidak (setuju). Selama itu disebarkan, pasti kita tidak setuju.”

Beliau menambahkan bahwa gerakan LGBT adalah kekeliruan. “Salah kalau ini (LGBT) menjadi suatu gerakan untuk memengaruhi orang lain, apalagi diresmikan semacam kawin itu (pernikahan LGBT),” ujarnya di kantor wakil presiden.

Jimly Asshidiqqie, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi

aktual.com

Jimly yang dikenal sebagai pakar hukum dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi, menilai bahwa LGBT adalah suatu penyakit yang harusnnya disembuhkan. Walau begitu ia mengingatkan semua agar tetap berperilaku manusiawi terhadap mereka.

“LBGT itu sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Ini penyakit, harus kita obati, jangan perlakukan mereka seolah-olah bukan manusia,” kata Jimly.

Romo Benny, Tokoh Cendekiawan Katolik

sinarharapan.co

Mewakili umat katolik, Romo Benny menyampaikan dengan tegas sikap agama Katolik. Menurutnya LGBT adalah penyimpangan seksual.

“Sikap Gereja Katolik sejak awal tidak mengakui perkawinan sejenis. Semua agama pasti menolak karena tidak bisa menerima orientasi seksual menyimpang,” Ujarnya.

Romo Benny juga menambahkan tentang bahaya LGBT bagi kehidupan keluarga.

“Selain itu, perkawinan sejenis juga akan menghilangkan makna keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Anak yang hidup dalam keluarga dari orang tua sejenis akan kehilangan figur ayah atau ibu,” katanya.

Namun Romo Benny tetap mewanti-wanti agar tidak ada kekerasan kepada LGBT dan harunya mereka mendapatkan kasih sayang seperti manusia lain

Suhadi Sendjaja, Tokoh Budha Walubi

rri.co.id

Mewakili pandangan dalam keagamaan Budha, Suhadi bersama tokoh lintas agama menolak perilaku LGBT dan menyebutnya sebagai penyimpangan.

“Hal-hal seperti ini tidak dibenarkan dalam pandangan agama Buddha. Namun tentu kita juga harus melihat bahwa ini sebuah penyimpangan, ini adalah suatu keadaan dari kelainan,” ujar Suhadi.

Uung Sendana, Tokoh Agama Kong Hucu

informasi-mediakita.blogspot.com

Dalam forum yang sama dengan Suhadi Sendjaja, Uung Sendana juga menyampaikan sikap mewakili umat Kong hucu

“Sesuai kitab suci kami, perkawinan itu hanya bisa dilakukan antara pria dan wanita. Kalau LGBT ini suatu ketika memperjuangkan pernikahan sejenis, dari kami jelas menolak,” kata Uung dalam penuturannya.

Maneger Nasution, Komnas HAM

dakata.com

LGBT yang seringkali berlindung dibalik HAM agar mereka diakui bahkan sampai dilegalkan, ternyata justru mendapat penolakan dari pihak Komnas HAM.

“Dari segi HAM, Komnas HAM tidak pernah membicarakan legalitas pernikahan sejenis. Kalau ada yang mengusulkan, maka saya akan dengan tegas menolak,” kata Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution.

Fahira Idris, ICMI dan DPD RI

www.teropongsenayan.com

“Bukti-buktinya sudah banyak. Bagi saya propoganda LGBT di kalangan anak dan remaja adalah kejahatan. Ini sudah mencemaskan. Apalagi propaganda secara masif dilakukan lewat berbagai media baik yang konvensional maupun non kovensional, mulai dari buku, musik, film, internet, media sosial, aplikasi chatting/percakapan, dan sebagainya.

Dan para komunitas LGBT termasuk para akademisi penyokongnya cuma diam saja melihat tindakan tidak terpuji ini.” Ujar anggota DPD dan anak tokoh Fahmi Idris ini.

Prof Dr. dr. Dadang Hawari, Psikiater dan Akademisi UI

youtube.com

“Perilaku LGBT akibat nalar dan jiwa yang Sakit, suara-suara yang menghalalkan perkawinan sejenis (homoseksual dan lesbian) sebenarnya lebih bersumber dari jiwa yang sakit, emosi yang tidak stabil dan nalar yang sakit. Ujar Dadang mewakili psikiater dan akademisi.

Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama RI

rmol.co

Dalam pandangan menteri agama, perilaku LGBT akan berpotensi menghancurkan tatanan agama dan keluarga. “Kami melihatnya sebagai masalah sosial yang mengancam kehidupan beragama, ketahanan keluarga, kepribadian bangsa,” ujar Lukman Hakim.

Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial

kanalsatu.com

Khofifah mengungkapkan berbagai temuannya ketika melakukan rapat kerja dengan DPR.

“Sebulan lalu saya datang ke Lombok dan ada yang menyasar anak-anak laki SMP kurang mampu kemudian mereka dikasih hadiah, dua minggu setelah itu laki-laki itu sudah berbeda, mereka pakai lipstik dalam waktu sangat singkat,” kata Khofifah”

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI

elshinta.com

Sang gubernur turut mengungkapkan pandangannya tentang LGBT, “jika ditanya secara agama dan kitab suci, (LGBT) tidak ada. Tuhan menciptakan Adam berpasangan dengan Hawa, bukan Adam dengan Ali.”

Ia menambahkan konstitusi melarang tentang pernikahan sejenis, “Secara undang-undang, di Indonesia kita tidak mungkin mengizinkan ada pernikahan sesama jenis, itu saja. Patokan saya adalah menjalankan konstitusi.”