FILSAFAT ILMU – Kamu mungkin baru akan belajar soal filsafat ilmu. Sebab di kampusmu terdapat mata kuliah ini. Nah, biar kamu lebih mudah paham apa pengertian dari ilmu filsafat, perlu kamu simak penjelasan dan definisi ilmu filsafat dari para ahli dan pakar berikut ini.
Filsafat Ilmu Menurut Robert John Ackermann
Robert John Ackermann adalah seorang profesor filsafat kelahiran Ohio Amerika Serikat. Peraih gelar Ph.D dari Michigan State University di tahun 1960 ini mendefinisikan “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such a philosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific practice”.
Artinya, “filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah terkini dengan perbandingan terhadap pandangan yang terbukti di masa lampau, namun filsafat ilmu bukanlah suatu disiplin otonom praktek ilmiah aktual.”
Definisi Filsafat Ilmu Menurut Lewis White Beck
Lewis White Beck adalah seorang pakar filsafat asal Amerika Serikat. Ia terkenal sebagai profesor bidang filsafat moral intelektual di Universitas Rochester. Menurutnya, “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole.”
Dengan begitu bisa diartikan kalau menurut Beck, “filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode pemikiran ilmiah dan mencoba untuk menentukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu kesatuan.”
Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Abram Cornelius Benjamin
Abram Cornelius Benjamin adalah ahli filsafat kelahirn Michigan, Amerika Serikat pada 25 August 1897. Pakar ini berpendapat kalau filsafat itu adalah “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines”
Artinya, “Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan studi sistematis mengenai ilmu, khususnya metode, konsep dan praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.”
Penjelasan Filsafat Ilmu ala Michael Victor Berry
Seorang ahli fisika matematika di Universitas Bristol, Inggris bernama Michael Victor Berry menjelaskan kalau filsafat ilmu adalah “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”.
Jadi menurutnya filsafat ilmu adalah “studi tentang logika internal dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.”
Pengertian Filsafat Ilmu Menurut May Brodbeck
May Brodbeck, seorang pakar filsafat ilmu asal Amerika Serikat yang hidup dari tahun 1917 sampai 1983 mendefinisikan “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.”
Dengan begitu menurutnya, “filsafat ilmu adalah analisis, deskripsi dan klarifikasi ilmu yang netral secara etis dan filosofis.”
Pandangan Peter Caws tentang Filsafat Ilmu
Seorang ahli dan profesor filsafat di Universitas George Washington pernah berpendapat “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.”
Dengan demikian dapat diartikan kalau “Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat, yang bertindak secara sains yang filsafat lakukan untuk menelaah pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal: di satu sisi, membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan dapat menghilangkan ketidakkonsistenan dan kekeliruan.”
Ilmu menurut Minto Rahayu
Ilmu merupakan pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan merupakan pengalaman yang bersifat pribadi ataupun kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji.
Ilmu Menurut Al-Farab
Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Al Farabi adalah seorang filsuf Muslim yang mempunyai nama besar sebelum lahirnya Ibnu Sina. Beliau mengatakan bahwa Filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang alam nyata atau alam maujud dan mempunyai tujuan untuk menyelidiki hakikat yang benar dari ilmu tersebut.
Klafikikasi ilmu sendiri menurut Al Farabi yang tersusun dalam salah satu karyanya yang terkenal berjudul “Ihsan Al-ulum”, Al Farabi memberikan tentang klafikasi ilmu dengan lebih terperinci lagi namun tetap saling menyambung satu sama lain.
Beliau membaginya menjadi tiga pengelompokan utama dalam mendeskripsikan ilmu yaitu ilmu tentang Metafisik, ilmu tentang Matematik, dan juga ilmu tentang alam.
Ilmu Metafisik berarti salah satu cabang disiplin ilmu yang dimulai dari era Yunani kuno dan sampai saat ini juga masih dipelajari. Ilmu ini mempelajari juga memahami sebab akibat dari segala sesuatu sehingga hal-hal tertentu yang mempunyai sangkut paut dengannya menjadi terbentuk.
