Mitos dan Legenda 3 Keris Pusaka Kerajaan Majapahit

Pusaka Majapahit yang paling legenda dan tersohor salah satunya adalah keris Kyai Condong Campur yang merupakan salah satu pusaka dari Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan juga sejarah.

Keris ini merupakan suatu perlambang keinginan untuk menyatukan peradaban. Condong berarti miring yang mengarah ke satu titik yang berarti keberpihakan. Sedangkan Campur berarti perpaduan. Dengan demikian Condong campur adalah keinginan untuk menyatukan suatu keadaan tertentu.

Ketika kerajaan Majapahit dalam masa kejayaannya, terjadi banyak sekali perbedaan yang menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan masyarakat baik dari agama maupun aspek budaya.

Dalam dunia keris, golongan pertama diibaratkan dengan keris dapur sabuk inten yang berarti ikat pinggang. Sedangkan inten berarti intan permata. Dengan demikian, sabuk inten menggambarkan pemilik modal yang bergelimang harta.

Dan golongan yang kedua adalah masyarakat kelas bawah yang kecewa dengan keadaan. Dalam bahasa jawa disebut sengkel atine yang di dunia keris disebut dengan dapur sengkelat.

www.portalsejarah.com
www.portalsejarah.com

Dengan adanya perbedaan tersebut, diupayakan adanya persatuan dan pembauran antar berbagai golongan. Konon pusaka Keris Condong Campur ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang empu pembuat keris.

Bahan dari keris ini pun dibuat dan diambil dari berbagai tempat dan pada akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh namun memiliki watak yang jahat. Dalam dunia keris muncul mitos dan legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris.

Keris Sabuk Inten yang merasa terancam pada akhirnya memerangi keris Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, keris Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat juga merasa sangat tertekan dengan kondisi ini dan pada akhirnya memerangi keris Condong Campur hingga akhirnya keris ini kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus atau komet berekor.

Ini dimitoskan akan kembali ke bumi dengan waktu setiap 500 tahun untuk membuat huru hara atau dalam istilah jawa disebut Ontran Ontran.

Dalam kenyataannya, masyarakat Majapahit tetap menunjukkan perpecahan baik di masyarakat maupun dalam istana. Dan pada akhirnya hal ini menyebabkan Majapahit menjadi lemah dan harus kalah dengan kerajaan Demak yang merupakan Kerajaan Islam baru didirikan oleh Trah Majapahit itu sendiri.