Kesabaran menghadapi rasa sakit bisa jadi tinggi, namun bukan tanpa batas. Bagaimana pun juga semua orang akan mulai menyadari kenyataan bahwa, walau sekilas, pasti ada cara yang lebih baik.
A Course in Miracles
Impian cinta sejati
Tentu, kamu akan mendapat cinta pada pandangan pertama. Kamu akan melihat si dia yang sudah ditakdirkan untukmu di ruangan yang penuh sesak. Dan saat matamu dan matanya saling bertatapan, ada getaran tersendiri di dalam tubuhmu. Tidak perlu berbicara. Kamu akan bergerak layaknya tertarik oleh magnet batin yang sulit tertolak. Saat tanganmu saling menyentuh, alunan biola seakan bersenandung di sekitarmu. Semua orang serasa menghilang!
Itulah caranya cinta sejati, kan? Cepat. Tak tertahankan. Tampaknya sudah diatur.
Ternyata, tidak. Kisah-kisah hubungan pasangan jiwa yang akan kita bahas dalam rangkaian artikel ini akan memperjelas kalau bukan seperti inilah cara cinta sejati bekerja untuk kebanyakan orang yang cukup beruntung menemukannya.
Simak artikel sebelumnya: Cerita Soulmate #5: 5 Kunci Menuju Hubungan dengan Kecocokan Jiwa
Realita cinta
Kamu akan terkejut saat melihat kalau hanya sedikit kekasih yang sudah ditakdirkan ini langsung tertarik dengan pasangannya. Ternyata reaksi awal mereka beragam, mulai dari tidak tertarik sampai tidak suka secara aktif.
Misalnya saja, saat mantan presiden AS John Adams pertama bertemu pasangan jiwanya, Abigail Smith, di satu pesta, ia pulang ke rumah dan menuliskan daftar kekurangan (orang yang kelak menjadi) istrinya ini di buku hariannya. Seperti yang angkuhnya ia ungkapkan, pria tidak tertarik sama sekali pada wanita seperti dia!
Kenyataannya, banyak pasangan jiwa harus bertemu berulang-ulang sebelum ketertarikan romantis tumbuh. Jika cinta yang sejati jarang digambarkan dengan jantung yang berdegup kencang atau halusinasi simfoni musik, kebalikannya juga benar.
Orang-orang yang membuat kita berdebar-debar jarang berhasil menjadi pasangan jiwa. Perasaan berdebar-debar seringkali bukanlah indikator kecocokan, tapi biasanya ada pada orang yang kelak akan membuatmu patah hati.
Saat tiba waktunya untuk mengetahui kalau orang yang kau temui itulah pasangan jiwamu, justru chemistry itu jarang muncul.
Ini bukannya membantah pernyataan kalau jiwamu akan merasa cocok ketika kamu pertama kali menatapnya. Bisa jadi ada perasaan akrab selama sesaat dan juga kenyamanan saat dia ada di dekatmu.
Namun getaran batin ini cukup halus. Seringkali getaran batin ini hanyut oleh isi pikiranmu yang menunjukkan berbagai alasan “meyakinkan” mengapa orang itu bukanlah untukmu.
Uniknya, pasangan jiwamu jarang menarik perhatian egomu. Itulah mengapa orang menyebutnya pasangan jiwa, bukan pasangan ego.
Semua orang yang menunggu cinta pasti punya pasangan ideal yang akan kita temui dalam hidup ini. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita tidak pernah bersusah payah untuk mendekati seseorang yang paling cocok buat kita.
Sangat mungkin kalau kamu sudah menemui pasangan jiwamu lebih dari sekali. Namun jika kamu membiarkan pikiran sempitmu mengarahkan hubungan cintamu, bisa jadi kamu akan terlalu sibuk jatuh cinta dengan orang yang salah.
Sampai akhirnya kamu mengabaikan perhatian dari orang yang memang ditakdirkan untukmu. Kemungkinan besar, kamu tidak akan meyadari pasangan jiwamu pada kesempatan berikutnya. Penyebabnya, bisa jadi si dia bukanlah tipemu.
Bagaimana bisa kamu mengubah pikiranmu dan akhirnya menemukan pasangan yang sudah ditakdirkan untukmu?
Kalau selama ini kamu “mencari cinta di tempat yang salah,” layak kamu pertimbangkan untuk mencari pendekatan baru akan romantisme yang mengikuti petunjuk dari Tangan Tak Terlihat.
Kelanjutan serial artikel ini dapat dibaca di: Apa Itu Soulmate (Pasangan Jiwa)?