BUDIDAYA BELUT – Kebutuhan akan belut nampaknya terus bertambah seiring dengan bertambah peminatnya. Jika kita lihat dari segi bisnis, ini merupakan sebuah peluang besar karena masih banyaknya permintaan belut di pasaran, sedangkan permintaan tidak bisa disanggupi semuanya. Hal ini tentu kita bisa manfaatkan, kita bisa membuat usaha budidaya belut tentunya.
Belut termasuk dalam jenis kategori ikan. Namun begitu, belut berbeda dengan jenis ikan pada umumnya. Belut bisa hidup di air yang tidak terlalu banyak serta bisa hidup di lumpur. Mengapa bisa begitu? Karena belut memiliki dua sistem pernafasan. Belut biasanya suka ditemukan di sawah dan rawa, namun jika di sawah belut memang susah sekali untuk ditemukan, akibat persawahannya kini mulai tercemar oleh bahan kimia seperti pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.
Dalam budidaya belut, terbagi menjadi dua bagian, yaitu budidaya belut di kolam semen dan budidaya belut di kolam drum. Di kesempatan kali ini, inshaa Allah akan berbagi tentang cara budidaya belut di kolam drum. Tentu jika budidaya belut ini berhasil, pastinya kamu akan mendapatkan untung yang luar biasa dari usahamu ini. Langsung saja, ini dia cara budidaya belut di kolam drum.
Siapkan Kolam Budidaya Belut
Cara budidaya belut di kolam drum ini termasuk ke dalam golongan semi permanen, artinya cara ini tidak seawet dengan budidaya di kolam semen atau tanah yang termasuk ke dalam golongan permanen. Selain menggunakan drum, bisa juga memakai tempat yang lainnya seperti kolam terpal, kontainer plastik atau tong.
Adapun langkah-langkahnya dalam memanfaatkan drum untuk dijadikan tempat budidaya adalah sebagai berikut.
- Bersihkan dulu drum hingga benar-benar bersih, terutama bagian dalamnya.
- Buatlah sebuah lubang yang memanjang pada bagian atas drum.
- Selanjutnya, simpan drum pada bidang tanah yang datar. Agar drum tidak terguling, berilah pengganjal pada bagian kanan dan kiri dram.
- Jangan sampai lupa juga, buatlah sebuah saluran pembuangan di bawah drum.
- Buat juga sebuah peneduh di atas drum, agar belut tidak kepanasan terkena sinar matahari.
Media Tumbuh Ternak Belut
Salah satu kunci kesuksesan budidaya belut adalah penggunaan media tumbuh belut yang tepat. Di luar faktor pakan, jika kompisisi media tumbuh ini pas, maka akan mempercepat pertumbuhan belut. Untuk kolam dari drum, kamu bisa menggunakan media berupa jerami padi pupuk TSP, kompos, lumpur kering dan mikroorganisme starter.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini ada langkah-langkah membuat media tumbuh belut dari kolam drum.
- Beri lapasan jerami dengan ketebalan sekitar 50 cm pada bagian dasar drum.
- kemudian, siramlah jerami itu menggunakan mikroorganisme starter dengan komposisi 1 liter per drum.
- Kemudian berilah lapisan kompos setinggi 7 cm, jika tidak ada bisa juga menggunakan tanah humus atau pupuk kandang.
- Nah, di lapisan yang terakhir diberi lumpur kering yang sebelumnya sudah dicampur dengan pupuk TSP 5 kg. Lapisan ini mempunyai tinggi sekitar 25 cm.
- Langkah terakhir, masukanlah air bersih ke dalam drum setinggi 17 cm, namun jangan dulu dimasukkan belut, diamkan selama 14 hari untuk melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
BACA JUGA: Cara Budidaya Nila Merah
Pemilihan Bibit Belut
Setelah kolam drum dan medianya sudah disiapkan, langkah selanjutnya adalah memasukan bibit belut. Namun begitu, pilihlah bibit belut yang sehat. Jika kamu kebingungan dalam memillih bibit belut yang bagus dan sehat, berikut ini beberapa kriteria bibit belut yang sehat.
- Pilihlah bibit belut yang mempunyai ukuran seragam, jangan yang tidak seragam. Hal ini di maksudkan agar saat panen kelak, hasilnya pun bisa seragam. Selain itu, hal inipun bertujuan agar tidak adanya saling memangsa antar belut yang ada di kolam drum.
- Gerakannya tidak loyo, aktif dan lincah.
- Tentunya bibit belut itu bebas dari penyakit.
- Ukurannya kurang lebih 10-12 cm.
