GAMBAR CANDI BOROBUDUR – Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan wangsa Syailendra yang bercorak Buddha. Meskipun hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai kapan candi ini dibangun, namun berdasarkan penelitian candi ini dibangun sekitar tahun 825 sebelum masehi pada masa wangsa Syailendra. Pembangunan candi ini diperkirakan menghabiskan waktu 75-100 tahun.
Candi Borobudur didirikan dengan maksud tertentu. Perkiraan pendirian candi ini adalah untuk tempat pemujaan umat Buddha. Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur dipelopori oleh seorang arsitek yang bernama Gunadharma yang memiliki bentuk lebar kotak bawah dan semakin meruncing di bagian atasnya.
Masing-masing tingkatan memiliki nama. Untuk mengetahui nama dan apa saja yang ada di Candi Borobudur, berikut penjelasannya.
Arca Buddha
Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Namun, tahukah kamu bahwa Candi Borobudur tidak hanya mendapat gelar candi terbesar di dunia, tapi juga arca Buddha terbanyak di dunia? Ya, candi ini memiliki arca Buddha sebanyak kurang lebih 504 buah arca. Arca-arca tersebut dibuat dalam bentuk dan rupa.
Namun, sebagian besar arca tersebut merupakan arca Buddha dengan berbagai bentuk, ukuran dan posisi. Sayangnya, arca-arca tersebut banyak sekali yang sudah hilang dan rusak.
Relief Buddha
Selain arca, Candi Borobudur juga tercatat memiliki relief terlengkap di dunia. Relief-relief tersebut sebagian dipahat di bagian sisi candi dan sebagain relief tersebut memiliki latar belakang cerita yang berbeda-beda. Ada juga relief yang menceritakan mengenai kisah perjalanan hidup Buddha.
Panel Relief
Satu lagi yang membuat candi ini terlihat sangat istimewa, yaitu panel reliefnya mencapai 2.672 buah panel dengan berbagai relief. Semua panel relief tersebut dipahat secara rapi di hampir semua dinding Candi borobudur.
Dan, semua bangunan Candi Borobudur, mulai dari relief sampai racanya dibangun menggunakan batu andesit. Batu yang dibutuhkan untuk membangun Candi Borobudur ini diperkirakan mencapai 55.000 meter kubik.
Kaki Candi (Kamadhatu)
Coba kamu perhatikan bagian bawah atau kaki candi! Disana kamu akan melihat banyak sekali relief yang terukir di dinding candi. Relief-relief tersebut menceritakan kegiatan manusia sehari-hari. Bagian bawah candi ini disebut kaki candi atau Kamadhatu.
Kamadhatu ini disimbolkan sebagai dunia tempat hidup manusia yang penuh dengan keburukan, lika-liku, hawa nafsu dan dosa. Oleh karena itu, bagian kaki candi dipenuhi dengan relief yang menceritakan kehidupan sehari-hari manusia seperti bekerja, berlayar, bercerita dan sebagainya. Sayangnya, sebagian besar Kamadhatu ditutup karena banyak sekali yang sudah rusak dan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
Tubuh Candi (Rupadhatu)
Setelah membahas bagian Kamadhatu, kali ini pembahasannya mengenai bagian tengah candi atau Rupadhatu. Rupadhatu sebagian besar terdiri dari lorong dan ruangan kecil. Bagian ini memiliki beberapa tingkatan dan hampir semua bagian terdapat bangunan stupa yang berukuran sedang. Stupa-stupa tersebut didalamnya terdapat arca Budha yang sedang bertapa dengan berbagai posisi.
Rupadhatu menggambarkan tingkatan dunia yang lebih tinggi, dimana hal-hal yang berbau dengan dunia dan hawa nafsu mulai berkurang. Kehidupan manusia lebih cenderung mengarah ke Sang Maha Pencipta. Hal ini digambarkan dengan banyaknya stupa yang didalamnya terdapat arca Budha yang sedang bertapa.
Atap Candi (Arupadhatu)
Arupadhatu merupakan bagian tertinggi atau tingkatan tertinggi dari kehidupan manusia. Arupadhatu ini merupakan bagian yang paling dianggap suci dan menggambarkan manusia yang memiliki tingkatan yang paling tinggi.
Dalam tingkatan ini, manusia sudah tidak lagi memikirkan duniawi dan hawa nafsu. Manusia seutuhnya milik penciptanya dan menyatu dengan penciptanya. Oleh karena itu, bagian Arupadhatu ini sama sekali tidak ada relief-relief di dinding candi yang menggambarkan kehidupan manusia.
Di bagian Arupadhatu, kamu hanya melihat stupa-stupa besar mengelilingi teras Arupadhatu dan bagian puncaknya terdapat stupa yang berukuran raksasa. Dengan ukuran yang sangat besar dan tanpa adanya hiasan menggambarkan sebuah kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia, dimana manusia benar-benar kosong, tidak memikirkan duniawi, tidak memiliki hawa nafsu dan manusia dalam tingkatan ini benar-benar menyatu dengan Sang Penciptanya.