Lalu tentang ilmu matematik. Ilmu matematik adalah salah satu cabang disiplin ilmu dimana dalam studinya mempelajari berbagai ukuran tentang besaran, struktur, perubahan, dan juga ruang.
Al-Faribi sendiri membagi ilmu matematik menjadi tujuh cabang. Diantaranya adalah Ilmu Aritmatika, ilmu Geometri, ilmu Astronomi, ilmu Musik, ilmu Optika, Ilmu tentang gaya, dan ilmu tentang alat-alat mekanik.
Yang terakhir adalah ilmu-ilmu alam. Ilmu ini digunakan untuk menyelidiki setiap benda-benda atau unsur unsur yang menyusun lingkunga secara alami disertai dengan aksiden-aksiden yang inheren didalamnya. Ilmu alam ini juga terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu diantaranya yaitu,
Pertama ilmu minerologi, ilmu ini meliputi studi tentang ilmu-ilmu kimia,geologi, serta ilmu metalurgi. Yang kedua adalah ilmu Botani, ilmu ini berkaitan langsung dengan berbagai spesies tumbuhan. Serta dilengkapi pula dengan sifat umum dan sifat-sifat khusus yang ada pada masing-masing spesies.
Yang ketiga atau terakhir adalah ilmu Zoologi, ilmu ini mengupas tuntas tentang berbagai spesies binatang yang bermacam-macam. Disertai pula sifat-sifat umum dan sifat-sifat khusus pada masing masing spesies. Dan hal ini termasuk dalam kategori ilmu Psikologi dan ilmu Kedokteran.
Pengertian Ilmu Menurut Marcus Tullius Cicero
Marcus Tullius Cicero adalah salah satu seorang teoritis politik yang terkemuka pada zaman Romawi. Tidak seperti para pendahulunya di Yunani, dia merupakan filsuf yang tidak mempunyai sisi orisionalitas. Dia adalah filsafat yang mempunyai pengaruh sangat kuat dalam pemikiran politik barat sampai saat ini.
Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43SM) sendiri dalam pidatonya merumuskan bahwa Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya. Ide dan karya dari pemikirannya ini adalah pengaruh dari pemikiran-pemikiran para pendahulunya, Plato dan Aristoteles.
Penerapan dalam pengertian ilmu ini nampak pada beberapa karyanya yang terkenal tentang negara (Republica) dan tentang hokum dan undang-undang (De Legibus). Dan karena hal ini pula Marcus Tullius Cicero lebih dikenal sebagai filsuf negarawan ketimbang seorang pengacara.
Dalam dua ajaran yang lahir dari karyanya tersebut. Marcus membahas tentang perjanjian masyarakat serta kontrak sosial yang terjadi di kehidupan mereka. Hal ini sama seperti ajaran Plato, namun dia memodifikasinya lagi dengan memasukkan pengaruh-pengaruh Stonic di dalam pemikirannya.
Ada lagi satu karya yang terkenal dari Marcus Tullius Cicero tentang pengertian ilmu tetapi tetap tertuang dalam tema politik dan keadilan yang ada di dalamnya. Yaitu De Republik (Commonwealth) yang isinya berupa dialog-dialog pembahasan ilmu politik antar sahabat-sahabatnya.
Ilmu Menurut Thomas Samuel Kuhn
Ilmu adalah sebuat himpunan atau sebuah aktivitas yang mana dapat menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) merupakan seorang filsuf, fisikawan, dan juga sejarawan Amerika Serikat yang menulis buku “The Structure of Scientific Revolutions” pada tahun 1962.
Thomas Samuel Khan merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam dunia akademik. Buku tersebut juga memperkenalkan istilah “pergeseran paradigma”.
Thomas Samuel Kuhn membuat beberapa klaim mengenai akan perkembangan pengetahuan ilmiah:
Sains mengalami pergeseran paradigma dan tidak bergerak dalam jalur yang linear.
Pergeseran paradigma yang membuka pendekatan baru untuk dapat memahami apa yang tidak akan dianggap benar pada sebelumnya.
Gagasan kebenaran ilmiah tersebut tidak hanya melalui dan ditetapkan dengan kriteria objektif, akan tetapi juga konsensus komunitas ilmiah.
