Kapal Nabi Nuh atau Noah yang merupakan sebuah legenda dan kisah penyelamatan seluruh penduduk bumi dan hewan-hewan dari bencana banjir bandang.
Pada masa tersebut Nabi Nuh bersama para pengikutnya diperintahkan oleh Allah untuk menyelamatkan diri dari bahaya bencana banjir yang akan diturunkan untuk menghukum kaum yang ingkar terhadap Allah dan menyombongkan dirinya.
Ada yang menarik dari kisah ini sehingga para ilmuwan dunia mencoba untuk menguak misteri penemuan kapal Nabi Nuh itu.
Nabi Nuh Alaihi’ssalam adalah salah satu Nabi keturunan Adam Alaihi Wa Sallam yang diutus oleh Alloh di negara Armenia. Nabi Nuh menyeru kepada umatnya untuk tidak menyembah selain kepada Alloh.
Nabi Nuh mulai berdakwah sejak umur 40 tahun sampai umur 950 tahun kepada semua kaumnya yang ada di Armenia, akan tetapi banyak diantara kaum tersebut yang tidak memperdulikan dakwahnya, bahkan Nabi Nuh mendapatkan banyak olokan dari kaumnya.
Melihat kaumya yang tidak mau menyembah kepada Alloh membuat Nabi Nuh menangis, karena sekian ratus tahun beliau berdakwah hanya sedikit dari umatnya yang mau beriman kepada Alloh.
Oleh karena itu Alloh megutus Nabi Nuh untuk membuat kapal kayu/perahu. Selama dalam proses pembuatan perahu tersebut banyak dari kaumnya yang mengolok-olok dan menganggap bahwa Nabi Nuh gila.
Setelah perahu telah selesai dibuat, kemudian Alloh menurunkan hembusan angin topan yang sangat dahsyat, sedangkan hujan turun dengan sangat lebat dan mata air bersemburan dimana-mana, kemudian Nabi Musa menyeru kepada umat muslim dan hewan yang berpasang-pasangan untuk naik ke dalam perahu tersebut.
Airpun tak henti-hentinya mengalir dan menenggelamkan negeri Armenia. Nabi Nuh dan para kaum muslim selamat di atas perahunya.
Pada saat itu Nabi Nuh melihat anaknya yang berusaha berenang untuk menyelamatkan diri menuju ke tempat yang lebih tinggi. Tapi tetap saja, hal itu tidak bisa menyelamatkan dirinya karena tindakan durhaka membangkang pada orangtua.
Saat ini kapal Nabi Nuh sudah lenyap menjadi fosil, akan tetapi fosil tersebut berbentuk menyerupai perahu yang amat besar. Hal ini ditemukan di gunung Ararat yang dipercaya sebagai tempat berlabuhnya kapal Nabi Nuh. Beberapa ilmuan menemukan fakta-fakta perahu Nabi Nuh sebagai berikut:
Bangkai Kapal Ditemukan di Puncak Pegunungan Ararat Turki
Beberapa waktu yang lalu sempat ramai dikabarkan bahwa bangkai kapal bersejarah Nabi Nuh telah ditemukan. Bangkai kapal bersejarah tersebut ditemukan diatas puncak gunung Ararat, Turki.
Gunung Ararat adalah salah satu gunung berapi yang terletak di wilayah sebelah timur Turki, 32 km di sebelah selatan Armenia, dan 16 km disebelah barat Iran. Gunung Ararat ini juga disebut Gunung Aghi-Dahl yang juga dijuluki sebahai Gunung Kesengsaraan.
Gunung Ararat juga termasuk dalam salah satu gunung yang memiliki puncak paling luas di dunia. Status gunung ini merupakan puncak paling tinggi di Turki yaitu setinggi 5.137 mdpl atau sekitar 16.984 kaki.
Untuk puncak paling kecilnya adalah setinggi kurang lebih 12.806 kaki. Apabila dapat menaklukan puncak besar gunung ini, maka dari atasnya Anda dapat melihat 3 wilayah Negara yaitu Turki, Rusia, dan Iran.
Banyak para pendaki yang ingin melihat langsung artefak bangkai kapal Nabi Nuh tersebut namun banyak yang mati mengenaskan. Hanya ada beberapa pendaki beruntung yang bisa melihat langsung. Sementara itu CIA juga sempat mengabadikan foto artefak tersebut dari citra satelit.
Para ilmuwan membenarkan temuan tersebut, jika dilihat dari dimensinya yang besar maka itu adalah artefak dari kapal Nabi Nuh.
Penemuan Baterai Dalam Kapal
Dalam berapa penelitian yang dilakukan terhadap artefak kapal Nabi Nuh tersebut ditemukan beberapa artefak baterai-baterai yang dibuat dijaman itu.
Baterai-baterai tersebut menunjukkan bahwa pada jaman tersebut bukan merupakan jaman yang primitif karena sudah mengenal teknologi kelistrikan. Teknologi itu kemungkinan digunakan untuk mendukung aktivitas pelayaran selama banjir bandang yang dahsyat tersebut berlangsung.
Awalnya para peneliti yang mencari kapal nabi Nuh dengan teknologi canggih yang mereka miliki, menangkap sebuah radar yang sepertinya dari radar tersebut terdapat adanya molekul baja di dalam kapal nabi Nuh.
Dan yang mereka temukan dan dikaji secara mendalam, dari struktur baja tersebut merupakan struktur baja dari jenis vessel. Jenis vessel ini setelah diteliti mempunyai umur labih dari seratus ribu tahun, dan terbukti bahwa baja itu merupakan ciptaan dari tangan manusia.
Pendapat dari beberapa sarjana yang beranggapan besar bahwa Bahtera Nabi Nuh ini dibangun disebuah tempat yang bernama Shuruppak. Tempat itu saat ini merupakan sebuah kawasan yang terletak di selatan Iraq.
Apabila kapal nabi Nuh ini dibangun dari selatan Iraq dan pelayarannya berakhir di Utara Negara Turki, kemungkinan besar bahwa kapal nabi Nuh ini sudah terbawa oleh arus air sejauh kurang lebih sekitar 520 km.
Kapal Legenda yang Sangat Besar
Kapal legenda Nabi Nuh yang biasanya disebut sebagai The Great Noah Ark itu diperkirakan berukuran sangat besar. Kapal tersebut berukuran volumenya sekitar 7.546 kaki dengan panjang dari kapal kurang lebih 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki.
Para ilmuwan dunia memprediksi jika kapal itu bisa memuat sekitar 3700 mamalia, 8600 unggas, 6300 reptil, dan 2500 amphibi, selebihnya adalah manusia dari kaum yang mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi Nuh.
