Semua orang pasti pernah merasakan berada di bawah. Tapi kesedihan dan menarik diri bisa melemahkan dirimu, membuatmu berisiko terkena berbagai kondisi serius, termasuk bunuh diri.
Gejala depresi tidak selalu sejelas atau sesering menangis dan putus asa. “Seringkali perubahannya ini halus, dan orang yang mengalami tidak menyadarinya, tapi teman-teman dan pasangannya bisa jadi mengamati tanda-tandanya,” kata Boadie W. Dunlop, MD, psikiater asal Atlanta.
Namun, tetap tidak ada satu pola yang pasti. Gejala depresi bisa lambat laun berkembang dari sangat lembut, seperti memilih tinggal di rumah menonton film daripada pergi ke luar bersama teman-teman, menjadi sangat parah, seperti berpikir ingin bunuh diri.
Seseorang bisa juga berubah dari tampak sangat bahagia menjadi sangat depresi hanya dalam rentang beberapa hari atau minggu. Perubahan ini bisa sangat bervariasi untuk tiap orang.
- Salah satu cara mengatasi depresi adalah dengan latihan bersyukur, baca: 10 Manfaat Bersyukur yang Mungkin Selama Ini Kamu Abaikan
“Gejala depresi menjadi bermasalah jika seseorang terlihat memiliki lebih dari satu, atau jika gejala depresi ini terjadi terus-menerus selama lebih dari 2 minggu,” kata Simon Rego, PsyD, direktur pelatihan psikologi di Albert Einstein School of Medicine, New York.
Enam gejala depresi yang tidak boleh kamu abaikan
Apa sajakah gejala depresi yang membutuhkan perhatian lebih? Mungkin ini terjadi padamu, atau bisa jadi ini terjadi pada pasanganmu, atau orang-orang yang sangat berarti bagimu. Berikut ini 6 gejala depresi yang tidak boleh kamu abaikan (beberapa di antaranya bisa jadi tampak mengherankan bagimu).
-
Susah tidur
“Walaupun motivasi menurun, orang-orang yang depresi sering terbangun di malam hari, tak bisa tidur,” kata Sarah Altman, psikolog klinis dari Ohio State University Wexner Medical Center. Di sisi lain, orang yang depresi bisa jaid sulit bangun dari tempat tidur dan bisa tidur sangat lama di siang hari.
-
Hilang ketertarikan pada aktivitas favorit
Sebagian orang semakin ingin melakukan hobi yang mereka nikmati saat merasa sedih. Tapi orang-orang dengan depresi berat malah menjauhi hobi yang sangat mereka sukai.
“Jadi jika ada kakek-nenek yang suka menghabiskan waktu dengan cucunya tiba-tiba justru tidak mau bertemu mereka, atau pria yang senang memancing tiba-tiba menggantung alat pancingnya, ini sudah jadi bendera merah,” kata Tina Walch, MD, psikiatersekaligus direktur medis di South Oaks Hospital, New York.
-
Peningkatan energi
Ironisnya, saat orang-orang yang depresi telah membuat keputusan untuk melakukan hal yang drastis, misalnya saja bunuh diri, mereka bisa berubah dari letih, lesu, dan lambat menjadi sangat berenergi. Itu karena mereka merasakan sensasi ketenangan setelah bulat mengambil keputusan. Jadi jika kamu melihat perubahan drastis seperti ini, kamu perlu sangat memperhatikannya.
-
Perubahan nafsu makan
Sebagian orang makan berlebihan saat merasa depresi atau waswas, tapi bagi orang-orang dengan tingkat depresi yang parah, seringkali kebalikannya yang terjadi.
“Orang yang depresi bisa berhenti makan karena dia sudah tidak lagi peduli akan kesehatan fisiknya,” kata John Whyte, MD, internis di Washington DC dan pengarang buku Is This Normal: The Essential Guide to Middle Age and Beyond. “Tidak peduli kebersihan badan juga salah satu hal yang perlu diperhatikan,” tambah Dr. Whyte.
-
Menjadi terlalu sensitif
“Pada sebagian orang, depresi tampak menjadi lebih mudah marah dan tidak sabaran, bukannya merasa down,” kata Dr. Dunlop.
