Gaya komunikasi pria dan wanita memang berbeda 180 derajat, suami istri yang sudah berumah tangga puluhan tahun pun kadang kurang mengerti apa yang diinginkan pasangannya. Pertengkaran kecil bisa tersulut hanya karena masalah sepele, suami dan istri merasa sudah menuruti keinginan pasangannya, namun pasangan punya pemikiran lain.
Di sore hari yang mendung, sepasang suami istri mengendarai mobil hendak pulang ke rumah. Istri bertanya kepada suami, “Pingin pempek nggak Mas?” Suami hanya menjawab pendek “Nggak” sambil terus menyetir. Pikiran suami melayang pada pekerjaan yang harus diselesaikan besok, dia tidak fokus menjawab pertanyaan istri.
Saat berhenti di lampu merah istri berkata lagi, “Di depan apotek situ sepertinya ada pempek enak?” Sambil memperhatikan smartphone di tangannya, suami menjawab dengan dingin, “Oh iya, kita pernah ke sana.” Dia terus sibuk dengan smartphonenya hingga lampu hijau menyala.
Percakapan berhenti sampai di situ, mereka lalu hanyut dalam sepi sampai rumah. Istri tidak berani berkata terus terang kepada suami kalau dia ingin makan pempek. Dia merasa suami marah padanya, tidak melihatnya ketika diajak bicara, ucapan yang keluar hanya sepatah dua patah kata.
Bila istri bicara terus terang, “Mampir ke situ sebentar Mas, makan pempek.” Suami dengan senang hati akan memenuhi keinginan istrinya, kecuali dia tidak punya uang. Dalam pikiran suntuk, pria seperti terhipnotis mengikuti keinginan wanita, apalagi tujuannya menghilangkan kepenatan.
Wanita mengirimkan tersirat, tapi pria hanya bisa menangkap yang tersurat. Sebaliknya pria mengirimkan tersurat, tapi wanita menangkap yang tersirat hingga terkadang keblabasan kemana-mana. Memang sudah dari sononya begitu, suami istri harus belajar berkomunikasi dengan pasangan.
Suami merasa ditawari pempek, namun saat itu tidak ingin makan pempek karena memikirkan pekerjaan besok. Sedangkan istri berharap suami bertanya balik kepadanya, dan mengajaknya mampir makan pempek. Pria sulit memahami yang tersirat, dia makhluk logika dan fakta. Sedangkan wanita begitu malas menjelaskan dengan logika dan fakta, ingin dipahami tapi kurang mengungkapkan isi hati.
Bila pria lebih banyak diam, artinya dia baru memikirkan sesuatu dan biasanya tidak ingin diganggu. Seorang istri harus tanggap dengan hal ini, dan bisa membawanya kemana istri inginkan. Suami akan mengikuti istri dengan syarat tidak ikut campur apa yang sedang dipikirkan suami.
Suami juga perlu peka dengan “siratan” istri. Jangan cepat menjawab bila istri bertanya perihal keinginan, cobalah bertanya balik padanya. “Pingin pempek nggak Mas?” Jawab saja “Adik pingin pempek?” Istri hanya tersenyum manis sambil menunduk, artinya dia pengeeeen.