“Pregnancy and motherhood are the most beautiful and significantly life-altering events that I have ever experienced.” —Elisabeth Hasselback
Saat kamu mengumumkan kalau kamu akan menjadi ibu, akan ada orang-orang yang memberikanmu saran ini dan saran itu, seperti soal pantangan saat hamil, soal menyusui, susu formula, sampai masalah vaksin.
Namun menjadi ibu itu hal yang rumit. Ada banyak hal yang tidak orang-orang katakan tentang profesi paling mulia di dunia yang satu ini.
Cerita yang saya dengar adalah masalah kurang tidur. Tentu kurang tidur menjadi konsekuensi tersendiri bagi banyak ibu. Namun kurang tidur tidaklah menyentuh jiwa seorang ibu dan ia kenang sampai tua.
Lalu saya menemukan pemaparan Lola Lolita, seorang ibu yang menjalankan situs SammichesPsychMeds.com. Ia menjabarkan 22 hal yang baru wanita sadari setelah menjadi ibu. Semuanya jarang orang-orang bicarakan tentang rasanya menjadi ibu.
Membaca 22 poin ini, saya semakin menyadari kalau menjadi ibu itu suatu anugerah yang luar biasa.
- Kamu bukan lagi orang yang sama seperti saat sebelum kamu menjadi ibu. Ucapkan selamat tinggal padanya. Mimpi-mimpinya dan kekhawatirannya akan jadi terasa hambar kalau kamu bandingkan dengan setelah kamu menjadi ibu sekarang ini.
- Mungkin ini rahasia terbesar yang tidak pernah diceritakan tiap ibu, dan juga ayah: Seringkali, saat dihadapkan dengan masalah, dalam hati kecilmu kamu ingin berteriak, “AKU TIDAK TAHU APA YANG SEDANG KULAKUKAN!” Saat lahir, Tuhan tidak melengkapi seorang ibu dengan buku panduan engkap membesarkan anak. Mungkin kamu akan merasa sangat kesepian karena sendirian tidak tahu masalah yang tampaknya sepele seperti “Bebaskan anak beraktivitas atau tetapkan aturan?” Di saat-saat seperti ini, kamu perlu menyadari kalau kamu tidak sendirian. Semua ibu menghadapi masalah yang mereka tidak tahu cara mengatasinya, dan mereka bertindak hanya berdasarkan naluri keibuan. Walaupun kamu merasa tak tahu apa yang sedang kamu lakukan pada anakmu, sadari bahwa anakmu sebenarnya baik-baik saja. Malahan, anakmu tumbuh dengan sangat mengagumkan.
- Setiap berita kecelakaan atau kejahatan yang kamu dengar akan menghantuimu dalam bentuk “Ya Tuhan, bagaimana kalau itu terjadi pada anak saya?”
- Akan ada kekhawatiran yang menghantuimu (bisa besar, bisa kecil), kekhawatiran akan membiarkan anakmu bermain di luar sendirian karena takut ada penculik atau predator anak-anak yang memangsanya.
- Kalau anakmu mengalami masalah kesehatan sejak lahir, kamu akan menghabiskan banyak waktu untuk berdoa, berharap Tuhan memindahkan penyakitnya kepadamu.
- Kamu akan menghadapi banyak situasi yang memaksamu menahan diri untuk overprotektif, melindungi dan menyelamatkan anakmu dari segala macam “bahaya” (yang mungkin setelah kamu pikirkan ulang sebenarnya tidak berbahaya).
- Kamu akan lebih memperhatikan tindakan bullying yang terjadi di sekitarmu, dan berdoa semoga anakmu tidak akan menjadi korban bullying atau menjadi pelakunya.
- Kamu akan terbangun di tengah malam dengan perasaan sesak di dada dan berurai air mata karena anakmu. Di malam lainnya, hatimu akan merasa bangga dan matamu bersinar-sinar hanya karena memikirkannya.
- Saat sedang kelelahan dan kamu masih harus tetap merawat anakmu, seperti menyusui, mengganti popok, memandikan, atau menenangkannya, terkadang terlintas pikiran apakah pekerjaan mengasuh anak sebanyak ini memang layak kamu kerjakan. Setelah itu kamu akan langsung membenci dirimu sendiri karena bisa-bisanya memikirkan hal itu. Kamu merasa bersalah karena kamu sadar kalau di dalam lubuk hatimu, kamu tak akan menukarkan bayi dalam pangkuanmu dengan apa pun.
- Akan ada momen ketika kamu merasa sangat lelah, frustrasi, dan kehabisan kesabaran, saat itu kamu hanya butuh pergi menjauh sejenak. Saat itu terjadi, kamu akan tahu kapan kamu sudah cukup tenang untuk kembali pada bayimu.
- Kamu akan merasa sangat bersalah pada bayimu atas banyak hal, seperti tidak cukup lama menyusui (atau tidak bisa menyusui langsung) sampai ke memilih menjadi working mother. Apa pun keputusan yang kamu ambil, rasa bersalah itu tetap akan menghantuimu. Rasa bersalah tidak pernah memilih-milih korbannya. Semoga kamu bisa mengumpulkan rasa percaya diri dan kekuatan untuk mengusir rasa bersalah itu dari hatimu.
- Sesekali, kamu akan mengunci dirimu sendiri di kamar mandi hanya agar bisa bernapas lega barang satu detik saja.
- Kamu akan menghabiskan waktu berjam-jam menatap wajah bayimu saat dia tidur atau bermain karena kehadirannya saja membuatmu merasakan kebahagiaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
- Kau akan menghadapi situasi yang membuat insting melindungimu tiba-tiba bertindak tanpa kamu sadari. Yang bisa kamu lakukan untuk melindungi anakmu sangat naluriah. Naluri yang membuatmu menjadi sangat ketakutan kalau terjadi sesuatu padanya.
- Kamu akan merasa nyambung dengan ibu-ibu lainnya, bahkan dengan ibu yang belum pernah kamu kenal sebelumnya. Kamu akan menangis saat ibu lain menangis, ikut bahagia saat ibu lain bahagia. Karena kamu menyadari kalau sesama ibu akan sama-sama saling memahami.
- Kamu akan mengagumi coret-coretan krayonnya di kertas atau lukisan cap tangan yang anakmu buat, sambil berkata betapa indahnya karya anakmu ini. Kamu benar-benar serius dan sungguh-sungguh memaknai setiap kata pujian yang kamu ucapkan. Bukan sekadar basa-basi. Bukan juga untuk menyenangkan bayimu saja.
- Kamu akan merasakan kebahagiaan yang melambung tinggi dari gerakan jari-jarinya yang mungil atau dari tawanya yang tiba-tiba. Kamu merasa inilah cara menghabiskan waktu
- Kamu akan benar-benar mengerti makna sesungguhnya dari menomorduakan kebutuhan dan keinginan dirimu sendiri.
- Kamu akan merasa kalau tidak ada yang lebih special dari memeluk bayimu erat-erat dan menghirup aroma wangi tubuhnya.
- Untuk pertama kalinya, kamu akan menyadari arti mencintai seseorang sedalam-dalamnya. Cinta itu terasa menyakitkan sekaligus menyenangkan, baik secara fisik maupun emosional.
- Kamu akan menyadari bahwa sesuatu yang paling berharga di dunia ini sedang tertidur di gendonganmu.
- Kamu akan merasa yakin tidak ada pekerjaan yang lebih mulia daripada menjadi ibu.