Paradigma-paradigma yang mengalami saling bertentangan tersebut juga seringkali tidak sepadan dengan yang telah di tentukan, atau dalam kata lain adalah paradigma-paradigma tersebut merupakan penjelasan mengenai realitas yang saling bertentangan dan tidak dapat diselaraskan.
Thomas Samuel Kuhn juga berpandangan bahwa teori itu merupakan relatif. Bukan berarti suatu teori diterima banyak dan orang lantas berkata teori itu paling benar. Teori juga tidak dapat disalahkan.
Karena Ia merupakan hasil pandangan dan kemampuan pengukuran pada saat waktu itu. Sebgai contohnya yaitu tentang perdebatan bahwa bumilah yang bergerak mengelilingi matahari yang diterima oleh banyak kalangan saat ini dibandingkan dengan teori matahari yang bergerak mengelilingi bumi.
Bisa saja karena dengan kemampuan pengukuran kita pada masa yang akan datang, teori matahari mengelilingi bumi tidak salah apabila yang dimaksud bumi yaitu galaksi kita.
Dan bisa saja apabila kemampuan pengukuran pada masa yang akan datang berkembang, teori itu tidak tentu salah total, di mana bumi yaitu galaksi kita yang ternyata dikelilingi atau diputari oleh galaksi-galaksi lain di alam semesta.
Ilmu Menurut Charles Singer
Ilmu merupakan suatu proses yang membuat seseorang mempunyai pengetahuan (science is the process which makes knowledge)
Singer lahir di Camberwell di London, yang mana ayahnya yaitu Simeon penyanyi dan merupakan seorang rabi dan Hebraist. Ia di besarkan dan sekolah di Kota London School, University College London, dan Magdalen College, Oxford (Zoologi 1896-1899, Honorary Fellow 1953).
Belajar dan terlatih dalam ilmu hewan dan kedokteran, ia pernah memenuhi syarat untuk suatu praktek medis pada tahun 1903. Dan ia diangkat oleh petugas medis di sebuah ekspedisi yang pada saat itu dipimpin oleh Sir John Harrington ke wilayah perbatasan Abyssinia dan Sudan.
Tepat pada hari yang sama, kualifikasi medis diumumkan. Lalu ia kembali ke Inggris dan mengambil posisi di Sussex County Hospital di Brighton, dan pada saat tahun 1907 Ia berangkat ke Singapura.
Terpaksa ia harus kembali ke Inggris karena kematian ayahnya pada tahun 1908, setelah dia memegang posisi di berbagai rumah sakit di London sampai ia pindah ke Oxford pada tahun 1914 dan bekerja dengan Sir William Osler (pertama Baronet), lalu ia menjadi Regius Profesor Kedokteran di universitas.
Ilmu Menurut dr. Maurice Bucaille
Menurut pendapat Dr. Maurice Bucaille, Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
Gambaran dari singkatnya penjelasan tersebut akan lebih jelas dengan penjelasan dan kiprah Dr. Maurice Bucaille dalam menyikapi ilmu, ia adalah seorang ilmuan, seorang peneliti dan pengkaji kitan-kitab dan membandingkannya dengan penetian sains ilmiah.
Maurice Bucaille – Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dr. Maurice Bucaille terlahir di Pont-l’Eveque, 19 Juli 1920 – meninggal 17 Februari 1998 dan meninggal pada umur 77 tahun. Ia adalah seorang ahli bedah berkebangsaan Perancis. Beliau menjadi terkenal karena pernah menulis buku tentang Islam, Al Qur’an dan ilmu pengetahuan modern.
Salah satu kontroversi yang masih menyelimuti keberadaannya sampai seaat ini adalah tentang statusnya saat dia meninggal, apakah dia sudah menjadi seorang Muslim atau tetap pada agamanya yang lama. Tidak ada bukti yang cukup jels yang langsung dapat menjelaskan kontoversi ini, sedangkan bukti-bukti yang ada umumnya sudah terdistorsi oleh pandangan pribadi para penulisnya.
Penghargaan Dr. Maurice Bucaille – pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Pada tahun 1974 ia mengunjungi Mesir atas undangan dari Presiden Anwar Sadat dan mendapat kesempatan meneliti Mumi Firaun yang ada di museum Kairo.