Pemberian Pakan
Selain dengan memilih bibit yang sama, pemberian yang cukup dan teratur bisa menghindarkan terjadinya saling mangsa antara belut yang ada. Untuk takarannya, bisa disesuaikan dengan berat populasi belut itu sendiri. Kalau paling aman sih diberikan pakan itu sebanyak 5-20% dari bobotnya perhari.
Untuk waktu pemberian pakannya bisa dilakukan pada sore hari. Karena biasanya belut mencari mangsa pada sore atau malam hari. Adapun pakannya sendiri bisa berupa ikan kecil, kecebong, kacing ataupun bekicot yang sebelumnya sudah dicacah kecil-kecil terlebih dahulu.
Panen Belut
Dalam satu drum, biasanya bibit belut bisa masuk sebanyak 2 kg dengan ukuran bibit 11-13 cm. Untuk masa panen belut itu sendiri bisa dilakukan setelah 3-4 bulan. Adapun harga bibit belutnya rata-rata memiliki panjang 7-12 cm yang dijual kisaran 55.000/kg (isi 76-111 ekor/kg). Sedangkan jika membeli belut konsumsi itu rata-rata kisaran 32.000/kg isi 4-6 ekor.
Pemasaran Belut
Dewasa ini belut telah menjadi salah satu makanan konsumsi yang banyak disukai orang, baik diolah menjadi makanan ringan seperti keripik belut atau langsung dimasak menjadi belut goreng. Belut memiliki rasa yang sangat gurih jika dimakan, mungkin hal inilah yang menyebabkan belut banyak dicari orang. Permintaan pasar yang sangat besar membuat penyedia belut sering kekurangan stok. Padahal di Indonesia terdapat banyak sekali tempat-tempat pembudidayaan belut.
Mungkin sebagian dari pembudidaya belut masih kesulitan untuk proses pemasarannya. Namun sebenarnya cara pemasaran belut tergolong mudah sebab belut sangat diminati di pasaran. Cara pemasaran belut adalah dengan cara langsung dijual ke tengkulak dalam jumlah besar atau kamu juga bisa mencari pelanggan dari pedagang-pedagang kecil di pasar namun dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Jika kamu punya banyak pelanggan, maka cara kedua adalah yang lebih banyak mendatangkan margin.
Belut Sawah
Belut sawah adalah hewan sejenis ikan yang memiliki bentuk tubuh memanjang seperti ular. Belut sawah atau biasa disebut moa atau lindung adalah hewan yang memiliki nilai ekologi dan juga nilai ekonomi. Hewan ini mudah beradaptasi pada lingkungan yang kurang baik sehingga menjadi indikator pencemaran di suatu lingkungan.
Sesuai namanya, belut sawa hidup di persawahan, sungai dan juga rawa. Makanan utamanya adalah cacing dan ikan kecil. Belut adalah hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari. Tubuh belut berwarna kecoklatan, licin dan tidak bersisik sehingga kamu akan kesulitan memegangnya. Karena memiliki nilai ekonomi, belut biasanya dimanfaatkan dagingnya untuk diolah menjadi makanan bernilai jual tinggi seperti keripik belut.
Kandungan Gizi Belut
Belut dimasukkan ke dalam kelompok ikan sehingga halal untuk dimakan umat muslim. Sama halnya dengan ikan, daging belut memiliki banyak kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Daging belut mengandung protein yang tinggi sehingga baik untuk masa pertumbuhan anak. Selain itu belut juga mengandung mineral, vitamin, karbohidrat, kalsium, fosfor dan juga lemak sama halnya seperti ikan. Berikut tabel gizi ikan belut yang kami ambil dari direktorat gizi (Depkes).
Zat Gizi | Belut |
Kalori (cal) | 303 |
Protein (gr) | 14 |
Lemak (gr) | 27 |
Karbohidrat (g) | 0 |
Fosfor (mg) | 200 |
Kalsium (mg) | 20 |
Zat besi (mg) | 20 |
Vitamin A (SI) | 1600 |
Vitamin B (mg) | 0,1 |
Vitamin C (mg) | 2 |
Air (gr) | 58 |
Manfaat Belut
Selain budidaya-nya menguntungkan, memakan daging belut juga akan menimbulkan banyak manfaat bagi tubuh kita. Lalu apa aja sih kandungan yang ada di dalamnya? Mari simak poin-poin berikut.
1. Mencegah pengroposan
Daging belut mengandung fosfor dan kalsium yang baik untuk tulang sehingga mencegah terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis. Zat besi yang terdapat pada daging belut berfungsi untuk mencegah penyakit anemia atau kurang darah dan membantu pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh, sehingga baik dikonsumsi untuk penderita anemia.
