Pernahkah kamu berpikir apa yang terjadi jika tidak ada angka nol di dunia ini? Tentu kita jadi harus memakai angka romawi. Semua itu akan menjadikan matematika menjadi rumit dan ribet. Perhitungan seperti ratusan, ribuan, jutaan, miliaran, dan seterusnya akan menjadi sulit. Belum lagi komputasi komputer, tentu hampir tidak mungkin dilakukan.
Karena adanya angka nol semua kalkulasi itu menjadi lebih mudah. Karena angka nol, deretan hitung menjadi semakin luas dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya seperti sekarang.
Di samping fungsinya yang penting, angka nol juga memiliki sejarah panjang. Dari mana dan siapakah penemu angka nol? Mungkin sebagian besar mengira angka nol ditemukan oleh ilmuwan barat, tetapi ternyata angka nol ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim yaitu Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dari Uzbekistan pada 194 H atau 780 Masehi.
Tak cukup banyak informasi yang menceritakan kisah hidup al-Khawarizmi, tetapi ada sejarah singkatnya di kitab Al-Fihrist Ibn an-Nadim, yang juga menjelaskan karya-karya tulisnya.
Al-khawarizmi adalah bagian dari para ilmuwan yang bekerja di Bayt al-Hikmah atau berarti Rumah Kebijaksanaan. Itu merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk oleh Ma’mun ar-Rasyid. Melalui buku pertamanya, yaitu Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah atau berarti Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan, Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol. Beliau menyebut angka nol sebagai shifr.
Buku itu diterjemahkan oleh matematikawan Inggris pada 1831 dan diedit dalam bahasa arab oleh dua matematikawan Mesir yaitu Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad. Dengan demikian walaupun angka nol sudah dikenalkan pada abad ke-9, tetapi angka nol baru dikenal dan digunakan oleh bangsa barat setelah 2 abad kemudian.
Itulah ringkasan dari sejarah penemuan angka nol. Kita sebagai sesama muslim, seharusnya tersinspirasi oleh pencapaian al-Khawarizmi.
Sumber Rujukan:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/24/m64kh5-alkhawarizmi-dan-angka-nol