-
Munculnya sisi gelap diri kita
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=ej7afkypUsc]
“Orang dengan depresi sangat parah bisa sangat khusyuk memikirkan kematian dan berbagai tema murung lainnya,” kata Watch. Misalnya saja, dia bisa saja berbicara tentang hal-hal seperti, “Kalau aku mati nanti….” Dia bisa juga mengambil risiko tanpa perhitungan matang.
Langkah berikutnya: mencari pertolongan
Jika kamu memperhatikan beberapa gejala depresi serius ini pada dirimu sendiri atau orang yang kamu cintai, carilah pertolongan. “Pada kebanyakan orang, depresi, bahkan depresi berat, adalah penyakit yang bisa disembuhkan,” kata Walch. “Ada berbagai pengobatan dan terapi yang sudah terbukti berhasil.”
Satu hal yang pasti sebelum meminta pertolongan dari luar, tidak perlu merasa malu kalau kamu atau orang-orang terdekatmu mengalami depresi. Depresi itu penyakit, mirip dengan penyakit fisik. Jika kita merasa demam, kita tidak malu bilang, “Aku sakit panas nih. Butuh ke dokter kayaknya.” Begitu pula dengan depresi, bukanlah hal yang memalukan jika kita mengalaminya.
- Baca juga Apakah Orang yang Depresi Itu Berbahaya dan Punya Tujuan Jahat Melukai Orang Asing?
- 6 Cara Menghilangkan Depresi dari Orang yang Selamat dari Depresi Berat
- 6 Bintang Hollywood Membicarakan Depresi Berat yang Mereka Alami
Berikut ini 7 hal yang perlu kamu lakukan untuk mengatasinya:
-
Berdoa minta Tuhan memberi petunjuk pada jalan yang benar
Depresi seringkali membuat malu. Brene Brown mengungkapkan kalau rasa malu itu bisa membuat depresi yang kita alami bertambah parah. Cara terampuh membunuh keparahan itu adalah menceritakannya. Curhatlah pada Tuhan akan masalah yang sedang kita hadapi, lalu minta petunjuk agar ditunjukkan jalan yang terbaik dari-Nya.
-
Cermati keparahan depresi
Jika kamu atau orang yang kamu cintai sedang berpikir untuk melukai dirinya sendiri, atau memikirkan hal-hal gelap lainnya, perawatan segera itu sangat dibutuhkan. “Pergilah ke ruang gawat darurat di rumah sakit terdekat atau hubungi penyedia layanan mental terdekat dan kamu,” kata Walch.
-
Buat lingkungan yang aman
“Jika ada orang yang mengekspresikan pemikiran bunuh diri, hilangkan (atau setidaknya, jauhkan) barang-barang yang berpotensi membunuh dari rumah,” kata Dunlop.
-
Cari tahu profesional kesehatan jiwa
“Tidak harus ke psikiater, bisa juga ke psikolog atau terapis,” kata Whyte.
-
Bersikaplah yang lembut
“Menyalahkan atau menghukum orang yang depresi karena merasa rendah atau tidak memiliki motivasi itu tidak membantu dan biasanya menambah tumpukan perasaan negatif yang sudah ada,” kata Dunlop. “Justru yang perlu kamu lakkukan itu membuka diskusi dengan cara yang tidak menghakimi dan mendorong orang tersebut untuk mencari bantuan.”
-
Abaikan stigma
Ada berbagai stigma di masyarakat yang merendahkan orang yang depresi. “Peristiwa bunuh dirinya pilot Jerman tidak membantu memperbaiki stigma yang ada terkait depresi,” kata Walch. “Orang depresi yang rentan bunuh diri itu bukanlah pembunuh. Pemikiran ingin bunuh diri bisa jadi gejala depresi, tapi pemikiran ingin membunuh bukan.”
-
Cari informasi tentang depresi
Situs ini membahas depresi dari sudut pandang penyakit. Artinya, bisa disembuhkan dan tidak perlu merasa malu jika mengalaminya. Depresi bisa dibilang terjadi pada semua orang. Mengakui depresi secara sehat, yakni pada orang yang bisa dipercaya, akan sangat membantu untuk mengatasinya. Namun sebelum itu, belajar tentang depresi, cari info dari sumber yang bisa kamu percaya.
diterjemahkan dengan penyesuaian dari artikel Everydayhealth.