Penelitian Tentang ATLANTIS, Peradaban yang Hilang Itu Ada di Jawa

Penelitian tentang Atlantis – Dhani Irwanto, seorang peneliti sejarah dan penulis buku Atlantis: The Lost City is in Java Sea, menemukan bahwa ternyata terdaoat 60 kecocokan dari hasil penelitiannya dengan apa yang telah dikatakan oleh Plato berabad-abad silam dalam bukunya tentang Atlantis.

“Ada 60 kecocokan dengan apa yang diungkapkan oleh Plato dengan hasil riset yang saya lakukan, dan diyakini pusat peradaban Atlantis kini berada di dasar laut yang tertutup terumbu karang dekat Pulau Bawean di Laut Jawa,” ungkap Dhani Irwanto pada acara Geosharing 2016 yang diselenggarakan di Lawang Wangi, Lembang, kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pagelaran Geosharing 2016 yang bertemakan ‘The Ancient Mystery’ dihadiri oleh sejumlah peneliti, praktisi, dan pakar geologi, geografi, dan arkeologi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di kota dan kabupaten Bandung.

Pada acara yang diselenggarakan di daerah Bandung Utara tersebut, juga turut hadir Carmen B, seorang pakar arkeologi yang berasal dari Kanada. Selain Carmen, terlihat pula sejumlah peneliti dari luar negeri yang turut menghadiri acara diskusi tersebut, termasuk para peneliti yang tergabung maupun tertarik terhadap hasil penelitian situs Gunung Padang, Cianjur.

Dhani mengatakan, selama lima tahun ia melakukan penelitian tentang Atlantis yang didasari oleh buku Plato tersebut, memang hasilnya menunjukkan ada 60 bukti kecocokan dari apa yang dikemukakan Plato dalam bukunya yang berbahasa Yunani dengan titik lokasi penelitian tersebut, yakni pusat peradaban Atlantis terletak di perairan Laut Jawa.

Apa Kata Pakar Mengenai Penelitian Tentang Atlantis

penelitian tentang atlantis
Dhany Irwanto dengan bukunya

Menurut pakar hidropower dan hidrologi lulusan Teknik Sipil UGM Yogyakarta itu, di antara kecocokan yang paling mendekati ialah adanya dataran dan saluran air pada objek risetnya.

Dataran yang merupakan ciri dari pusat perdaban itu menunjukkan jarak ke pegunungan, kemudian terdapat suku-suku, bangsa, danau, dan juga sungai, sama persis dengan apa yang telah digambarkan oleh Plato dalam bukunya.

Kemudian adanya saluran detail, saluran utama yang mengelilingi dataran, alur sungai, arahnya. Setelah diukur dengan hydrolika sama persis seperti yang ditulis Plato. Disebutkan pula adanya tiga batuan berwarna hitam, putih dan hitam juga digambarkan, serta disebutkan adanya sumber air panas di sana.

“Semuanya menunjukkan adanya kecocokan. Saya yakini Atlantis adalah sebuah peradaban. Bicara Atlantis, maka di sana ada negara, provinsi, kota, selat dan laut serta bangsa. Pada 11.600 tahun lalu Atlantis adalah sebuah peradaban besar, dan itu menunjukan bahwa kita adalah bangsa yang besar,” kata Dhani Irwanto yang juga merupakan pemimpin Indonesia Hydrology Consultan itu.

Lebih lanjut, Dhani menyebutkan pengungkapan penelitian tentang Atlantis yang ditulisnya dalam buku Atlantis: The Lost City is in Java Sea itu mengungkapkan beberapa hasil peneltian yang mengungkap tulisan dari pemikir besar dari Yunani itu.

Selama kurun waktu lima tahun, ia melakukan penelitan secara mendetail, dengan referensi utama dari tulisan Plato. Ia mengatakan, menerjemahkan bagian yang menyebut Atlantis dalam tulisan yang menggunakan huruf dan bahasa Yunani itu menjadi tahapan yang paling sulit untuk dilakukan.

“Pendapat Plato itu berbahasa Yunani, selain itu, untuk bagian itu telah ada banyak terjemahan dan penafsiran sehingga saya harus melakukan penterjemahan yang detail. Jangan sampai kebesaran peradaban Atlantis ikut hilang,” imbuhnya.

Sementara itu, arkeolog Kanada, Carmen B., memaparkan tentang hasil penelitian piramida di Mesir. Ia merupakan salah seorang arkeolog yang banyak berkecipung dalam riset piramida di Mesir, termasuk juga mengangkat beberapa misteri terkait peninggalan peradaban yang masuk salah satu keajaiban dunia itu.