Tiga serangkai merupakan perwujudan dari pendiri suatu partai yang sangat terkenal dalam sejarah Indonesia, yaitu Indisce Partij. Tokoh Tiga Serangkai diantaranya adalah E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara.
Organisasi ini adalah organisasi partai yang merupakan milik orang Indonesia dan Eropa yang ada di Indonesia, dengan tujuan menyamakan persepsi antara orang pribumi dengan pendatang yang berasal dari Belanda, maupun yang sudah menjadi keturunan campuran yaitu Indo-Belanda.
Tidak hanya itu, ketiga tokoh tersebut juga memiliki tujuan untuk memerdekakan negara Indonesia. Ketiganya sangat berani menentang pergerakan Belanda, terlebih Ki Hajar Dewantara yang mengkritik Belanda karena meminta uang kepada rakyat Indonesia untuk memperingati 100 tahun bebas dari penjajahan Spanyol. Kritikan tersebut tertuang dalam surat kabar de express dengan judul ‘All Ik’s Netherland was’.
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang tidak hanya dikenal sebagai tokoh Tiga Serangkai, namun pergerakan dan perjuangannya sangatlah di kenal dalam bidang kependidikan. Memang ketika ditelusuri, pendidikan tidaklah seheboh peperangan, tidak sekeras peperangan, dan tidak sekuat peperangan.
Namun tanpa disadari, pendidikan memiliki efek yang signifikan dalam proses kemerdekaan Negara Indonesia. Mengilhami dari hal tersebut, tokoh pendidikan yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mendirikan Perguruan Taman Siswa, dengan ekspektasi agar para pelajar yang berasal dari rakyat jelatapun dapat merasakan pendidikan seperti halnya orang-orang yang datang dari kalangan ningrat.
Pahlawan nasional yang lahir di Yogyakarta ini memiliki tanggal lahir yang diabadikan oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional, karena mengingat sangat banyak jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam perkembangan pendidikan di era penjajahan kolonial.
Semboyan beliau yang sangat terkenal yaitu ‘Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri Handayani’ yang memiliki makna Di depan menjadi teladan. Di tengah membangun semangat. Dari belakang mendukung.
Semboyan ini sampai sekarang diangkat menjadi semboyan Dinas Pendidikan Nasional. Demi mengingat perjuangan pemerintah mengabadikan namanya menjadi nama salah satu kapal perang milik Indonesia.
Tidak hanya itu saja, dalam uang pecahan Rp. 20.000 juga terpatri potret beliau sebagai perwujudan akan semangat pengajaran yang beliau contohkan kepada bangsa Indonesia. Demikianlah sedikit ulasan mengenai Tokoh Tiga Serangkai. Semoga bisa menjadi Teladan bagi kita semua.