Wow, Ternyata Penduduk di 7 Negara ini Menggunakan Bahasa Jawa

Salah satu bahasa daerah yang paling banyak di gunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Jawa. Bahkan perusahaan internet besar saat ini seperti Google dan Facebook menyediakan fitur bahasa Jawa. Ketika kita menyebut bahasa Jawa maka akan langsung terbayang dengan Indonesia. Hal ini dikarenakan bahasa Jawa memang banyak digunakan di Indonesia, khususnya suku Jawa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Jawa terutama yang berada di daerah Jawa seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. Setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda dalam menggunakan bahasa jawa dalam percakapan sehari-hari. Tapi apakah kamu tahu bahwa bahasa Jawa tidak hanya digunakan di Indonesia? Ada beberapa negara di dunia yang menggunakan bahasa ini juga. Berikut adalah 7 negara yang memiliki penduduk yang menggunakan bahasa Jawa.

 

Orang Jawa di Indonesia

Bahasa Jawa di Dunia
http://www.goradiofm.com/

Penduduk yang paling banyak menggunakan bahasa Jawa tentu adalah Indonesia. Hal itu dikarenakan suku Jawa merupakan suku terbesar yang berada di Indonesia, berdasarkan survei suku Jawa mencapai 40% dari total penduduk Indonesia. Oleh karena itu bahasa Jawa menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari. Suku Jawa di Indonesia tersebar ke berbagai daerah dan berpusat di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Orang Jawa di Malaysia

Suku Jawa di Malaysia
ggpht.com

Malaysia merupakan negara serumpun dengan Indonesia, di mana sebagian penduduknya adalah Rumpun Melayu. Keunikan Suku Jawa di Malaysia memiliki populasi yang cukup signifikan. Di beberapa wilayah seperti Johor dan Selanggor warga suku Jawa berjumlah sekitar 20% dari total penduduk yang ada di daerah tersebut.

Masyarakat Jawa yang berada di Malaysia saat ini merupakan suku Jawa generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Orang Jawa di Singapura

Bahasa Jawa di Singapore
beautifulsingaporeus.blogspot.com

Negara Singapura dulunya merupakan salah satu bagian dari Malaysia, yang kemudian membentuk negara sendiri pada tahun 1963. Seperti halnya Malaysia, banyak Suku Jawa yang bermukim di negara ini. Banyak orang jawa yang di datangkan ke singapura pada tahun 1825, yang dipekerjakan sebagai buruh di kontruksi jalan, perkebunan, serta pembuatan rel kereta.

Kampong Jawa yang berada di tepi sungai Rochor, merupakan tempat bermukim pertama orang Jawa di Singapura. Selain kampong Jawa. Kallang Airport Estate juga menjadi tempat tinggal Suku Jawa, di sana mereka hidup berdampingan dengan suku Melayu dan Cina.

Orang Jawa di Republik Suriname

Bahasa Jawa di Suriname
kidsklik.com

Negara yang dulu bernama Guyana Belanda merupakan sebuah negara yang berada di Amerika Selatan. Negara ini adalah negara bekas jajahan Belanda. Ketika zaman penjajahan Belanda dulu banyak suku Jawa yang dipaksa bekerja oleh Belanda dan dikirim ke negara ini. Ketika masa penjajahan selesai suku Jawa Suriname memilih menetap. Diperkirakan sekitar 75.000 orang Jawa yang tinggal dan menjadi warga negara Suriname.

Orang Jawa di Belanda

Orang Jawa di Belanda
pixabay.com

Banyak orang Belanda yang tertarik dengan kebudayaan serta sastra Jawa. Belanda sendiri merupakan bekaas negara penjajah Jawa ternyata memiliki gudang orang yang mempunyai minat khusus terhadap bahasa serta kebudayaan Jawa.

Universiteit Leiden, merupakan universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575. Universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje ini merupakan tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu tentang kebudayaan dan juga bahasa jawa. di Universiteit Leiden kita bisa melihat naskah-naskah kuno mengunakan huruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

Orang Jawa di Kaledonia Baru

Orang Jawa di Kaledonia Baru
http://tabloidjubi.com/

Penduduk asli dari pulau Kaledonia Baru adalah suku Kanak yang berasal dari ras Melanesia. Pada tahun 1896 sebanyak 170 keluarga Jawa migrasi ke neegara ini. Rata-rata mereka dipekerjakan sebagai buruh kontrak. Sejarah migrasi ini bermula pada masa 42 tahun sebelumnya (1854), Napoleon III membuat aturan bahwa Kaledonia Baru dijadikan tempat pengasingan bagi narapidana hukuman Perancis. Sebagian besar narapidana yang dibawa ke kepulauan ini adalah tahanan politik dari Komune Paris.

Pada tahun 1894, Gubernur Perancis di Kaledonia Baru, Paul Feillet, menghapuskan imigrasi narapidana dan menggantinya para pekerja di kepulauan ini dengan tenaga kerja penjara imigran dari Asia, terutama dari Jepang, Jawa dan Vietnam, yang datang untuk bekerja di tambang dan perkebunan. Dan sejak tahun 1949, migrasi orang jawa ke Pasifik telah dihentikan. Saat ini ada sekitar 7000 hingga 11.000 orang keturunan berbagai etnis Indonesia tinggal di Kaledonia baru. Saat ini orang Jawa di Kaledonia tetap menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari hingga sekarang.

Orang Jawa di Cocos Island (Keling) Australia

Orang Jawa di Cocos Island (Keling) Australia
http://i.ytimg.com/

Kepulauan Cocos merupakan yang berada di wilayah teritorial Australia. Mayoritas penduduk di pulau ini adalah orang melayu sehingga dikehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Melayu. Dari keselurahn orang Melayu yang berada di negara ini, tidak sedikit dari mereka yang berasal dari etnis Jawa.

Orang Jawa yang berada di kepulauan ini berasal dari keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Pulau Jawa pada masa abad ke-19. Keturunan dari Jawa yang berada di negara ini masih memegang kebudayaan Jawa, bahkan banyak dari mereka yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bagian dari bahasa sehari-hari. Oleh karena itu tidak heran bila Australia pernah menjadikan gambar wayang kulit sebagai gambar perangko nasional Australia.

Banyak wayang-wayang di Pulau Cocos ini dibuat dengan menggunakan bahan kulit yang berasal dari kulit ikan hiu yang sudah di keringkan. Saat ini kepulauan Cocos menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati di Australia dengan ciri  khas suasana islami yang amat kental.