Wujud dari Perahu Nabi Nuh AS. atau “The Great Noah Ark” tidak sama dengan wujud jenis-jenis kapal yang umunya ada saat ini.
Berdasarkan penuturan para ahli dan juga para pendaki yang sudah pernah melihat secara langsung serta hasil foto dari pemotretan lewat udara, “The Great Noah Ark” merupakan sebuah perahu yang memiliki dimensi sangat besar dan sangat kokoh.
Perahu Nabi Nuh AS terbuat dari susunan kayu dari jenis pohon purba yang saat ini memang sudah tidak dapat ditemui atau punah.
Berdasarkan pendapat para ahli bahwa keberadaan benda yang dianggap sebagai perahu Nabi Nuh AS tersebut sudah lama dicurigai sejak awal tahun 1940, kurang lebih sesudah ditemukan dan diciptakannya pesawat terbang.
Hasil dari pantuan menggunakan pesawat terbang, sosok benda tersebut ditemukan dan menjadi perhatian banyak pengamat yang mengatakan sebagai benda misterius.
Para peneliti mengatakan, bahwa ada beberapa hal yang membuat sosok benda tersebut terjaga keberadaannya, salah satunya adalah adanya lapisan salju permanen di ketinggian tersebut. Sehingga, fosil dari perahu Nabi Nuh seakan-akan terawetkan selama berabad-abad.
Data hasil dari penemuan secara teknis dan teknologis sebetulnya sudah selesai, malahan di Belanda sudah ada replika yang disebut-sebut sama dengan aslinya. Replika tersebut dibuat oleh seseorang yang mengagumi perahu Nabi Nuh.
Dibuat dari bahan kayu yang mengikuti data hasil temuan yang didapat. Besarnya kurang lebih sama dengan ukuran lapangan sepak bola.
Di jaman sekarang, orang-orang dapat mendeteksi dan mengetahui posisi bahkan kondisi dari fosil perahu Nabi Nuh AS dengan menggunakan kecanggihan dari citra satelit dan “Google Earth”.
Berdasarkan sarana tersebut, diketahui bahwa ukuran perahu Nabi Nuh tersebut kurang lebih 15 0x 50 m2. Dengan ukuran perahu yang sedemikian besar, maka sangat wajar jika didalam perahu tersebut dapat diangkut dan diisi dengan hewan-hewan yang memiliki ukuran beragam, baik besar maupun kecil.
Dengan keajaiban dan kehebatan dari Perahu Nabi Nuh, maka banyak juga rekor ayng dipegang olehnya, berikut diantaranya:
- Perahu Nabi Nuh as dipimpin oleh nahkoda paling tua di dunia (berusia sekitar 600 tahun)
- Perahu Nabi Nuh as adalah kapal kayu terbesar di dunia
- Perahu Nabi Nuh as adalah alat angkutan laut pertama di dunia dan angkutan laut pertama yang terbuat dari kayu
- Perahu Nabi Nuh as adalah angkutan laut pertama yang bertingkat
- Perahu Nabi Nuh as merupakan perahu yang anti banjir dan anti topan pertama yang diciptakan di dunia
- Perahu Nabi Nuh as merupakan Perahu yang mengangkut jenis binatang berpasangan paling banyak di dunia
- Perahu Nabi Nuh as merupakan perahu yang mengarungi banjir terlama di dunia
Teknik dan Bahan Pembuatan Kapal Nabi Nuh
Kapal Nabi Nuh bukan merupakan kapal yang primitif seperti yang sudah menjadi anggapan banyak orang. Kapal tersebut justru sudah mengenal teknologi kapal yang disebut Drogue Stones. Teknologi ini memungkinkan kapal untuk melakukan manuver berbelok arah kiri dan kanan sehingga kapal dapat menghindari hambatan.
Selain itu kapal ini ternyata juga mempunyai struktur badan kapal yang kokoh dan terbuat dari kayu yang pohonnya sudah punah. Namun ada beberapa yang beranggapan bahwa kayu yang dimaksud tersebut adalah kayu jati seperti yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia.
Seperti yang kita tahu bahwa Nabi Nuh hidup jauh sebelum masehi. Artinya beliau hidup dalam zaman yang tua sekali. Kalau melihat sejarah ke belakang pastilah kita dapat mengira bahwa teknologi pada zaman itu tidaklah secanggih sekarang. Ada kendaraan yang memakai roda saja itu mungkin sudah canggih di zamannya.
Maka sebuah kapal besar yang mengangkut banyak penumpang, bahkan tidak hanya manusia melainkan juga binatang, adalah suatu “keajaiban pada zamannya”. Tidak hanya berhasil dibuat namun kapal itu juga sukses menyelamatkan penumpangnya dalam banjir bandang yang amat dahsyat dalam sejarah planet bumi.
Kapal Pada Zaman Prasejarah
Awal mula sejarah kapal searah dengan petualangan manusia. Perahu yang dikenal pertama kalinya dikenal pada saat Neolitikum, sekitaran 10. 000 th. waktu lalu. Kapal-kapal awal ini mempunyai manfaat yang terbatas : mereka bisa bergerak diatas air, namun cuma itu. Terlebih dipakai untuk berburu serta memancing. Kano tertua yang diketemukan arkeolog kerap di buat dari batang pohon coniferous, memakai perlengkapan batu simpel.
Perkembangan Awal Teknologi Kapal
Untuk memastikan arah, pada saat lantas kapal berlayar tak jauh dari benua atau daratan. Tetapi sesuai sama perubahan pada akhirnya beberapa awak kapal memakai bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat bantu berbentuk kompas serta astrolabe dan peta. Diketemukannya jam pasir oleh beberapa orang Arab juga turut menolong navigasi ditambah dengan penemuan jam oleh John Harrison pada era ke-17. Penemuan telegraf oleh S. F. B Morse serta radio oleh C. Marconi, terutama lebih pemakaian radar serta sonar yang diketemukan pada era ke 20 bikin fungsi navigator agak tergeser. Unit kecepatan kapal dihitung dengan knot dimana 1 knot = 1, 85200 km/jam.
Lokasi Pembuatan Kapal dan Jarak Tempuhnya
Berdasarkan yang sudah diteliti oleh para ilmuwan dunia, kapal Nabi Nuh ini diperkirakan dibuat di daerah Iraq sekitar lebih dari 1000 tahun yang lalu.
