Papua memang mempunyai daya tarik dan eksotisme tersendiri. Selain terdapat kekayaan alam yang luar biasa indahnya dapat menjadi pemanja mata, provinsi paling ujung timur Indonesia ini juga mempunyai keunikan dari suku yang tinggal di dalamnya. Salah satunya adalah Suku Dani yang tinggal di sebuah wilayah di Lembah Baliem, Wamena, Papua.
Meskipun sebagian besar orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, tapi orang Suku Dani sendiri menamai mereka sendiri dengan sebutan Suku Parim. Suku Parim atau yang dikenal suku Dani ini termasuk salah satu suku yang masih mempertahankan kebiasaan yang dilakukan nenek moyang mereka. Diantaranya yaitu selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Hal itu dilakukan dengan cara mengadakan upacara adat serta penyembelihan hewan babi.
Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih memakai Koteka yang dibuat dari kunden kuning untuk sehari-hari. Para wanitanya pun masih mengenakan pakaian berjuluk wah yang tersusun dari rumput atau serat dan mereka tinggal di Honai yaitu sebuah gubuk yang atapnya terbuat dari jerami atau ilalang.
Mayoritas warga Suku Dani telah memeluk agama Kristen, hal ini disebabkan oleh pengaruh misionaris Eropa yang saat itu pernah datang ke lokasi tersebut pada tahun 1935. Meskipun mayoritas Suku Dani telah memeluk agama Kristen, tapi suku yang berada di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna ini masih tetap melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi merupakan serangkaian upacara adat yang dilakukan sebagai cara untuk menghormati para leluhurnya.
Masih banyak keunikan tradisi warisan leluhur yang tersimpan pada Suku Dani yang tetap terjaga dengan sangat baik oleh masyarakatnya. Mereka meyakini bahwa menghormati para nenek moyang serta leluhur adalah cara yang tepat dalam menghargai alam beserta isinya.