BIOGRAFI SOEHARTO – Soeharto merupakan satu-satunya Presiden Indonesia yang memegang jabatan selam 32 tahun. Beliau dikenal dengan sebutan “Bapak Pembangunan” dan merupakan Presiden kedua menggantikan Soekarno. Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia sukses menjadi negara swasembada pangan, karena pembangunan di bidang pertanian sangat berkembang melalui program Rapelita.
Pada artikel kali ini akan berfokus pada biografi Presiden Soeharto, dimulai ketika beliau lahir sampai beliau beranjak dewasa dan memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia. Langsung saja simak pembahasannya berikut ini.
Keluarga Soeharto
Soeharto menikah pada usia 26 tahun dengan Raden Ayu Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan nama Ibu Tien. Saat itu keluarga Prawirowihardjo sebagai orang tua asuh dari Soeharto yang melamar Ibu Tien untuk dinikahkan dengan Soeharto. Akhirnya pernikahan tersebut dilangsungkan pada tangga 1947 di Kota Solo. Dari pasangan ini dikaruniai enam putra-putri yaitu Siti Hardiyanti Hastuti, Bambang Trihatmodjo, Sigit Harjojudanto, Siti Hediati Harjadi, Hutamo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Kelahiran dan Pendidikan Soeharto
Presiden kedua Indonesia ini dilahirkan di Desa Kemusuk Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921 dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertosudiro. Ayah beliau ini berprofesi sebagai seorang pembantu lurah dan buruh pengairan sawah sekaligus menjadi petani.
Ketika masih kecil Soeharto sering berpindah-pindah sekolah, awalnya beliau sekolah di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean kemudian beliau pindah ke SD Pedes dikarenakan keluarganya pindah ke Kemusuk Kidul. Kemudian Kertosuro memindahkan Soeharto ke Wuryanoro dan dititipkan bersama Prawirohardjo seorang mantri tani.
Karier Militer
Suatu hari pada tahun 1942, Soeharto membaca pengumuman penerimaan anggota Koninklijk Nederlands Indisce Leger (KNIL). KNIL adalah tentara kerajaan Belanda. Beliau mendaftarkan diri dan diterima menjadi tentara. Waktu itu, ia hanya sempat bertugas 7 hari dengan pangkat sersan, karena Belanda menyerah kepada Jepang. Sersan Soeharto kemudian pulang ke Dusun Kemusuk. Justru di sinilah, karier militernya dimulai.
Sekitar tahun 1940 Soeharto diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah. Setelah 6 bulan menjalani pelatihan dasar, beliau akhirnya bisa menyelesaikan sekolahnya dan lulus sebagai lulusan terbaik sehingga menerima pangkat menjadi Kopral. Hal tersebut menyebabkan dia terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong dan resmi bergabung menjadi TNI pada tanggal 5 Oktober 1945.
Sebagai seorang militer Soeharto pernah memegang jabatan penting berikut daftarnya:
- Komandan Brigade Garuda Mataram
- Komandan Resimen Infenteri 15 dengan pangkat letnan kolonel
- Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum AD)
- Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
- Panglima Kopkamtib
- Mayor Jendral
Soeharto Menjadi Presiden Indonesia Kedua
Presiden Soeharto diangkat menjadi presiden kedua menggantikan Soekarno pada tanggal 12 Maret 1967 oleh MPR Sementara. Setahun kemudian, pada tanggal 27 Maret 1968 dia resmi diangkat sebagai Presiden untuk masa jabatan 5 tahun.
Pada awal kepemimpinan Presiden Soeharto mengambil sikap tegas terhadap orang-orang yang terlibat dengan Pembataian PKI. Orang yang terbukti terlibat dengan PKI dibuang dan diasingkan di Pulau Buru bahkan sebagian dari mereka ada yang dieksekusi massal di hutan oleh militer. Selain menyelesaikan masalah PKI, Presiden Soeharto juga mengeluarkan beberapa kebijakan terkait kondisi perekonomian nasional.
Berbagai program stabilisasi dilakukan untuk membendung laju inflasi. Kebijakan tersebut membuahkan hasil, pada tahun 1967-1968 inflasi berhasil dibendung. Tetapi timbul masalah baru yaitu tingginya harga kebutuhan bahan pokok. Dibentuklah kabinet pembangunan pada bulan Juli 1968, pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi dengan mengawasi dengan ketat gerak harga bahan pokok. Sejak saat itu ekonomi relatif membaik.
Titik kejatuhan kekuasaan Soeharto terjadi pada tahun 1998 dimana pada masa tersebut merupakan salah satu masa kelam Presiden Soeharto. Banyaknya demontrasi besar yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat yang tidak puas dengan kepemimpinan Soeharto serta tidak terkendalinya ekonomi dan politik di Indonesia membuat Soeharto membuat pernyataan berhenti sebagai presiden Indonesia. Kepemimpinan Indonesia akhirnya dilanjutkan oleh BJ Habibie sampai kurang lebih selama 1 tahun.
Wafatnya Presiden Soeharto
Presiden Soeharto wafat pada hari Minggu, 27 Januari 2008 pukul 13:10 WIB. Beliau meninggal ketika menginjak usia 87 tahun setelah sebelumnya dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Jenazah dari Bapak Pembangunan ini kemudian dimakamkan di Astana Giribangun yaitu sebuah komplek pemakaman keluarga cendana. Lokasinya berada di sebelah timur Kota Surakarta, Indonesia.
Jasa Jasa Soeharto Sebagai Presiden
Dengan mengesampingkan berbagai kontroversi terkait Soeharto, banyak jasa-jasa besar beliau untuk Republik Indonesia. Kalau boleh dibilang mungkin pada zaman order baru merupakan zaman keemasan bagi bangsa Indonesia. Pada zaman itu harga-harga bahan pokok sangat murah berbanding terbalik dengan zaman sekarang. Dalam masa kepemimpinannya, beliau bisa merubah Indonesia yang awalnya negara pengimpor beras menjadi negara swasembada beras yang memberikan dampak positif bagi petani.
BACA JUGA: 5 Hal yang Bikin Kamu Kangen Zamannya Presiden Soeharto
Pada sektor pembangunan, dimasa kepemimpinan Soeharto dianggap yang paling maju dengan program Repelita I sampai Repelita VI. Pada masa order baru keamanan dan kestabilan negara juga terjaga dengan baik serta menciptakan kesadaran nasionalisme yang tinggi pada masanya. Di bidang kesehatan juga tergolong berhasil dalam meningkatkan kualitas bayi dan masa depan generasi penerus dengan program keluarga berencana.
Banyak juga kegagalan pada masa pemerintahan beliau seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan tidak meratanya pembangunan di setiap daerah. Akan tetapi mengingat jasa-jasa beliau dalam pembangunan di Indonesia, rasanya tidak pantas bila masih ada yang menghina dan menghujat beliau.