Tempat itu bernama Shuruppak yang tepatnya berada di selatan Iraq. Kapl itu selanjuntya berlayar menuju Turki dan mendarat di pegunungan Arafak, Turki. Jika dihitung jarak tempuhnya maka kapal Nabi Nuh tersebut berlayar sejauh 250 Km.
Tempat Berlabuh
Dalam Qur’an surah hud ayat 44 menyebutkan Kapal Nabi Hud Berlabuh di Bukit Judi. Lalu di manakah sebenarnya Bukit Judi itu? Di sini banyak perbedaan pendapat, karena memang tidak ada keterangan yang benar benar menjelaskan di mana Bukit Judi itu. Hanya ada beberapa prediksi dari beberapa dalil yang terbatas penafsirannya.
Ada yang mengatakan bahwa Bukit Judi itu ada di Armenia. Ini berdasarkan keterangan dari Injil bahwa Kapal Nabi Nuh berlabuh di bukit Ararat. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Ararat adalah perbukitan yang membentang dari Armenia, Turki, hingga Iraq wilayah utara. Dan bukit Judi itu adalah salah satu bukit dari perbukitan Ararat itu.
Bukti Kebenaran Al Qur’an
Tentang bahtera Nabi Nuh as ini sesungguhnya Allah telah meninggalkanya sebagai salah satu dari tanda-tanda keagungan-Nya serta supaya orang-orang yang datang setelahnya bisa mengambil ibroh dari kejadian yang telah dialami Nabi Nuh dan kaumnya yang kemudian diselamatkan dengan bahtera itu, sementara orang-orang yang mendustakanya, Allah tenggelamkan bersama badai hujan yang berlangsung selama 40 hari. Allah berfirman di dalam surat Al-Qomar ayat 15-16 yang berbunyi:
“Dan Sesungguhnya telah kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, Maka Adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS. Al Qomar : 15 – 16)
Menurut Al-Quran, bahtera Nabi Nuh telah mendarat di suatu bukit yang bernama bukit jud! Dan banyak ikhtilaf tentang bukit Jud! Tersebut, baik dari para ulama ataupun erkeolog.
Ada pendapat yang menunjukan suatu gunung di daerah kurdi atau tepatnya di bagian selatan Armenia, ada pendapat lain dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut berada di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur Laut pulau yang oleh orang-orang arab dikenal dengan istilah Jazirah Ibnu Umar (al misbah)
Perlu diingat juga bahwa banjir bandang yang terjadi tidaklah terjadi di seluruh penjuru dunia, namun pada wilayah yang terdapat pada kaum nabi nuh saja, seperti yang dikisahkan di dalam al-Quran:
“ Dan tidaklah Rabbmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman.” (Surat Al-Qashash ayat59)
Penemuan artefak tersebut juga merupakan penemuan yang membenarkan isi dari ayat suci Al Qur’an yang merupakan wahyu dari Allah.
Bukti tersebut sangat menunjukkan bahwa selain kabar kebenaran itu nyata juga sekaligus azab Allah itu nyata bagi orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya dan mengingkari Nabi dan Rasul-Nya.
Bagi ilmuwan islam dunia sendiri hal ini merupakan keajaiban yang bisa dilihat dan sekaligus menunjukkan bukti kebesaran Allah yang tidak bisa disangkal bahkan bisa dibuktikan oleh ilmu pengetahuan.
Maka bangkai dari kapal Nabi Nuh ini adalah salah satu bukti yang tak terbantahkan dari al-Qur’an. Dan ini hanyalah merupakan satu dari banyak bukti kebenaran al-Qur’an. Selain tentang kapal Nabi Nuh, al-Qur’an memiliki kebenaran seperti dua lautan yang terpisah, mumi fir’aun yang masih awet, artefak bekas kaum luth yang diazab, dan lain sebagainya.
Itu semua merupakan nasehat bagi kita, bahwa sudahlah, kita tidak perlu lagi mencari jawaban atas keraguan terhadap Qur’an. Semua sudah jelas bahwa Qur’an merupakan kitab yang berasal dari Tuhan yang menciptakan semesta alam dan tahu segalanya. Dia yang tahu awal, akhir, dan diantaranya. Maka Dia tahu tentang Nabi Nuh dan menceritakannya lagi dalam Qur’an.
Penemuan Fosil Batu yang Diduga Pemberat Kapal Nabi Nuh
Tahun 1990. Ron Wyat dan Dr. David Fasold melakukan penelitian dengan menggunakan peralatan canggih. Seperti metal detector dan geo radar.
Hasil penelitian terhadap formasi perahu itu adalah ditemukannya empat batu berlubang masing – masin memiliki berat 10 ton yang diduga sebagai pemberat perahu agar tidak oleng karena angin.
Hasil penelitian dengan metal detector adalah batuan formasi perahu itu adalah batuan yang kayu yang sudah menjadi fosil. Sedangkan hasil penelitian dengan geo radar adalah di bawah formasi tersebut ditemukan ruangan yang diduga adalah kamar-kamar.
Namun formasi tersebut hanya bisa ditemukan sepertiga nya saja. Diduga pada waktu itu, bahtera itu terdampar di lumpur, dan sebagian dari bahtera itu terbenam. Dan sekarang, karena ribuan tahun terbenam, semuanya berubah menjadi karang.
Replika Kapal Nabi Nuh
Proyek pembangunan replika bahtera Nabi Nuh yang diberi nama Ark Encounter telah dikerjakan sejak tahun 2010 lalu. Proses kontruksi berlangsung lama, sebab pengumpulan puing-puing saksi perjalanan kapal Nuh masih dikumpulkan dan dibuat replikanya dengan skalatis.
Daerah yang dipilih untuk membangun Ark Encounter adalah di Indiana, Kentucky, Ohio. Proses pembangunan dari Ark Encounter tersebut dikerjakan oleh tenaga ahli dari kontruksi Amish. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan pun tidak tanggung-tanggung, yaitu mencapai USD 18 juta atau senilai Rp 234 miliar.
Uniknya lagi, Ark Encounter tidak dibangun oleh pemerintah melainkan oleh lembaga swadaya masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat di daerah tempat pembangunan replika bahtera Nuh itu membantu proses pembangunan dengan tenaga sukarela dan tentunya bantuan biaya.
Sampai hari ini kontruksi sudah membuat kapal Nuh yang tingginya mencapai 510 kaki. Seluruh kegiatan dan hasil dari taman nantinya akan dikelola oleh masyarakat Amish. Kontruksi direncanakan akan selesai pada awal tahun 2016 dan akan resmi dibuka untuk umum pada pertengahan tahun 2016.