2. Sumber Kalori
Selain itu pada daging belut mengandung kalori yang cukup tinggi yaitu sekitar 330 kilo kalori, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori harian, sehingga kamu bisa melakukan segala aktivitas dengan lancar. Kandungan vitamin A pada belut baik untuk kesehatan mata, memperbaiki fungsi jaringan saraf yang rusak serta membantu menormalkan tekanan darah. Nah, jadi makanan ini akan sangat cocok untuk kamu yang punya aktifitas harian yang padat.
3. Protein yang melimpah
Protein yang ada pada tubuh belut akan sangat bermanfaat bagi perkembangan tubuh manusia. Di setiap 100 gram daging belut, terkandung protein sebesar sekitar 18,4 gram. Angka ini menunjukan bahwa kandungan protein yang dimiliki belut setara dengan kandungan protein yang dimiliki oleh sapi (18,8g/100gram daging). Perotein yang ada, akan membangun semua sel-sel yang rusak dalam tubuh. Selain itu, belut juga sangat aman dikonsumsi oleh semua umur.
4. Meningkatkan kesehatan otot
Kandungan arigin (asam amino non-esensial) yang ada pada belut akan membantu proses peningkatan kesehatan otot dan mengurangi resiko penumpukan lemak pada tubuh. Yang dimaksud arigin disini ialah hormon yang dapat memengaruhi pertumbuhan manusia atau biasa disebut Human Growth Hormon (HGH). Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa HGH ini dapat menghambat sel-sel kanker payudara.
5. Mencegah anemia
Selain keempat hal diatas, belut juga memiliki kandungan zat besi yang cukup banyak. Jumlah yang ada pada daging belut melebihi kandungan zat besi yang ada pada daging dan telur. Dengan mengkonsumsi 125 gram belut perhari, mampu mencegah resiko timbulny penyakit anemia.
Keripik Belut
Salah satu olahan makanan dari daging yang bernilai ekonomi adalah keripik belut. Saat ini sudah banyak industri rumahan yang membuat makanan ringan keripik belut. Selain makanan yang lezat, keripik belut adalah makanan yang bergizi karena mengandung protein yang tinggi. Makanan ini sangat cocok dijadikan buah tangan atau hanya untuk sekedar lauk makan.
Sebenarnya membuat keripik belut ini tidaklah sulit, kamu juga bisa membuatnya sendiri di rumah. Sediakan daging belut sebanyak 2 kg, jangan gunakan belut yang berukuran terlalu besar. Keluarkan isi perut belut dan cuci hingga bersih. Buat bumbunya dengan menghaluskan bawang putih, ketumbar dan garam, kamu juga bisa menambahkan kunyit sebagai pewarna.
Kemudian campurkan bumbu yang sudah dihaluskan dengan tepung dan beri air secukupnya sampai menjadi adonan. Siapkan penggorengan dan panaskan minyak hingga benar-benar panas. Lalu celupkan belut kedalam adonan tepung dan goreng dengan menggunakan api sedang, jika belut sudah berubah warna menjadi kuning keemasan itu tandanya sudah matang.
Hama, Penyakit & Cara Menanggulanginya
Hama belut merupakan salah satu binatang tingkat tinggi yang mengganggu kehidupan ekosistem belut secara langsung. Seperti berang-berang, ular dan musang air misalnya, mereka kerapkali menjadi hama pada belut saat berada di alam bebas dan kolam terbuka.
Sementara itu, katak dan kucing menjadi penggangu ekosistem belut di daerah perkotaan. Setidaknya diperlukan pemeliharaan secara baik dan intensif agar belut tidak terserang oleh berbagai hama yang mengganggu ekosistemnya.
Umumnya belut terserang penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah, seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa yang berukuran sangat kecil. Namun, bakteri yang paling sering menyerang belut adalah Aeromonas dan Pseudomonas.
Jika belut yang dipelihara sudah terinfeksi oleh bakteri jenis ini, maka akan timbul gejala, seperti bercak-bercak merah pada permukaan belut dan terjadi pendarahan pada bagian organ dalam seperti hati atau limpa.
Kedua bakteri ini memang sangat mematikan, jika tidak ditangani dengan cepat maka akan menimbulkan kematian.
Gejala awal yang akan dialami belut ketika terserang bakteri ini biasanya akan ditandai dengan pendarahan hebat dibagian bawah kulit, rongga mulut, insang dan bahkan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, lendir yang ada pada belut akan berkurang akibat sekresi yang berlebihan.
Sehingga sebagian tubuhnya akan terasa kering dan kasar. Selanjutnya, belut akan mengalami pembekakan pada organ limpa, hati dan empedu. Belut yang sudah terinfeksi akan kehilangan energi dan keseimbangan.
Sehingga, posisi belut akan cenderung diam dan terbalik (punggung dibawah). Jika belut yang kamu pelihara kemungkinan besar akan mati dikemudian hari.