Hasil penelitiannya kemudian ia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, judul aslinya adalah “Les momies des Pharaons et la médecine”. Berkat buku ini, ia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boès (penghargaan dalam sejarah) dari Académie française dan Prix general (Penghargaan umum) dari Academie nationale de medicine, Perancis.
Bibel, Qur’an dan Sains Modern – Buku lainnya Bibel, Qur’an dan Sains Modern judul asli dalam bahasa Perancis La Bible, le Coran et la Science (1976) menjadi best-seller internasional di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.
Bucaille menjadi ternama dengan karyanya ini. Karyanya ini mencoba menerangkan bahwa Al Qur’an sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, namun bahwa Alkitab atau Bibel tidaklah demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan. Buku tersebut sudah sering dibantah penulis lain, misalnya William Campbell dan M.B. Dainton.
Bucaillism – adalah istilah yang digunakan untuk gerakan yang menghubungkan ilmu pengetahuan modern dengan agama, dan terutama dari Islam. Sejak penerbitan Alkitab, Quran dan Sains, Bucaillists telah mempromosikan ide bahwa Quran berasal dari Tuhan, dengan alasan bahwa itu berisi fakta-fakta ilmiah yang benar.
Menurut The Wall Street Journal, Bucailleism adalah “dalam beberapa hal Muslim berpasangan untuk kisah penciptaan dalam Kristen” meskipun “sementara kisah penciptaan telah bertolak belakang dengan penjelasan ilmu pengetahuan modern, Bucailleism merangkul itu”. Ini menggambarkan Bucailleism sebagai yang “meremehkan oleh sebagian sarjana pada umumnya” tetapi mengatakan pihaknya telah memupuk kebanggaan dalam warisan Muslim dan memainkan peran penting dalam menarik mualaf.
Islam dan Sains – Bucaille dalam bukunya mengkritik Alkitab atau Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan. Sedangkan dalam Al Qur’an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains. Di antara tulisannya ialah:
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi bergerak. Jadi ayat Al Qur’an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Bucaille juga menjelaskan bahwa ayat Al Qur’an di bawah yang menyatakan bahwa Allah menyelamatkan badan Fir’an hingga bisa dilihat manusia saat ini sesuai dengan kenyataan:
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
Ternyata para ahli menemukan garam di dalam badan Fir’aun yang menunjukkan bahwa Fir’aun memang pernah tenggelam. Jenazah Fir’aun/Mumi bisa dilihat manusia hingga saat ini.
Ilmu Menurut M. Izuddin Taufiq
Ilmu Menurut M. Izuddin Taufiq adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya
M. Izuddin Taufiq lebih mengkaji ilmu berdasarkan pendekatan al-Qurān dan Hadits
M. Izzuddin Taufiq (2006: 28-53) mengemukakan tiga kelompok sikap umat Islam dalam memberikan respon terhadap ide untuk rekonstruksi Islami bagi studi kejiwaan.
Pertama, sikap menentang dari kalangan Islam secara umum dengan alasan bahwa Islam sangat kaya dan tidak memerlukan rekonstruksi. Di samping itu kebudayaan mereka tidak memperbolehkan mereka untuk membahas studi kejiwaan secara spesifik.
Kedua, sikap menentang dari kalangan psikologi sendiri karena mereka meragukan perwujudan rekonstruksi tersebut. Berkenaan dengan hal itu, Ismail Faruqi yang gencar mengupayakan Islamisasi ilmu pengetahuan mengemukakan keluhannya bahwa dalam lembaga di mana ia melakukan penelitian terdapat seratus ribu anggota yang menyandang gelar magister dan doktoral, namun sedikit sekali yang dapat diperhitungkan keberadaannya, yang memiliki pemikiran kritis dalam memberikan label Islami.
Banyak dari mereka hanya mengekor kepada hasil kajian barat dan tidak peduli dengan rekonstruksi ini, bahkan menjadi orang yang paling ragu dan memandang mustahil perwujudannya dan lebih jauh melakukan provokasi terhadapnya.