Replika kayu dengan panjang 152 meter ini menjadi salah satu kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara yang terletak di The Ark Encounter, sebuat taman bermain yang juga belum lama dibuka oleh kentucky.
Bagian dalam replika kayu yang merupakan bangunan kayu paling besar di dunia ini, terdapat eksibisi yang menampilkan nabi Nuh dan para keluarganya serta beberapa jenis hewan-hewan yang berhasil diselamatkan.
uniknya lagi, diantara kumpulan hewan-hewan yang diselamatkan oelh Nabi nuh itu terdapat beberapa jenis hewan dinosaurus yang diyakini replika tersebut pernah hidup berdampingan dengan manusia.
Kem Ham yang menjabat sebagai presiden dan direktur eksekutif Answer ini genesis in genesis, organisasi yang membangun taman bermain ini, mengatakan bahwa pembangunan replika ini untuk menunjukan betapa cerdasnya seorang Nabi nuh di jaman dahulu.
“Nabi nuh bukanlah semacam manusia purba yang primitif, malainkan ia adalah sosok manusia yang sangat cerdas. pertanyaanya bagaimana semua hewan-hewan tersebut bisa masuk kedalam bahtera. ujar Ham.
Bahtera tersebut mempunyai panjang 152 meter dengan ketinggian 24 meter, bangunan replika tersebut mampu menampung 16.000 pengunjung dalam satu hari.
untuk bisa membangun replika tersebut sesuai dengan ukuran yang telah dicantumkan di dalam kitab suci dibutuhkan kayu sekitar 94.000 kubik kayu dan belum termasuk jumlah kayu yang ada di dalam replika perahu ini.
setelah berhasil menyelesaikan pembangunan kapal Nabi Nuh ini, organisasi tersebut berencana untuk membangun replika kota Babel, desa timur tengan abad pertama dan masih banyak lagi.
menurut pejanjian lama, Nabi nuh membangun bahtera setelah tuhan memberikan wahyu akan terjadi banjir besar yang akan melanda Nabi Nuh dan kaumnya dan Nabi Nuh harus menyelamatkan semua hewan.
sekitar pada tahun 2010, para arkeolog menemukan sisa sebuah perahu yang terletak di gunung Ararat, Turki dan diyakini sebagai bahtera Nabi Nuh as. Namun, sebagian ilmuan lain juga meragukan keontetikan fosil bahtera tersebut.
Ukuran Kapal Nabi Nuh
Imam Qatadah mengatakan, “Kapal yang dibangun oleh Nabi Nuh panjangnya 300 hasta (± 135 meter) dan lebarnya 50 hasta. Inilah yang aku dapatkan dari keterangan Kitab Taurat”. Sedangkan Hasan Basri mengatakan, “Luasnya adalah 600×300 hasta (270×135 meter).”
Berbeda pula dengan riwayat dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa panjang kapal itu adalah 1200 hasta (± 540 meter), dan lebar 600 hasta. Ada juga yang mengatakan panjangnya 2000 hasta (± 900 meter) dan lebarnya 100 hasta (± 45 meter).
Namun, mereka semua sepakat bahwa tinggi kapal itu adalah 30 hasta (± 13,5 meter) yang terdiri dari tiga tingkat yang tinggi tiap tingkatnya 10 hasta.
Tingkat pertama diisi berbagai hewan peliharaan dan hewan liar, tingkat ke dua untuk manusia, dan tingkat atas untuk burung-burung. Pintu kapal terletak di bawah, dan kapal itu juga memiliki penutup yang tertempel di bagian atasnya.
Ketika Nabi Nuh AS memulai pembuatan kapal, bukannya mereka sadar tetapi kaumnya malah mengejek-ejeknya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nabi Nuh dalam pembuatan bahtera dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, “Jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (Q.S Hud:38)
Allah SWT menghibur kepada Nabi Nuh AS agar jangan bersedih hati atas apa yang telah mereka lakukan. Kemudian Allah SWT telah memberikan kabar kepada Nabi Nuh AS bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya.
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasannya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali mereka yang telah beriman. Karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang telah mereka lakukan (kepadamu) (Q.S Hud: 36)
Kayu Kapal Nabi Nuh Berasal Dari Kayu Jati di Jawa
Pada tahun 2010 peneliti arkeolog antropologi dari dua negara China dan Turki menemukan bukti baru, mereka mengumpukkan artefak dan fosil-fosil berupa serpihan kayu kapal, tambang dan paku. Hasil laboratorium menunjukan bukti yang mengejutkan bahwa fosil kayu kapal Nabi Nuh as berasal dari kayu jati yang ada di pulau jawa.
Mereka telah meneliti beberapa sampel kayu purba dari berbagai negara dan memastikan bahwa fosil kayu jati yang berasal dari pulau Jawa Indonesia memiliki kecocokan dengan sampel kayu kapal Nabi Nuh as. Menurut penelitian perahu Nabi Nuh tersebut diperkirakan dibuat sekitar 2465 sebelum masehi.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dalam Tentang Kayu Kokka, Bahan Pembuatan Kapal Nabi Nuh
Perintah Untuk Membuat Kapal
Pada Akhirnya Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh AS. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh AS bahwa akan segera datang kepada kamunya sebuah banjir besar. Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah kapal yang sangat besar.
Kapal yang akan dibuat itu akan memuat orang-orang yang telah beriman kepada Allah SWT dan hewan-hewan yang berpasangan untuk tetap hidup sesudah banjir besar itu telah usai.
Pembuatan kapal yang sangat besar itu bukanlah perkara yang mudah. Dalam proses pembuatannya Allah selalu membimbing dan mengawasi secara langsung dalam pembuatannya. Dalam Ayat Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
Dan buatlah bahtera (kapal) itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan aku perihal orang-orang yang telah zalim itu. sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan (Q.S Hud:37)
Oleh karena merasa teraniaya, akhirnya Nabi Nuh berdoa, “Ya Allah, aku teraniaya oleh kaumku, para penyembah berhala itu. Mereka tidak mau beriman kepada-Mu. Bahkan mereka mengusir orang-orang beriman dengan kejam. Berilah pertolongan kepadaku dengan pertolongan yang sebaik-baiknya.
Allah Maha Mendengar doa hamba-Nya yang teraniaya. Kemudian, Allah mengutus Jibril untuk menemui Nabi Nuh. “Wahai Nabi Nuh, Allah mengabulkan doamu”.
Karena merasa dianiaya oleh kaumnya, Nabi Nuh A.S berdo’a.