Cara penanggulangan:
Tapi jangan khawatir karena masih ada langkah-langkah penanganan yang harus kamu lakukan sebelum belut mengalami kematian. Hal yang bisa kamu lakukan untuk menangani berbagai macam gejala diatas adalah membeli obat antibiotik (amoksilin atau ampicilin).
Namun, penggunaan dosis yang salah akan hanya menambah penderitaan sang belut saja. Sebaiknya, jika kamu ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka gunakanlah gedebog (batang pohon) pisang yang sudah mengalami pembusukan.
Gedebog pisang adalah media antiseptik alami yang dipercaya mampu meredam pertumbuhan kedua bakteri tersebut. Selain itu, dengan adanya gedebog pisang ini maka akan timbul cacing-cacing kecil yang akan menjadi asupan nutrisi dan protein pada belut.
Tapi tunggu dulu, kamu harus hati-hati memakainya. Sebelum diaplikasikan kedalam kolam, gedebog pisang yang ada harus diproses terlebih dahulu.
Mengapa demikian? Karena getah yang masih ada pada gedebog pisang baru (segar) akan menyebabkan air kolam menjadi asam. Hal ini akan memperngaruhi kehidupan sang belut nantinya.
Jenis Belut yang Dapat Dibudidayakan
Hampir semua belut dapat dibudidayakan, tetapi alangkah baiknya jika belut yang sedang dibudidayakan tersebut merupakan salah satu hasil rekomendasi dari para peternak belut yang memperoleh hasil maksimal saat musim panennya.
Berikut ini beberapa jenis belut yang sangat direkomendasikan untuk dibudidayakan.
- Belut Eropa, atau dalam bahasa latin disebut dengan belut Anguila. Belut ini hidup dalam ekosistem danau air tawar dan payau di kawasan Inggris, Mediterania, Irlandia hingga pertengahan Norwegia.
- Belut Longfin, memiliki nama latin Anguila Reinnardtii. Belut ini dapat ditemukan di perairan air payau Australia dan Selandia Baru. Belut Longfin merupakan spesies yang paling banyak dibudidayakan di semua negara.
- Belut Jepang, belut ini bernama latin Anguilla Japong. Belut Jepang ini umumnya dibudidayakan di perairan payau kawasan Jepang, Korea, Taiwan dan Cina.
- Belut Amerika atau biasa disebut Anguilla Rostrata, merupakan salah satu belut yang hidup pada habitat perairan air payau di Amerika Serikat, Kanada dan Teluk Meksiko.
Pakan Belut
Hal utama yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam budidya belut yakni cara pemberian pakan belut. Belut tidak akan bisa berkembang dengan baik jika terjadi kesalahan dalam mengatur setiap pola pemberian pakannya.
Cukup sehari sekali saja saat pemberian pakan terhadap hewan belut. Lakukan pemberian pakan tersebut pada sore hari. Hal dikarenakan belut merupakan hewan pencari makan saat malam hari, khususnya belut sawah.
Cacing sutra, bekicot dan keong emas merupakan sekumpulan dari berbagai jenis pakan ternak belut terbaik. Untuk menambahkan kandungan nutrisi pada belut, campurkan pelet atau pakan buatan dengan menggunakan perbandingan 1 : 1.
Misal, jika kamu memberikan pakan seberat 1 kilogram, maka campurkan pelet atau pakan buatan tersebut 1 kilogram juga. Sesuaikan jumlah populasi ternak belut dengan jumlah pakan yang akan dibagikan saat mengatur pola pemberian pakan.
Jika kamu masih penasaran, yuk cek video dibawah ini.
Problematika Budidaya Belut di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan budidaya belut masih belum banyak dilakukan walaupun permintaan pasar ekspor dan domestik kian besar. Mengapa demikian? Tak lain hal tersebut diakibatkan karena sulitnya mendapatkan benih berkualitas.
Selain itu, teknik budidaya yang belum dikuasai seutuhnya menjadi faktor kendala tersendiri karena hasilnya panennya yang terbilang masih kurang memuaskan.
Lain halnya dengan Cina, negara ini justru dinilai telah berhasil mengembangkan budidaya belut dengan baik pada sistem lumpur maupun sistem jaring apung atau hapa. Pemanfaatan jaring apung ini dapat digunakan pada budidaya belut berskala besar bahkan rumahan.
Dalam hitungan satu tahun, Cina telah berhasil memproduksi belut sebanyak 137.486 ton per tahunnya. Sementara itu, Indonesia masih terlalu mengandalkan hasil tangkapan alam yang jumlahnya tak menentu.
Terlebih jika hasil tangkapan tersebut hanya ada saat musim-musim tertentu, seperti musim hujan misalnya.