Ketiga, menerima pemikiran rekonstruksi dan terlibat aktif untuk mewujudkannya. Sikap ini muncul dari kesadaran bahwa psikologi barat telah maju dengan pesat dan pengaruhnya telah dirasakan dalam penelitian ilmiah.
Dalam hal ini dia mencontohkan peradaban yang telah maju misalnya bangsa Amerika dengan kesadaran terhadap budaya mereka cukup berpengaruh pada dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, termasuk psikologi.
Kesadaran ini memunculkan label ”Amerika” di segala bidang. Semua seolah mengikuti model atau pola, ala Amerika baik dalam melakukan penelitian, cara pikir, bertingkah laku, dan gaya hidup.
Semuanya itu membentuk karakteristiknya sendiri dan berupaya membangun pusat penelitian jiwa manusia yang tujuannya bukan semata-mata untuk kajian ilmiah, tetapi buat mengadakan perubahan. Berkenaan dengan ini dapat dikemukakan pola yang ada misalnya pada bangsa Israel (Zionisme), Gereja Koptik (Kristen), dan Uni Sovyet (Komunis).
Pola Israel dengan cara mengukuhkan rasa berbudaya dan beragama pada bangsa Yahudi dengan memfungsikan ilmu sosial melalui penelitian akademis, perkuliahan, dan badan informasi yang ada baik di dalam negara Israel sendiri maupun di luar.
Di sisi lain, mereka menghapus kebudayaan Arab dan Islam pada bangsa Palestina dengan menggunakan ilmu sosial dan merealisasikannya. Mereka memiliki berbagai pusat kajian dan penelitian untuk tujuan tersebut.
Gereja Koptik, pola yang dilaluinya lebih mengarah kepada psikologi terapan dengan menjadikan penelitian psikologi sebagai sarana dakwah agama Nasrani dan menanamkan pentingnya agama dalam kesehatan jiwa.
Para pastor dan pendeta mengadakan konseling agama dalam melayani umat yang dilaksanakan di rumah sakit jiwa, sekolah, karang taruna, dan berbagai institusi lainnya. Di samping itu, mereka juga mengadakan muktamar kesehatan jiwa bagi para agamawan.
Pola yang digunakan oleh Uni Soviet setelah kemenangan komunis adalah dengan mengukuhkan Marxisme baik dari segi teori maupun terapannya.
Dari sisi teori ditekankan beberapa konsep yakni konsep mutlak, konsep stimulus respon, konsep pengalaman masa lalu, dan konsep kontradiksi atau konflik.
Konsep mutlak yaitu fenomena kejiwaan yang terjadi adalah mutlak memiliki sebab akibat. Stimulus respon maksudnya bahwa semua fenomena kejiwaan adalah stimulus respon yang dikondisikan.
Pengalaman masa lalu yaitu bahwa fenomena kejiwaan hanya dapat dipahami dari runtutan sejarah perkembangan individu dalam masyarakat. Konsep kontradiksi/konflik yakni pertumbuhan individu ditentukan oleh pertentangan antara motivasi dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Dari sisi terapan, pandangan komunis beranggapan bahwa penyimpangan kejiwaan muncul lantaran strukturisasi yang terdapat dalam masyarakat yang mengarah kepada kezaliman, pengangguran, dan hilangnya HAM. Terapi yang ditekankan dalam pola ini adalah terapi kerja.
Dengan timbulnya kesadaran ini, maka umat Islam perlu merekonstruksi studi psikologi dengan memulai dari sumber ajaran Islam yakni al-Qurān dan Hadits.
Dalam studi ini digunakan istilah ”Psikologi Islam”, bukan ”Psikologi Islami” dengan memakai ”ya” nisbah yang mengindikasikan pensifatan dimaksudkan untuk memotivasi bahwa kajian psikologi perlu bertolak dari sumber ajaran Islam, bukan kajian yang dipandang sejalan dengan atau bernuansa Islam. Dengan istilah tersebut, para ahli yang melakukan studi terhadap psikologi dengan sendirinya tersugesti untuk memulainya dari al-Qurān dan Hadits.
