Siapapun yang mengaku sebagai rakyat Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan burung Garuda. Mungkin sedikit pengecualian bagi mereka yang belum beruntung merasakan pendidikan karena berada jauh di pedalaman Indonesia. Namun, pada umumnya anak-anak Indonesia telah melihat penampakan burung Garuda di dinding kelas mereka sejak di bangku SD.
Burung Garuda merupakan lambang negara Indonesia. Oleh karena itulah pada setiap dinding kelas bagian depan, lambang burung Garuda dapat dilihat oleh semua murid. Biasanya ia diletakkan di antara foto presiden dan wakil presiden RI.
Ada tidaknya burung Garuda dalam kehidupan nyata masih diperdebatkan hingga saat ini. Daripada ikut berdebat, ketahui hal-hal tentang burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia di bawah ini.
Burung Garuda dalam mitologi kuno adalah raja para burung.
Garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu ketika berkelana ke penjuru Bumi. Dewa Wisnu merupakan salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari. Akibat kehebatannya itulah ia menjadi raja agung para burung.
Burung Garuda digambarkan dalam kitab-kitab kuno sebagai burung yang perkasa dan setia kawan.
Kisah Garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India. Dalam dongeng Mahabharata, burung Garuda digambarkan sebagai burung yang perkasa, setia kawan, dan berani.
Burung Garuda juga dikenal di Jepang dan Thailand.
Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura. Adapun di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut, dan ia menjadi lambang negara Thailand.
Burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia disebut dengan Garuda Pancasila.
Melalui proses yang panjang, akhirnya disepakati lambang negara Indonesia yang dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Lambang tersebut kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Filosofi Garuda Pancasila
Inilah arti filosofis burung Garuda yang menjadi lambang negara Indonesia.
Garuda
- Garuda menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
- Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
- Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
- Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
- 17 helai bulu pada masing-masing sayap
- 8 helai bulu pada ekor
- 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
- 45 helai bulu di leher
Perisai
- Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
- Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
- Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia “merah-putih”. Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
- Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
- Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
- Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah.
- Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih.
- Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah.
- Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Baca Juga: Sejarah Pancasila
Garuda digunakan sebagai nama maskapai nasional Indonesia
Garuda juga dipilih sebagai nama maskapai penerbangan nasional Indonesia yaitu Garuda Indonesia.
Burung Garuda kekinian yaitu burung Elang Jawa.
Para ahli burung sudah lama mencari burung yang dianggap mewakili keperkasaan dan sifat burung Garuda. Gambar lambang negara Indonesia hanya memberi petunjuk burung Garuda adalah burung berjambul. Selebihnya, sifat burung Garuda digambarkan para pendiri negara Indonesia berdasar dongeng Mahabarata.
Dari sekian banyak burung Indonesia, ada satu burung yang dianggap memiliki ciri-ciri burung Garuda. Itulah burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi ). Burung Elang Jawa termasuk burung asli atau burung endemik Pulau Jawa. Jumlahnya sekarang sudah sangat langka dan sulit ditemukan. Saat ini diperkirakan hanya ada sekitar 600 ekor burung Elang Jawa di Pulau Jawa. Oleh karena itu Lembaga Burung Indonesia menetapkan burung Elang Jawa sebagai burung yang terancam punah.