“Ya Allah, aku teraniaya oleh kaumku, para penyembah berhala itu. Mereka tidak mau beriman kepada-Mu. Bahkan mereka mengusir orang-orang beriman dengan kejam. Berilah pertolongan kepadaku dengan pertolongan yang sebaik-baiknya”
Allah SWT mendengar permohonan hambanya itu lalu mengirimkan Malaikat Jibril untuk menemui Nabi Nuh A.S. Jibril kemudian berkata “Wahai Nabi Nuh, Allah mengabulkan doamu”.
Malaikat Jibril lalu memberikan Nabi Nuh sebuah biji pohon yang berasal dari surga, lalu kemudian ia memerintahkan Nabi Nuh untuk menanamnya. Biji pohon tersebut kemudian ditanam dan nantinya akan tumbuh menjadi pohon raksasa yang sebelumnya belum pernah ada.
Nabi Nuh A.S amat bersyukur atas bantuan yang Allah SWT berikan. Nabi Nuh lalu menanam biji pohon tersebut dan menunggunya selama bertahun-tahun sampai akhirnya biji itu tumbuh menjadi pohon yang sangat tinggi dan besar.
Orang-orang yang melihat pohon itu langsung dibuat takjub karena ukurannya yang besar. Mereka tidak pernah menyangka kalau ada pohon sebesar ini. Selama pohon itu tumbuh, tidak ada seorang pun bayi yang terlahir di negeri itu.
Nabi Nuh A.S kemudian berdoa kepada Allah swt,
“Ya Allah, jangan Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tertinggal di atas bumi. Jika Engkau biarkan ada yang tertinggal, mereka hanya akan melahirkan anak yang senang melakukan kemaksiatan dan sangat ingkar kepada-Mu”.
Beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril kembali datang dengan membawa wahyu dari Allah SWT yang isinya memerintahkan Nabi Nuh A.S untuk membuat sebuah kapal yang besar.
Dalam surat Hud ayat ke 37, Allah SWT berfirman,
“Dan buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka itu akan di tenggelamkan”.
Nabi Nuh segera mengumpulkan para pengikutnya yang beriman. Beliau mengajak mereka untuk membuat kapal. Kapal ini akan digunakan untuk menyelamatkan orang-orang beriman dari azab Allah swt.
Para pengikutnya bertanya, “Bagaimana cara membuat kapal ? Bentuknya saja kami belum pernah tahu”. Nabi Nuh berkata, “Tenanglah, Allah akan memberikan petunjuk-Nya kepada orang-orang yang beriman”. Setelah itu, Nabi Nuh mulai membuat kapal.
Nabi Nuh A.S lalu mengumpulkan semua pengikutnya yang beriman. Lalu ia memerintahkan mereka semua untuk membuat kapal yang nantinya akan digunakan untuk menyelamatkan orang beriman dari azab dan murka Allah SWT.
Para pengikutnya lalu bertanya, “Bagaimana cara membuat kapal ? Bentuknya saja kami belum pernah tahu”. Nabi Nuh kemudian menjawab, “Tenanglah, Allah akan memberikan petunjuk-Nya kepada orang-orang yang beriman”. Selanjutnya, Nabi Nuh dan pengikutnya mulai membuat kapal.
Nabi Nuh A.S merupakan manusia pertama yang membuat kapal. Nabi nuh dan para pengikutnya bekerja keras untuk membuat kapal. Awalnya mereka menebang pohon raksasa yang sudah ditanam oleh Nabi Nuh sebelumnya. Lalu mereka memotong dan membuat bilah-bilah papan guna dijadikan lantai dan dinding pada kapal.
Ketika Nabi Nuh A.S dan pengikutnyaya sedang membuat kapal, orang kafir datang dan tidak pernah bosan untuk mengejek. Salah satu diantara mereka lalu berkata seraya mengejek, “Hei…. Lihatlah ! Orang-orang bodoh itu sedang membuat apa ?” Ha…ha…ha… katanya membuat kapal !” jawab kawannya yang lain. “Membuat kapal ? Di sini kan tidak ada laut, bahkan sungai pun tidak ada. Nuh dan pengikutnya ini benar-benar orang yang aneh !” kata yang lain lagi.
Nabi Nuh A.S lalu membalas hinaan mereka dengan berkata, “Jika kalian mengejek kami, kami pun akan mengejek kalian sebagaimala kalian mengejek kami”.
Dialog percakapan antara Nabi Nuh A.S dan orang kafir itu dapat dibaca pada Al-Qur’an Surah Hud ayat 38. Nabi Nuh A.S juga selalu mengingatkan mereka akan azab dan murka Allah SWT.
Meskipun berulang kali diingatkan, kaumnya tidak merasa takut dan bahkan menentang Nabi Nuh A.S. Mereka berkata “Hai Nuh, datangkanlah kepada kami azab yang engkau sebutkan itu !” Mereka lalu melempari kapal Nabi Nuh dengan kotoran yang menjijikan. Para pengikut Nabi Nuh A.S lalu bersedih kemudian salah seorang dari mereka berkata, “Siapa yang akan membersihkan kotoran najis sebanyak itu ?”
Allah tidak tinggal diam melihat hambanya bersedih, kemudian salah seorang kafir itu terpelosok dan jatuh ke dalam kapal yang penuh dengan kotoran. Ia adalah seorang pincang yang memiliki borok dan kudis disekujur tubuhnya. Ajaibnya, ketika ia keluar dari kubangan kotoran tersebut, borok, kudis serta pincangnya sembuh.
Hal ini kemudian didengar oleh kaum kafir lainnya, lalu mereka berbondong-bondong menceburkan dan melumurkan diri mereka sendiri dengan kotoran hingga akhirnya kapal tersebut bersih.
Nama Asli Nabi Nuh As
Nabi Nuh bin Lamak bin Matusyalkha bin Idris As mempunyai nama asli yaitu “Abdul Ghaffar atau Yaskyur”. Lalu mengapa Nabi Nuh dinamakan Nuh ?
Menurut suatu pendapat, karena suatu ketika ia melihat anjing yang mempunyai 4 mata. Lalu Nabi Nuh mengatakan “Anjing ini sangat buruk dan menjijikan sekali.”
Ternyata seketika anjing itu berkata kepada Nabi Nuh As “Wahai Abdul Ghaffar, engkau menghina ukiran ataukah Yang Mengukir ? Jika hinaan tersebut engkau utarakan pada ukiran, maka jelas memang demikian adanya. Namun jika itu ditujukan kepadaku, maka aku enggan untuk menjadi seekor anjing. Dan jika hinaan tersebut enggkau tujukan kepada Sang Pengukir maka hinaan itu tidaklah layak, karena ia yang Maha Berkehendak atas apa yang dikehendaki-Nya.”
