Salah satu dampak adanya internet adalah semakin mudahnya akses terhadap konten pornografi. Kita perlu hati-hati karena pornografi itu bekerja seperti narkotika, membuat kecanduan. Psikolog Elly Risman menyebut pornografi ini narkolema alias narkoba lewat mata.
Seberapa besarkah pengaruh pornografi internet dalam kehidupan sehari-hari? Dalam buku Drugs of the New Millenium: Pornography 500 mg, Mark B. Kastleman menunjukkan beberapa data yang bisa membuka mata kita tentang pornografi.
Berapa orangkah yang melihat pornografi internet secara rutin?
- Seks adalah topik yang paling banyak dicari di internet
- Di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari 60 juta penduduk Amerika Serikat dengan sengaja mengunjungi situs porno. Berdasarkan ComScore Media Metrix, ada 63,4 juta unique visitors ke situs dewasa pada bulan Desember 2005 saja, melihat lebih dari 15 milyar halaman konten dewasa
- 70% pengunjung situs porno mengindikasikan bahwa mereka menjaga penggunanya tetap rahasia (ini menjadi tanda yang jelas bahwa pengunjung ini sudah dalam tahap menuju kecanduan atau sudah kecanduan).
- 60% kunjungan semua website berbau seksual.
- Di Amerika Serikat, 86% pria cenderung memilih mengklik situs seks jika kesempatan memungkinkan.
- 87% mahasiswa yang disurvei oleh CampusKiss.com mengutarakan bahwa mereka pernah menggunakan seks virtual menggunakan instant messenger, webcam, dan telepon.
- 32 juta wanita di Amerika Serikat setidaknya telah mungunjungi satu situs pornografi dalam satu bulan di tahun 2004. 41% di antaranya mengungkapkan telah sengaja melihat atau mengunduh gambar dan film porno.
- Setiap 1 dari 6 wanita di Amerika Serikat berjuang melepaskan diri dari kecanduan pornografi (umumnya dimulai dari chat room internet) berdasarkan riset Zogby International.
- Lebih dari 80% wanita yang menderita kecanduan membawa dampaknya ke dunia nyata. Wanita lebih cenderung membawa perilakunya ke kehidupan nyatanya daripada pria. misalnya dengan memiliki lebih dari satu pasangan dan selingkuh.
- Setiap 1 dari 5 pria dan 1 dari 8 wanita di Amerika Serikat mengakui mengakses konten seksual di internet saat bekerja.
Solusi dari permasalahan pornografi ini adalah dengan pendidikan seksual yang mengajarkan betapa berharganya tubuh kita sehingga tidak sembarang orang boleh melihatnya. Dengan menerapkan golden rule: perlakukan orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan. Konsekuensinya tidak beradab bagi kita untuk sembarang melihat tubuh orang lain.
Selain itu, perlu juga sistem pendukung juga yakni cinta dan penerimaan keluarga yang kokoh. Terutama pada anak-anak karena otak mereka belum berkembang sempurna dan mudah terjebak pornografi. (Baca: Mengapa Anak-Anak dan Remaja Harus Kita Lindungi dari Pornografi?) Kastleman menyebutnya 3 Power Principles. Lindungi diri Anda dan keluarga Anda dari pornografi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dampak dari pornografi jauh lebih berbahaya daripada narkoba. Untuk itulah, kita harus memerangi pornografi lebih ekstrem dari cara kita memerangi narkoba.