Ya, itulah sejumlah pengertian filsafat menurut beberapa pakar dan ahli. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu mumet memikirkan definisinya? Ya memang begitulah filsafat, tidak gampang untuk dipahami oleh kebanyakan orang. Tapi memang ini proses belajar yang perlu kamu lalui saat kuliah. Lakukan dengan tekun biar tidak menyesal nanti selepas kuliah.
Definisi Ilmu Menurut Drs H. Hasbullah Bakry
Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, pria cendikiawan kelahiran Jakarta, 21 Mei 1954, yang biasa dipanggil Jack Bhull. Beliau adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI dan Pendiri/Ketua Umum PAMJAKI (Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia). Beliau memfokuskan keahlian pada Bidang asuransi kesehatan dan jaminan sosial.
Jack Bhull, menamatkan pendidikan dokter dari FKUI pada tahun 1980. Satu tahun kemudian, beliau melanjutkan studi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat hingga meraih gelar Master of Public Health dan Doctor of Public Health. Disertasinya berjudul Health Insurance and the Demand for Medical Care in Indonesia.
Saat belajar di universitas terkemuka di dunia tersebut, beliau juga mengambil pendidikan profesi dari Health Insurance Association of America dan bekerja pada Rand Corporation di Santa Monica, California, sebuah lembaga penelitian terkenal di dunia.
Selain itu, dia juga mengikuti banyak kursus singkat dalam bidang social insurance dan social security di beberapa Negara seperti di Jerman, Filipina, dan Muangtai, yang beliau anggap sebagai sistem yang paling cocok untuk Indonesia yang memungkinkannya terwujud keadilan sosial, equity egaliter.
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI, ini telah meninjau dan memelajari sistem asuransi kesehatan nasional di Amerika, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Taiwan, Filipina, dan Muangtai.
Dia memperjuangkan keadilan ini dengan prinsip setiap orang harus mendapatkan pelayanan medis, ketika sakit, sesuai dengan kebutuhan medisnya terlepas dari status sosial-ekonomi, ras, atau aliran politik.
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI, ini telah meninjau dan memelajari sistem asuransi kesehatan nasional di Amerika, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Taiwan, Filipina, dan Muangtai.
Dia memperjuangkan keadilan ini dengan prinsip setiap orang harus mendapatkan pelayanan medis, ketika sakit, sesuai dengan kebutuhan medisnya terlepas dari status sosial-ekonomi, ras, atau aliran politik.
Setelah menuntut ilmu kebijakan kesehatan, kekhususan ekonomi kesehatan, dia menyadari bahwa ilmu asuransi kesehatan sangat tidak difahami di Indonesia.
Dia pun merasa terpanggil dan memulai menyebarkan ilmu asuransi kesehatan dengan menawarkan kuliah asuransi kesehatan dan kursus asuransi kesehatan dalam rangka pendidikan profesi menggunakan modul-modul pendidikan profesi dari American Health Insurance Plans.
Dengan gelarnya dibidang kesehatan, beliau memiliki pendapat mengenai ilmu filsafat. Menurut beliau, Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Definisi Ilmu Dari Prof. Dr. Fuad Hasan
Prof. Dr. Fuad Hassan adalah tokoh pendidikan Indonesia yang lahir di Semarang, pada tanggal 26 Juni 1929 dan meninggal di Jakarta, 7 Desember 2007. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (1985 – 1993). Setelah berhenti sebagai Mendikbud, ia diangkat menjadi anggota DPA. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai duta besar RI untuk Mesir dan anggota MPR.
Fuad Hassan adalah guru besar di bidang psikologi (psikologi pendidikan) pada Universitas Indonesia. Selain sebagai guru besar di bidang psikologi, Fuad Hasan pernah menjadi dekan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pada masa mudanya ia aktif dalam kegiatan kepanduan. Bidang seni juga ditekuninya. Ia dikenal mampu bermain biola dan berkuda dengan baik dan juga terampil melukis.
Orang mengenalnya sebagai seorang perokok berat. Walaupun berhenti merokok pada tahun 2002, Fuad Hassan wafat pada usia 78 tahun akibat menderita komplikasi penyakit gula, jantung dan paru-paru yang diderita sejak Oktober 2006.
Beliau juga memiliki pandangan mengenai ilmu filsafat. Anggapan beliau, Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.