Saat reuni dengan kawan – kawan satu SMA, betapa kamu merasa minder jika harus menjawab pertanyaan “kuliah di fakultas apa?”. Bahkan kamu akan membayangkan pertanyaan itu sejak belum menentukan jurusan yang kamu pilih.
Barangkali itulah mengapa frasa ‘fakultas pertanian’ mungkin tidak akan pernah terlintas dalam benak kamu. Tetapi, sekalinya kamu tahu betapa berharganya pemuda – pemuda lulusan pertanian, kamu akan menyesal kelak.
Menyesal karena tidak menjadikan fakultas pertanian sebagai satu dari sekian banyak pilihan masa depan kamu. Yah, wajarlah kalau anak SMA berpikir bahwa fakultas pertanian bukan masa depan yang keren.
Namun, beberapa alasan di bawah ini akan menjelaskan pada kamu kenapa mahasiswa fakultas pertanian itu mulia. Dan ingat ya dek, keren itu belum tentu mulia, tetapi manusia yang mulia, pasti keren!
Multi Potensi
Kalau kamu mau menelusur lebih jauh, beberapa fakultas pertanian di universitas berkelas nasional seperti UNS, UNDIP, UNSOED dan UNSRI memiliki beberapa jurusan cabang yang saling berkaitan.
Maksudnya adalah dalam fakultas pertanian tersebut tidak hanya tersedia jurusan agroteknologi dan agribisnis saja yang notabene murni pertanian. Ada juga jurusan peternakan, ilmu dan teknologi pangan dan teknik pertanian.
Jadi, jikapun kamu memilih jurusan agroteknologi, tidak akan ada aturan kampus yang melarang kamu untuk ikut kuliah peternakan atau teknologi pangan. Bukankah itu bisa jadi tambahan ilmu dan potensi buat kamu?
Menyelamatkan Bumi dari Kelaparan
Kalau keluarga kamu masih memiliki tanah, apapun alasannya jangan pernah menjualnya. Menurut data Bank Dunia, tahun 2050 penduduk dunia akan mencapai 9 miliar. Pada saat itu, dunia membutuhkan 50% pangan lebih banyak dari saat ini.
Masalahnya, produksi pangan dunia justru menurun dari tahun ke tahun. Nah, buat para lulusan pertanian, sejak hari ini kontribusi dan kerja kalian sangatlah dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masa depan manusia.
Bagaimana mungkin sarjana pertanian tidak dibutuhkan, iklim bumi semakin berubah, perubahan iklim inilah yang menjadi salah satu penyebab turunnya produksi pangan dunia.
Sementara sarjana yang mengerti betul tentang tanah, tumbuhan dan faktor – faktor pengaruh produktivitas tanaman lainnya ya hanya sarjana pertanian. Tidakkah hatimu terpanggil untuk menyelamatkan anak – anak yang kelaparan kelak?
Pertanian Organik
Lalu ketika perkembangan berbagai pestisida kimia dikira sebagai solusi hama, kamulah mahasiswa pertanian yang mengerti betul bahwa yang terbaik adalah pertanian organik, pertanian yang regeneratif.
Bagaimana tidak? Pertanian organik dengan berbagai inovasi pestisida alami dan perawatan tanaman alami benar – benar murni dan terbukti dapat mewujudkan sistem zero waste dalam pertanian.
Tanah tidak rusak dan tetap subur, tidak ada limbah kimia berbahaya. Manusia tidak perlu khawatir menimbun zat – zat kimia bawaan dari sayur dan pangan yang mereka konsumsi.
Siapa lagi yang dapat menjadi perawat bumi sebegitu detilnya selain sarjana pertanian?
Pertanian Perkotaan
Maka jikapun pada akhirnya nanti lahan pertanian benar – benar tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia, setidaknya sarjana – sarjana pertanian akan mampu merumuskan dengan jitu solusi untuk menciptakan pertanian perkotaan.
Di Indonesia telah nyata salah satu konsep pertanian perkotaan (urban farming) lewat iGrow, kamu yang tidak punya lahan, tetap bisa menanam tanaman pertanian yang menghasilkan buah.
Atau paling tidak kamu bisa melakukan urban farming sendiri di rumah kamu. Di Jepang telah banyak sistem pertanian di dalam atau atas gedung. Paling tidak kamu mengerti bagaimana menanam sayur mayur sendiri untuk kebutuhan keluarga kamu.
Petani Memang Tidak Kaya, Tetapi Mulia
Pada tahun 2010 perbandingan penduduk perkotaan dan pedesaan kurang lebih 50:50. Pada tahun 2025 nanti penduduk perkotaan mencapai dua kali lipat penduduk desa.
Maka sekitar 30 tahun dari hari ini atau bertepatan dengan dirgahayu Indonesia yang ke 100, jumlah penduduk perkotaan diperkirakan mendekati 6 kali lipat dari penduduk pedesaan. Lantas, masih cukupkah petani pada saat itu?
Siapa dan darimana sumber pangan untuk warga Indonesia? Saat ini, menjadi petani memang tidak kaya, tetapi mereka para petani barangkali manusia yang paling mulia di zaman ini.
Bayangkan dengan sistem beli gabah saat ini, petani jarang sekali mendapat keuntungan saat panen, jikapun untung, besarannya tidaklah seberapa. Toh, mereka tetap mau menjual gabah mereka.
Maka jika kamu menjadi petani kelak, ubahlah cara kamu menjual hasil pertanianmu. Saat panen, simpan hasilnya sebanyak kecukupan makan kamu dan keluarga, lebihnya barulah kamu jual.
Dengan cara ini paling tidak kamu bisa menghidupi keluarga kamu sendiri. Dan kalau semua petani berpikir demikian, kecukupan pangan petani terjaga, harga gabah meningkat, kesejahteraan petani terjamin.
Jadi, masih berpikir dua kali untuk memilih jurusan pertanian? Jangan bimbang, tentukan sekarag, saat ini juga, pilihlah jurusan pertanian dan jadilah petani, penyelamat masa depan dunia.