Karena perkataan anjing tersebut tadi, maka Nabi Nuh pun terus menangis. Menangisi kesalahan dan dosa-dosanya. Karena seringnya dia menangis, maka dia dinamakan dengan sebutan “Nuh” yang artinya menangis. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Imam As-Saddii.
Awal Mulanya Nabi Nuh As. Diutus Menjadi Rasul Allah SWT
Wahb bin Munabbih berkata “Ketika Nabi Nuh As berusia sekitar 480 tahun, datanglah malaikat Jibril kepadanya. Nabi Nuh As pun bertanya “Siapakah engkau wahai lelaki tampan ?”
Kemudian Jibril As. Menjawab “Saya adalah utusan Tuhan Semesta Alam, datang kepadamu membawa risalah. Sungguh Allah SWT telah mengutusmu untuk umatmu.”
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya adzab yang sangat pedih.” (QS. Nuh : 1)
Kemudian Jibril As. Memakaikan baju mujahidin dan melilitkan sorban kemenangan serta memberinya sebuah ikat pinggang seraya berkata “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyii bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”
Konon Darmasyii adalah seorang raja yang lalim. Dia adalah manusia pertama yang memeras arak dan meminumnya. Dan ia juga merupakan manusia pertama yang bermain judi dan manusia pertama yang membuat baju dengan dihiasi dengan emas.
Dia dan juga kaumnya juga menyembah 5 berhala. Pada berhala-berhala itu juga terdapat kursi-kursi yang terbuat dari bahan emas. Di dalamnya terdapat bermacam-macam perhiasan yang sangat megah. Dan juga ada seorang pelayan yang bertugas untuk melayaninya siang dan malam.
Selain itu dia juga membuat sebuah hari raya yang diperingati setiap tahunnya. Keluarlah Nabi Nuh pada hari raya tersebut. Sedangkan mereka menyalakan api di sekitar para berhala mereka. Mempersembahkan kurban lalu mereka bersujud dan memuliakan berhala-berhala tersebut.
Dibawakan pula berbagai alat musik, gong ditabuh dan banyak sekali penari-penari yang menarikan tarian sambil meminum arak. Pesta sex pun dilakukan secara terang-terangan dan mereka memperlakukan wanita seperti hewan.
Permulaan Dakwah Nabi Nuh As. Dan Gelar Ulul Azmi
Tatkala Nabi Nuh As. Mendatangi kaumnya dan dia berdiri di atas jurang seraya menadahkan kepala ke atas seraya berdoa dengan doa wasallah berikut ini :
“Ya Allah kumuhon pertolongan pada Mu dengan berkat Nur Muhammad SAW.”
Melihat jumlah kaum Nabi Nuh As. Yang sangat banyak, maka berserulah Nabi Nuh As. Dengan sekuat tenaga dan berkata “Wahai kaumku, kedatanganku ini adalah atas perintah dari Tuhan Semesta Alam. Saya mengajak kalian untuk menyebah hanya kepada Nya dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala tersebut.”
Nabi Nuh As. Adalah seorang rasul Allah SWT yang pertama masuk ke dalam golongan “Ulul Azmi”. Allah mengutusnya kepada kaum Qobil. Kaum Qobil merupakan sebuah kaum yang udah sangat keterlaluan dalam menyembah berhala dan sengaja memperlihatkan kesyirikan kepada Allah SWT.
Karena itulah Nabi Nuh As. Mengajak kepada mereka semua untuk berfirman kepada Allah SWT dan menyembah Allah semata serta mengajak mereka untuk berikrar dengan kalimat :
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Nuh adalah utusan Allah.”
Ketika raja mendengar ucapan tersebut, seketika raja menjadi murka dan ia berkata “Seandainya hari ini bukanlah hari raya pasti akan saya bunuh kamu secara mengenaskan”
Ramalan Akan Datangnya Banjir Bandang Nabi Nuh Alaihisalam
Cerita dari Ibnu Washif Syah ada seorang raja Mesir yang sangat kaya raya, kekayaannya melebihi dari seluruh raja-raja yang pernah ada yaitu Raja Suraid. Ada suatu kejadan yang menimpanya kejadian ini sangat membuat hatinya gelisah dan merasaselalu tidak tenang, terjadi sebuah bencana 300 tahun sebelum bencana angin topan, Raja Suraid bermimpi melihat langit seperti sedang berpindah ke bumi layaknya lubang galian dan para binatang yang ada berjatuhan. Sementara posisi matahari dan bulan sangat dekat sekali dengan bumi. Dia juga menyaksikan segerombolan burung berwarna putih menyerang manusia dan berhadapan di antara dua gunung dan seperti dunia berubah menjadi hitam dan gelap gulita. Seluruh manusia bergerombol untuk menyelamatkan dirinya masing-masing di sebuah gunung. Setelah mengalami mimpi itu, sang raja pun langsung bangun dan sangat ketakutan.
Keesokan harinya sang raja mengundang para ahli sihir atau dukun sebanyak 100 orang laki-laki. Para dukun tidak bisa meyimpulkan secara langsung, karena harus melihat bintang-bintang terlebih dahulu.
Pada akhirnya raja pun bercerita mengenai mimpi yang teah dialaminya. Para dukun berucap:”Mimpi merupakn bagian dari langit. Diaman dengan sebuah mimpi seluruh alam bisa hancur.”
Raja berkata:” Ambil dan simpulkanlah mimpiku ini dari bintang-bintang.”
Para dukun pun melihat ke atas lalu berkata:”Saya lihat bulan di zodiak cancer dan sudah dekat dengan ikan, maka musibah yang akan datang adalah topan yang termasuk golongan air.”
Lalu raja bertanya:”Apakah musibah itu akan menimpa negara ini?”
Para dukun menjawab:”Betul, musibah yang akan datang itu akan menimpa negara dan negara akan mengalami kehancuran pada waktu yang sangat lama.”
Sang raja bertanya lagi:”Coba tengok, apakah negara ini bisa kembali lagi seperti semula?”
Para dukun menjawab:”Negara akan kembali lagi dan lebih baik dariada yang saat ini.”
Sang raja memerintahkan para anak buahnya untuk mendirikan kota dimana pondasinya setinggi kotanya, dia berkata:”Kita akan membuat tempat ini sebagai kuburan kita. Pindahkan barang-barang, baik itu perhiasan, alat perang, wadah-wadah, dan lainnya. Seelah itu tulislh ilmu tentang perbintangan yang berisi tnetang masa depan hingga selesai. Lalu ceritakan raja yang menguasai negeri baik itu Islam atau kafir.”
