Leucopsar rothschildi atau lebih yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali ini adalah sejenis burung pengicau endemik Indonesia. Ukurannya yang terbilang sedang dengan ukuran panjang kurang lebih 25 cm ini juga memeiliki ciri-ciri special, diantaranya mempunyai bulu yang putih disemua bagian tubuhnya serta berwarna hitam pada ujung ekor dan ujung sayapnya.
Ciri lainnya adalah pada sisi pipi burung ini tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah serta kaki yang berwarna keabu-abuan, tidak ada perbedaan ciri fisik dari spesies jantan maupun spesies betina. Burung Jalak Bali pertama kali ditemukan pada tahun 1910 oleh seorang berkebangsaan Inggris “Walter Rothschild”, yang kemudian mendeskripsikan spesies ini kedalam ilmu pengetahuan pada tahun 1912.
Burung Endemik Indonesia inipun tidak dapat ditemui diseluruh hutan daerah Bali Karena spesias ini hanya mampu tumbuh dan berkembang biak di daerah hutan pada bagian barat pulau Bali, maka dari itulah Burung Jalak Bali dijadikan sebagai simbol fauna Pulau Bali.
Keberadaanya pun telah dilindungi oleh undang-undang, maka dari itu bagi kamu yang ingin menjadikan flora cantik ini sebagai teman berirama dirumah haruslah mengantongi ijin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATDN).
Di alam liar pada habitat aslinya Burung Jalak Bali mempunyai kebiasaan mengonsumsi buah-buahan hutan, ulat serta serangga kecil. Untuk tempat tinggalnya sendiri burung Jalak Bali menempati lubang dipohon – pohon besar sebagai tempat berlindung dan bertelur.
Hewan omnivora ini pun sangat suka berada disekitar air hanya untuk sekedar bermain, mandi ataupun minum. Periode September sampai dengan Maret adalah musim kawin yang ditandai dengan mulai berpasangannya burung jantan dan betina.
Periode bertelur Burung Jalak Bali biasanya berlangsung pada bulan April hingga Juni. Jumlah telur yang dihasilkanpun sangatlah sedikit yaitu antara 2-4 butir. Telur burung khas bali ini berwarna hijau kebiruan dengan diameter rata-rata 3 cm.
Namun sangat disayangkan, burung ini terancam punah karena presentase penetasan yang terjadi di alam sangatlah rendah yaitu cuma satu atau dua butir telur saja yang dapat menetas, Selain prosentase rendah, yang memicu susahnya perkembangan populasi Jalak Bali sekarang adalah perburuan liar yang semakin merajalela.