Tragedi Hillsborough – Saya yakin walaupun kamu bukan fans Liverpool pasti akan mengetahui kajadian mengerikan ini. Peritiwa yang menewaskan 96 fans klub bola Liverpool ini terjadi di Hillsborough, tepatnya di stadion Sheffield Wednesday kota Sheffeld, Inggris.
Dengan jumlah korban meninggal mencapai 96 orang, tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam kecelakaan di dalam stadion dalam sejarah Britania Raya. Tragedi ini terjadi ketika akan dihelatnya pertandingan semi final Piala FA antara Liverpool melawan Nottinghem Forest.
Kronologi Lengkap Tragedi Hillsborough
Berawal dari 15.000 suporter yang berangkat lebih awal menuju ke stadion. Mereka datang untuk mendukung tim kesayangan mereka, Liverpool, yang akan bertanding melawan Nottingham Forest dalam partai seminifinal Piala FA. Mereka datang dari berbagai tempat yang berbeda dengan satu tujuan sama, mendukung tim kesayangannya menang.
Tiket pertandingan di stadion Hillsborough yang biasanya tidak habis, khusus hari itu, ludes terjual dengan satu alasan , Liverpool. Buruknya pengelolaan panitia pertandingan yang tidak memperhitungkan jumlah fans Liverpool yang membludak menjadi sebab terjadinya tragedi ini. Panitia hanya menyediakan tempat dengan kapasitas 14.000 berdiri di lapping lane yang merupakan satu-satunya tribun terkecil di sana.
Yang lebih parah lagi, polisi malah memilih Spion Kop End yang berkapasitas 21.000 penonton untuk menampung pendukung Nottinham. Secara logika, pertandingan tersebut akan dibanjiri oleh fans Liverpool, tapi kenapa polisi malah menempatkan mereka pada tribun yang lebih kecil? Inilah awal bencana itu terjadi, kapasitas stadion tidak bisa menampung jumlah suporter Liverpool yang sangat besar.Jam 2 siang, fans dari kedua klub mulai berdatangan dalam massa yang besar dan dikawal oleh polisi berkuda.
Suasana di Gate C
Polisi akhirnya mengambil alih pengawasan para suporter karena semakin tidak terbendungnya jumlah yang datang. Pukul 2.30 pintu turnslite (pintu masuk berputar) dibuka. Dan bisa dipastikan aliran supporter Liverpool mulai membanjiri isi stadion. Mungkin kamu bisa membayangkan, sekitar 10.000 orang masuk ke dalam The Lapping Lane dengan hanya menggunakan 3 gerbang pintu masuk dan tujuh pintu putar.
Fans Liverpool yang berjumlah sekitar 2000-50000 masih tertahan di luar stadion berusaha masuk ke stadion, diantaranya tanpa tiket. Menurut petugas yang bejaga di luar stadion, deakan para suporter yang ingin masuk ke dalam stadion adalah karena mereka terpengaruh alkohol. Namun tuduhan ini sama sekali tidak benar setelah dan sangat mudah dibantah setelah kejadian.
Melihat serbuan supporter yang semakin menggila, Inspecture Marshal yang bertugas hari itu, David Duckenfield menginstruksikan untuk membuka gerbang C dimana sektor 3 dan 4 berada. Namun, sektor 3 dan 4 saat itu sudah penuh dengan suporter yang sebelumnya sudah berada didalam. Sehingga terjadi Fatal Crush.
Kick off pun ditunda. Aliran suporter dalam jumlah besar mamaksa masuk tanpa bisa dihentikan. Mereka masuk ke gerbang C dan memenuhi blok 3 dan 4 yang sudah penuh dengan penonton. Akhirnya kedua suporter yang berada di kedua blok tersebut terdesak kedepan dan terjepit diantara pagar pembatas.
Keputusan yang diambil oleh David Duckenfield berakibat sangat fatal. Dia seharusnya berkoordinsai dengan penjaga di gerbang C terlebih dahulu sebelum memberi perintah. Namun semuanya sudah terlambat, para suporter Liverpool tejepit, terinjak dan kehabisan oksigen. Mereka yang berjumlah 96 orang tewas, dimana 89 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Salah satu korban termuda adalah Jhon Paul Gihooley yang masih berusia 10 tahun dan merupakan sepeupu dari Steven Gerrard, legenda Liverpool. Sat itu Gerrard masih berumur 9 tahun.