Dukun-dukun un memberitahu bahwasannya bencana topan sebentar lagi akan melanda bumi, sekitar 40 hari. Kota pun dibangun sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sang raja berkata:”Apabila kita selamat dari musibah ini, kita akan kembali dan mengambil harta-harta kita. Jika kita mati maka tempat ini merupakan kuburan kita yang melindungi dari kehancuran.”
Semua orang, termasuk para hakim, menteri-menteri, dan semua pejabat di negara itu membangun sebuah bangunan yang bertujuan untuk sebagai pelindung jasad mereka dari bencana topan.
Al Masud di dalam kitab Muruj adz Dzahab berkata:”Sesungguhnya pada setiap bagian 1 bangunan terdapat 7 rumah, seperti 7 bintang yang berjalan. Di dalam rumah itu terdapat patung-patung emas yang dilengkapi dengan perhiasan yang sangat indah. Di bagian telinga patung ada mutiara yang besarnya sebesar telur ayam. Di setiap bangunan ada peti yang bahannya dari marmer hijau yang diakai sebagai tempat menyimpan mayat dari pemiliknya masing-masing dilengkapi dengan lampiran nama dan riwayat hidupnya. Di dalam peti itu juga ditulis “Didalam bangunan in terdapat sebuah jalan untuk menuju Kota Fayyum yang ditempuh dengan perjalanan selama 2 hari.”
Menjelang Banjir Bandang Nabi Nuh
Sesudah para malaikat bergerak maka Allah subhana wata’ala. mewahyukan pada Nabi Nuh Alaihissalam. supaya membuat perahu.
Bertanyalah Nabi Nuh: “Ya Tuhan, apakah perahu itu?”
Allah subhana wata’ala. berfirman: “Perahu merupakan rumah kayu yang dapat berjalan di permukaan bumi.”
Lalu Allah subhana wata’ala. memerintahkan Nabi Nuh agar menanam pohon jati di tanah Kufah, pendapat lain berkata pohon abnus. Dan lalu Nabi Nuh pun menanamnya dan membiarkannya tumbuh sampai 40 tahun sampai siap supaya ditebang.
Langit dicegah dari hujan dan bumi pun dicegah supaya menumbuhkan pepohonan. Seingga langit pun tidak lagi meneteskan air hujan dan bumi tak menumbuhkan rerumputan.
Para wanita, hewan jinak ataupun buas, pun tidak lagi beranak.
Bahkan burung-burung pun tak dapat bertelur. Itu terjadi sebagai bukti nyata atas kaum Nabi Nuh sebelum adzab menimpa mereka.
Kemudian Allah subhana wata’ala. memerintahkan Nabi Nuh supaya menuju Kufah dan memindahkan kayu-kayu jati. Bingunglah Nabi Nuh Alaihissalam., bagaimana cara memindahkan kayu-kayu itu.
Maka Allah subhana wata’ala. pun mewahyukan bahwa sesungguhnya ‘Auj bin ‘Anuq lah yang mampu menggendongnya.
Pembawa Kayu-kayu Perahu Nabi Nuh Alaihissalam.
Imam al-Kisai berkata bahwa sesungguhnya ‘Anuq, ibunya ‘Auj, merupakan keturunan Nabi Adam yang buruk rupa dan bentuk tubuhnya.
Dia merupakan tukang sihir yang handal. Dia melahirkan ‘Auj dan mati setelah 100 tahun dari kelahiran anaknya itu.
Ketika ‘Auj sudah dewasa dia berubah wujud menjadi raksasa yang tinggi dan lebar badannya mencapai 600 dzira’. Ukuran 1 dzira’ zaman dahulu merupakan setara dengan 1,5 dzira’ sekarang.
Di kabarkan bahwa, jika badai banjir tofan tiba takkan dapat sampai pada lututnya, disaat duduk di atas gunung dia bisa memasukkan tangannya ke laut dan bisa mengambil ikan dari dalamnya juga dapat memanggang ikan itu di bawah teriknya matahari.
Saat dia marah maka seluruh penduduk desa dikencingi olehnya hingga mereka pun tenggelam di dalamnya.
‘Auj juga seringkali membuat keonaran pada penduduk desa. Maka mereka pun menawari padanya: “Kami akan membuatkanmu baju dan kami tidak akan mengambil harganya kecuali setelah 1 tahun.” (‘Auj memiliki hutang pada penduduk desa itu dan berjanji akan melunasinya).
Akhirnya semua penduduk desa pun bahu-membahu membuatkan baju dari kapas dan memakaikannya pada ‘Auj yang lalu membuat ‘Auj pergi menjauh dari penduduk desa tersebut.
Disaat ‘Auj ingin melewati perkampungan itu dia teringat akan janjinya. Maka dia cepat-cepat lari karena takut ditagih hutangnya.
Dikatakan bahwa ‘Auj hidup selama 4500 tahun, sehingga dia dapat menjumpai zaman Nabi Musa Alaihissalam. ketika Nabi Musa Alaihissalam.
masuk ke tanah Tih beserta rombongan Bani Israel, ‘Auj pun ingin menghancurkan mereka. dia datang pada tentara Nabi Musa supaya mengetahui ukuran kekuatan mereka.
Disaat dia mendapatkan keleluasaan, maka dia mencabut gunung dan menggendong gunung tersebut di atas kepalanya.
Kemudian dia mendatangi Nabi Musa Alaihissalam. supaya memukul mundur tentaranya. Akan tetapi usaha ‘Auj gagal karena Allah mengutus burung hudhud. Burung hudhud itu memiliki paruh dari besi.
Lalu burung hudhud itu meluncur menuju batu (gunung) yang dibawa ‘Auj dan memaruhnya sampai berlubang. Akhirnya batu tersebut pun jatuh ke leher ‘Auj dan membelenggunya sehingga dia tak lagi mampu bergerak.
Disaat Nabi Musa Alaihissalam. melihat kejadian itu maka beliau mendekat dan memukul ‘Auj dengan tongkatnya yang tingginya 10 dzira’. Lantas Nabi Musa Alaihissalam. melompat ke udara setinggi 10 dzira’.
Sedangkan tinggi Nabi Musa Alaihissalam. sendiri merupakan 10 dzira’. Maka pukulannya Nabi Musa Alaihissalam. pun tidak sampai mengenai lutut ‘Auj. Namun sebab pukulan Nabi Musa Alaihissalam. itu ‘Auj pun terjatuh dan mati tergeletak di lapangan seperti gunung besar.
Diceritakan pula bahwa di Gunung Tatri ada sebuah sungai yang bernama Tha-i. Di sana ada jembatan yang besar. Dikatakan bahwa jembatan itu berasal dari tulang iga ‘Auj bin ‘Anuq, dan hal ini termasuk dalam keajaiban dunia.
Pengangkatan Kayu-kayu Perahu Nabi Nuh
Al-Kisai melanjutkan penjelasannya: “Disaat Allah subhana wata’ala.
Mewahyukan Nabi Nuh Alaihissalam. bahwa yang akan (mampu) menggendong kayu-kayu jati dari Kufah ke Desa Hairah di Baghdad merupakan ‘Auj.
Maka Nabi Nuh Alaihissalam. pun mendatangi ‘Auj dan memintanya supaya menggendong kayu-kayu tersebut.
‘Auj lalu menjawab: “Aku takkan mau menggendongnya supayamu sehingga kamu mengenyangkan perutku dulu dengan roti.”
Saat itu Nabi Nuh Alaihissalam. hanya membawa 3 potong roti yang terbuat dari gandum dan memberikannya pada ‘Auj 1 iris seraya berkata: “Makanlah roti ini.”
‘Auj lalu tertawa dan berkata: “Seumpama gunung ini jadi roti, itu pun takkan mampu mengenyangkan perutku.
Lalu bagaimana mungkin Saya dapat kenyang hanya dengan irisan roti ini?”
Kemudian Nabi Nuh Alaihissalam. memotong irisan roti tersebut dan mengucapkan:“Bismillahirrahmanirrahim. Makanlah.”
Maka ‘Auj memakannya, lalu diberinya lagi seiris roti oleh Nabi Nuh Alaihissalam.
Akan tetapi ‘Auj menolaknya karena sudah merasa kenyang hanya dengan memakan setengah irisan roti tadi dan tidak merasa mampu supaya memakannya lagi.
Akhirnya ‘Auj menggendong semua kayu itu dari Kufah sampai Hairah di Baghdad dengan sekali muatan.
Kehidupan Baru Usai Banjir Bandang
Usai terjadinya bencana banjir yang melanda selama 150 hari dan air menjadi surut. Gunung Qubais di Ka’bah yang pertama kali terlihat. Sehingga membuat terlihatnya Ka’bah yang mempunyai tanah yang berwarna merah. Namun tidak ada satu desa pun yang selamat dari banjir itu kecuali Desa Naharwandi.
Desa Naharwandi ditemukan terletak dibawah air dengan keadaan yang masih utuh yang tidak ada bentuk kehancuran kepadanya. Juga ada desa yang terselamatkan lainnya, yaitu Desa Al-barabi di Sha’id. Sejarahnya desa ini dibangun oleh Hurmus. Bangunan-bangunan di Desa Al-barabi menyimpan berbagai macam ilmu seperti ilmu perbintangan dan kesaktian.
Kemudian Nabi Nuh AS memastikan apakah airnya sudah surut apa belum dari permukaan bumi. Kemudian Nabi Nuh AS mengutus seekor elang untuk mencari kabar akan titahnya tersebut. Saat berada di tengah perjalanan elang yang diperintahkan Nabi Nuh AS tersebut melihat bangkai.Lalu elang tersebut memakannya sehingga membuat elang tersebut lupa akan tugas yang diberikan Nabi Nuh AS.
Selama 7 hari Nabi Nuh As menunggu burung elang tersebut, hingga pada akhirnya Beliau memanggilnya. Tetapi Nabi Nuh AS mendpati elang itu dengan dengan ceroboh tidak bisa berdiam menetap diri kepada satu tempat. Kemudian Nabi Nuh AS berkata kepada burung-burung lainnya.
“Siapakah dari antara kalian yang mamapu memberikan kepadaku informasi tentang keadaan air di muka bumi, serta tidak melakukan perbuatan seperti apa yang dilakukan oleh elang?”
Kemudian burung merpati angkat bicara menjawab seruan Nabi Nuh AS. “Wahai Nabi Allah sayalah yang akan membawakan kabar itu kepadaMu.”
Lalu merpati itu terbang mencari informasi itu untuk disampaikan kepada Nabi Nuh AS. Akhirnya burung merpati pun kembali kepada Nabi Nuh AS dengan membawakan daun yang hijau di paruhnya.
Ketika melihat daun itu Nabi Nuh AS seraya berkata, ”Seseungguhnya daun hijau ini merupakan sebagian dari daun-daun yang ada pada pohon zaitun.”
Dengan mengetahui daun yang diberikan merpati tersebut nabi Nuh AS mengetahui bahwasannya ari belum surut secara sempurna dari permukaan bumi. Setelah itu Nabi nuh AS menunggu beberapa hari untuk menunggu surutnya air itu.
Nabi Nuh AS kemudian menyuruh burung merpati itu lagi untuk melihat keadaan bumi saat itu. Dengan segera burung merpati itu pergi untuk memeriksa keadaan sekitar apakah masih tergenang air banjir atau tidak. Dengan segera burung merpati itu kembali kepada Nabi Nuh AS dengan kaki yang berlumuran oleh lumpur yang berwarna merah.
Lumpur pada kaki burung merpati itu merah karena tanah yang terlihat pertama kali di bumi adalah tanah Ka’bah yang berwarna merah. Dan merpati itu hinggap disana lalu mengoleskan lumpur pada kedua kaakinya. Lalu Nabi Nuh AS mendoakan burung merpati itu. “Ya Allah jadikanlah burung-burung merpati itu penuh keberkahan untuk burungburung lainnya. Dan perbanyaklah keturunan-keturuannya serta disukai oleh banyak orang.
Perahu nabi nuh AS berada di atas gunung selama 40 hari sampai bumi menjadi kering daari air banjir itu. Sehingga tumbuh rumput-rumput di sekitar perahu Nabi Nuh AS itu. Di dalam Alqurn Allah SWT berfirman tentang Nabi Nuh AS.
يانُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِّنَّا وَبَركَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ
“Wahai Nuh , turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang beriman) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS. Hud ayat 48).
Lalu Allah SWT perintahakan Nabi Nuh AS untuk melepas dan membebaskan yang ada di dalam perahunya itu. Kemudian Allah SWT perlihatkan siang dan malam dengan menerbitkan matahari, bulan dan bintang seperti semula. Serta di turunkannya hujan rahmat untuk menggantikan air banjir topan yang kotor menjadi yang segar.
Kemudian bergembiralah Nabi Nuh AS serta para makhluk pengikutnya dengan kebahagiaan mengharap ridho dari Allah SWT.